Diary Seorang Anak

62 22 3
                                    

Diary Seorang Anak

Seorang anak yang lahir dikeluarga yang harmonis dan bahagia, membuatnya terus terluka dengan segala pemendaman yang ia rasakan. Selalu melawan, namun berakhir dengan kekecewaan. Ingin pergi jauh, takut tak bisa kembali. Ingin pulang pada yang Maha Kuasa, tapi belum saatnya.

Seorang anak yang hanya menjadi parasit bagi kedua orang tuanya, semua urusannya ia gantungkan pada orang itu, seperti punya raga tapi, tak punya jiwa tak tahu harus bagaimana.

Seorang anak yang sudah bosan dengan pembicaraan dan pembelaannya terhadap kedua saudaranya. Merasa muak dengan apa yang dilakukan orang tuanya terhadap saudaranya yang akan merubah nasib menjadi lebih baik.

Seorang anak dengan banyaknya permasalahan yang ia pendam sendiri, membuatnya selalu tak bisa mengatur emosi. Merasa bahwa ia dilahirkan hanya membuat semuanya susah dan mungkin jika dia tida ada, setidaknya beban keluarganya berkurang, dan semuanya akan lebih bahagia tanpa seorang anak yang hanya menjadi parasit bagi sang keluarga.

Ia hanya berharap, akan datang hari dimana ia bisa mengubah segalanya.

-diarynr

Seorang anak dengan segala kelemahannya. Ayahnya yang sampai saat ini entah kemana, seluruh teman-teman yang mengaggapnya hantu, cobaan, penderitaan, bahkan seperti semut yang meresahkannya walau iapun sebenarnya ingin pergi tapi, tak bisa.

Anak yang menjadi parasit bagi sang ibu. Tak bisa berbuat banyak, hanya bisa bergantung pada wanita mulia itu.

Seseorangpun hadir bagai pensil warna dalam kertas putih. Menemaninya yang saat itu hampir putus asa dan bunuh diri.

Itu kamu..

Kamu yang buat aku tenang saat semua orang bertingkah tak peduli padaku. Makasih sudah mau memberi cahaya dalam gelapnya dunia.

-diaryash

Dari diary diatas kita bisa tahu bahwa setiap keluarga tidak ada yang seutuhnya sempurna. Sekalipun mereka terlihat sangat bahagia, tapi selalu ada saja celah untuk mereka merasa tidak baik-baik saja. Biarpun begitu, masing-masing punya caranya sendiri untuk bisa menutupi masalahnya. itu adalah sebuah pertahanan diri agar tidak banyak orang berasumsi buruk tentang dirinya atau keluarganya sendiri.

Seringkali, anak juga merasa menjadi beban, padahal tak pernah terbesit atau terbayang dipikiran kedua orang tuanya yang menjadikan anaknya sebagai beban, karena memang mereka yang mengiginkanya. Itu hanya negatif thingking dan sebaiknya segera dihilangkan.

Belajarlah untuk selalu berpikiran positif terhadap apapun dan tumbuhlah hingga bisa mengukir senyum bahagia di wajah kedua orang tua mu.

Lain cerita, dengan anggota keluarga lain atau bahkan keluarga kita sendiri yang secara terang-terangan mengaggap anaknya beban. Itu adalah sesuatu yang tidak seharusnya diucapkan dan tidak baik diucapkan. Seorang anak tidak pernah meminta untuk dilahirkan kedunia, jika bukan karena kedua orang tuanya yang menginginkan, jikapun sebuah kesalahan, bukan berarti anak yang harus disalahkan.

Anak adalah tanggung jawab kedua orang tuanya dari sejak dalam kandungan hingga ia tumbuh dewasa dan mandiri, selanjutnya itu tugasnya untuk memberi feedback atau timbal balik kepada keluarganya.

Tidak ada anak yang 'buruk' sikap dan kepribadiannya, karena, semua itu tergantung bagaimana orang tua membimbing dan mendidiknya.

Tak bisa dipungkiri juga, kebanyakan anak memendam permasalahnya sendiri, enggan mengatakan apa yang mereka rasakan dan inginkan. Dengan sikap manjanya mereka selalu ingin dipahami dan dimengerti, secara tidak langsung menyuruh orang tua agar peka, meski memang tak semua anak bersikap begitu.

Dilansir dari sebuah sumber, bahwa hal itu termasuk ke dalam Mental Illness. Itu sering terjadi karena banyak orang khususnya kaum remaja, yang memendam permasalahannya sendiri dan bingung mencari solusi atau bantuan. Dan salah satu alasannya dikarenakan seorang penderita kemungkinan tidak mendapatkan kasih sayang yang baik dari kedua orang tuanya.

Penelitian dari Harvard Medical School, telah menemukan fakta bahwa ternyata separuh dari kasus gangguan mental ini memang dimulai dari usia yang sangat muda yaitu sekitar 14 hingga 15 tahun. Tiga seperempat terjadi pada usia 24 tahun.

Ada banyak sekali faktor penyebabnya, dan yang perlu diperhatikan yakni stres atau depresi karena mengalami tekanan mental atau traumatik akan kehilangan sesuatu, seperti dibahas sebelumnya yakni kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya.

Itu kenapa kasih sayang orang tua benar-benar sangat dibutuhkan untuk seorang anak, meski tak seberapa. Perhatian yang orang tua berikan adalah kebahagian tersendiri bagi seorang anak, karena bila mana pemendaman itu telah menumpuk tanpa bisa berbuat apa-apa, anak bisa saja melakukan hal diluar kendali.

Maka itu, perlunya pendekatan keluarga yang mengajarkan nilai-nilai kekeluargaan serta agama. Sesibuk apapun, upayakan, usahakan ada waktu untuk mengajak anak-anak berbicara dan bercerita tentang apa yang mereka rasakan dan alami, SETIAP HARI. 5 menit saja.

Anak seringkali enggan dan malu jika harus bercerita lebih dulu, alangkah baiknya jika orang tua mengawalinya dengan obrolan ringan sambil bersandau gurau, jangan terlalu serius.



#narasihati
Jangan lupa vote:)

Narasi Hati (Revisi)Where stories live. Discover now