Ηot daddy-O2

22.9K 2.2K 85
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---


Rose tengah sibuk memilih beberapa cemilan untuk dirinya sendiri. Sekarang dia ada di sebuah pusat perbelanjaan yang biasa dia datangi saat ingin berbelanja bulanan.

Rose menatap trolinya, sudah cukup banyak ternyata.

Dia memilih mendorong kembali trolinya ke arah rak pembalut yang biasa dia beli. Tangannya terulur mengambil beberapa pembalut yang biasa dia pakai.

"Bunda ngapain?" celetuk anak kecil yang mampu membuat Rose terperanjat kaget. Rose menatap tajam anak kecil itu, kemudian mengarahkan tangannya pada dada dan mengelusnya pelan.

"Kamu ngapain lagi disini?" tanya Rose dengan kepala celingukan. "Papa kamu kemana emang?" lanjutnya setelah menyadari jika anak ini berdiri di sebelahnya sendiri.

Ya, dia Jung Yuno. Anak kecil yang memaksa untuk memanggil dirinya dengan sebutan bunda. Cukup menggelikan, apalagi Rose tidak biasa dengan panggilan itu.

"Bunda kangen papa, ya?" sialan, emang kalau tanya perihal papanya bertanda kangen, ya?

Tentu saja dia menggeleng dengan cepat, "engga, heran aja. Kenapa kamu sendirian terus, sih?"

"Bunda gak ngaca, ya? bunda kan juga sendirian terus." yayaya, dia sepertinya kalah telak sekarang.

Rose tak lagi menghiraukan anak kecil ini. Dia kembali menyibukkan diri mengamati pembalut yang tadi dia pilih.

"Bunda, kok ini ada gambar sayapnya? emang kalau di lempar ke atas bisa terbang, ya?" tunjuk Yuno pada satu pack pembalut bersayap.

Mata anak itu jernih sekali. Padahal, sayap yang dia maksud kan nggak terlalu besar gambarnya, dan hebatnya dia kelihatan gitu aja dengan jarak yang lumayan jauh.

Mendengar pertanyaan yang Yuno lontarkan baru saja, Rose sempat melongo beberapa saat. Dia seperti terjebak dengan pertanyaan itu.

"Gak gitu," balasnya seraya mengembalikan pembalut yang tadi dia pegang.

Yuno mengerngyitkan alisnya bingung ketika mendapati jawaban yang membantunya sama sekali.

"Bunda mau kemana?" tanya Yuno saat matanya menangkap sesosok Rose yang berniat akan beranjak pergi dari tempat ini.

Yuno menatap Rose dengan tatapan polosnya. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali agar sang bunda terperangkap dengan tampang polosnya.

"Ayo bunda bantuin cari papa." ujar Rose tanpa sadar, dan itu sangat membuat Yuno memekik senang. Senang bukan karena dibantu mencari papanya, tapi karena perempuan ini tak sengaja memanggil dirinya sendiri dengan sebutan bunda.

Sial, sedetik kemudian Rose tersadar dan langsung menepuk mulutnya berkali-kali.

"Aduh gak maksud gitu," sesalnya dengan cepat.

"Gak papa kok, bunda." Yuno jadi cekikikan sendiri.

"Yuno," suara berat dari laki-laki menyapa Indera pendengaran Rose dan Yuno. Mereka berdua sontak saja mengalihkan pandangannya pada sosok pemilik suara itu. Rupanya dia Jung Jaehyun, ayah dari anak kecil ini.

"Bisa gak sekali aja diem di samping papa?" suaranya terdengar sangat dingin, menandakan jika laki-laki itu tengah marah kepada anaknya.

Yuno menunduk takut, apalagi melihat tatapan papanya yang kini menatap matanya dengan tajam.

"Bunda, Yuno takut." adunya pada Rose yang berdiri tepat di sebelahnya kanannya.

Aduh, Rose gak tau harus ngapain sekarang. Dia udah kayak orang goblok yang cuman plonga-plongo disana. Apalagi gak ada niatan bantu Yuno sama sekali. Karena, dia pun juga takut sama tatapan laki-laki ini.

"Yuno, masih inget ucapan papa tadi siang, kan?" Yuno mengangguk pelan, bibirnya melengkung kebawah bersiap akan mengeluarkan isak tangisnya.

Dia mengingat jelas perkataan papanya tadi siang.

"Yuno cuman punya papa, opa, sama oma. Gak ada bunda, dia bukan bunda kamu!" teringat dengan sangat jelas malah.

"Ayo pulang!" perintahnya pada Yuno yang langsung dibalas isakan tangis dari bocah itu.

Yuno menangis dengan pelan sembari menggelengkan kepalanya. Dia menolak, tidak ingin pulang bersama papanya sekarang. Dia seperti ini tentu saja memiliki alasan, yaitu terlalu bosan berdiam diri di rumah tanpa ada teman mengobrolnya.

Dia anak kecil, dia juga butuh kasih sayang orang tua yang lengkap. Tau, kasih sayang yang opa, oma, dan papanya berikan memanglah sudah cukup, tapi itu terasa beda di relung hati Yuno.

Dia juga ingin merasakan gimana senangnya punya bunda, seperti teman-teman nya yang lain.

"Yuno mau ikut bunda aja." tolaknya kemudian memeluk kaki Rose dengan sangat erat.

Rose dibuat kaget, tapi dia juga tidak tega melihat anak ini.

"Yun--"

"Tak apa, biar saya tenangkan anaknya terlebih dahulu."

Rose membawa tubuh Yuno sedikit menjauh dari keberadaan papanya. Perempuan itu jongkok, menyamakan tingginya dengan tinggi badan Yuno. Tangannya terulur untuk menghapus sisa air mata yang masih menempel pada pipi anak itu.

"Yuno, pulang ya? jangan jadi anak bandel." bujuknya yang langsung dibalas gelengan oleh anak kecil itu.

"Yuno, kasian papanya. Papanya Yuno udah capek-capek kerja, dia pasti juga capek sama sikap Yuno yang bandel gini." Yuno terdiam, dia kembali menunduk. Mencoba menyadari kesalahan yang baru saja dia perbuat.

"Yuno kesini cuman berdua aja kan sama papa? coba bayangin, waktu Yuno pergi dari sisi papa tadi, gimana paniknya papa waktu cari Yuno saat tau Yuno gak ada?"

"Pulang ya, kasian papanya sendirian."

"Bunda kan sendirian, papa juga sendirian. Kenapa bunda sama papa gak pacaran aja? Kata om Yuta, orang pacaran itu berawal dari dua orang yang sama-sama sendiri. Bunda sama papa sama-sama sendiri, kan?" kata Yuno dengan tampang polosnya. Kali ini memang beneran polos, tidak dibuat-buat seperti tadi.

---

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hot Daddy [Jαerose]Where stories live. Discover now