Ηot daddy-O1

32K 2.3K 66
                                    

---

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

---

Jaehyun menatap berlembar-lembar dokumen ini dengan tatapan datar. Dia memijat keningnya yang terasa pening.

Waktu sudah menandakan pukul sekian, dimana anaknya sudah berhamburan keluar kelas untuk menunggu jemputan dari dirinya sendiri.

Cukup ribet memang, tapi dia sudah terbiasa dengan jadwal ini.

"Doy, kosongin jadwal gue sampai jam makan siang. Gua mau jemput Yuno dulu," pintanya pada Doyoung, sang sekretaris sekaligus teman dekatnya.

Doyoung tentu saja mengangguk, dia sudah hapal jadwal tuan Jung yang satu ini.

"Lo bawa kesini?" tanya Doyoung pada Jaehyun.

"Gak, palingan gue titipin ke mama." Doyoung mengangguk sebagai balasan. Dia kembali fokus pada pekerjaan nya.

Jaehyun pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan. Menyambar kunci mobil yang dia letakan asal di atas meja.

Jarak sekolah Yuno dengan kantor Jaehyun tidaklah jauh. Cukup dekat, mungkin perlu waktu beberapa menit untuk sampai disana.

Setelah sampai, dia tidak melihat keberadaan anaknya sama sekali. Padahal biasanya bocah itu akan menunggu dirinya di pos satpam dekat gerbang pintu masuk.

"Pak, lihat anak saya?" tanya Jaehyun pada satpam yang berjaga.

"Den Yuno? Daritadi saya gak liat batang hidungnya. Saya kira udah dijemput," balas satpam itu dengan sopan, dia bisa dikategorikan satpam yang sangat dekat dengan Yuno.

"Aduh, bapak gak liat sama sekali?" Satpam itu menggeleng sebagai jawaban. Dia benar-benar tidak mengetahui anak dari seseorang yang bertanya saat ini.

"Yaudah deh pak, saya cari ke dalam dulu. Terima kasih." Jaehyun melangkah dengan cepat memasuki area sekolah anaknya. Ini adalah salah satu kebiasaan Yuno yang sangat tidak ia sukai, yakni bocah itu akan pergi jika dia sudah terlalu lama menunggu dan juga berdiri.

Dia mengusap kasar wajahnya, mencoba menggumamkan kata sabar saat amarahnya hampir membeludak.

Disisi lain, Yuno tengah menikmati es krim vanila yang baru saja dia beli. Dari raut wajahnya, dia sangat menikmati acara makan es krim itu.

Disaat papanya sibuk mencari, sang anak malah asik ditaman bermain.

"Bunda, es krimnya manis." ungkapnya dengan mata yang berbinar.

"Sayang, Tante kan udah bilang kalo Tante itu bukan bunda kamu." ujar perempuan itu dengan nada yang selembut mungkin.

Meskipun sudah dijelaskan berkali-kali, Yuno tetaplah Yuno. Akan keras kepala jika menyangkut kebahagiaan nya.

"Tapikan Yuno maunya Tante yang jadi bundanya Yuno." paksa Yuno dengan tatapan memelasnya.

Rose tersenyum tipis kemudian menghela napas pelan. Jangankan punya anak, dia nikah aja belom :(

"Yuno gak dijemput emang? kok malah main di taman sendiri, sih?" perempuan itu celingukan tak jelas, mencoba mencari sesosok keluarga dari bocah ini.

"Tante cari apa? papa Yuno belum jemput kok." Balas anak itu dengan santainya. Seolah tidak takut diculik ditaman bermain seluas ini.

"Tante, coba senyum lagi." Dia heran, bukannya balik ke sekolah, bocah ini malah menyuruh dirinya senyum. Tapi dengan bodohnya, dia malah menuruti ucapan bocah itu.

"Senyum Tante manis, semanis es krim yang Yuno makan." Tahan, jangan jadi tante pedo.

Yuno cekikikan tidak jelas ketika menyadari pipi perempuan yang ada di hadapannya ini tengah memerah menahan malu akibat gombalannya. Dia mengigit sendok es krim kuat-kuat kala matanya tidak sengaja menangkap sesosok laki-laki tampan yang sangat dia kenali.

Dengan cepat, Yuno beranjak dari duduknya dan bersembunyi di belakang tubuh perempuan tersebut.

"Bunda, diem ya. Papa Yuno lagi nyariin Yuno disini," bisik Yuno pelan agar perempuan yang tubuhnya dia jadikan tempat persembunyian ini peka terhadap situasi yang menimpanya.

Yuno semakin gemetar, dia memejamkan matanya dan berdoa agar tidak ketahuan oleh papanya dengan mudah. Apalagi dia mendengar langkah kaki dari sepatu papanya yang tengah berjalan ke arah tempatnya sembunyi.

"Permisi, tau anak kecil pake seragam sama bawa tas Ironman?" tanya Jaehyun dengan sopan setelah mengatur napasnya yang ngos-ngosan.

Perempuan itu tidak langsung menjawab, dia malah melirik ke belakang tubuhnya dan melihat anak kecil yang dimaksud laki-laki ini.

Dia hendak menjawab, tapi gagal karena pantatnya yang terasa panas akibat cubitan dari bocah ini.

"Nona, apakah anda mengetahui nya?" tanya Jaehyun sekali lagi yang langsung dibalas gelengan kepala oleh dia. Aneh, kepala perempuan itu menggeleng dengan jari telunjuk yang menunjuk ke belakang badannya.

Jaehyun paham seketika. Dia dengan cepat mengintip seseorang yang tengah bersembunyi darinya.

"Jung Yuno! papa cariin daritadi tapi malah disini!" sentak Jaehyun membuat Yuno melompat kaget.

"PAPA! YUNO CUMAN PUNYA SATU NYAWA! KALAU NYAWA YUNO ILANG GARA-GARA DIKAGETIN SAMA PAPA GIMANA?!"

"Bodo, anak nakal pantas mendapatkan hukuman. Ayo pulang, papa masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Jaehyun menggeret pelan tangan Yuno menjauh dari perempuan tadi.

Yuno jelas saja memberontak, dia bahkan membuang es krimnya yang tadi jatuh karena terperanjat kaget.

"Papa, bunda gimana?"

"Bunda siapa?"

"Bunda Rose." Jaehyun sontak menoleh ke arah belakang. Dimana terdapat perempuan yang anaknya maksud berdiri disana. Perempuan itu mengerjapkan matanya lucu, seperti menikmati drama yang tercipta antara ayah dan anak ini.

---

---

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
Hot Daddy [Jαerose]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum