Hot daddy-23

13.7K 1.2K 117
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---


Disinilah Jaehyun, duduk manis dihadapan kedua orang tua Rose yang kini menatap dirinya dari atas hingga bawah tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kedua pasangan paruh baya itu tak ada hentinya mengamati setiap pergerakan yang Jaehyun ciptakan sekarang, membuat Jaehyun harus menjaga polah nya agar mendapatkan restu dengan mudah.

Rose sendiri pun juga tak enak sebenarnya, apalagi tatapan yang dilayangkan kedua orang tuanya ke Jaehyun dan Yuno yang ada di sebelah lelaki itu.

"Gak ada topik, kah? kok pada diem aja?" celetuk Yuno, membuat banyak mata langsung tertuju ke arahnya.

"Eh, Yuno salah ya?" lanjutnya sembari terkekeh kecil. Anak itu semakin merekatkan dirinya ke sang papa, merasa tak enak dengan ucapannya barusan.

"Nenek sama kakek bisu ya, pa? kok daritadi gak ngomong-ngomong." Bisik Yuno ke Jaehyun, sebisa mungkin suaranya ia kecilkan.

"Gak boleh gitu, ah! Mungkin nenek sama kakek lagi kaget aja tau-tau anaknya pulang sama duda." Jelas Jaehyun yang tidak bisa Yuno pahami.

Bocah kecil itu memajukan bibirnya, merasa bosan dengan situasi yang kini tengah melanda atau tengah terjadi di ruangan keluarga ini.

"Pekerjaan kamu apa?" tanpa banyak basa-basi, ayah dari Rose mulai mengeluarkan beberapa pertanyaan yang kini sudah berkeliaran di otaknya.

"Saya nerusin perusahaan papa saya, pak, kebetulan saya juga anak tunggal."

"Bagus, rajin berarti kamu ya."

"Iya, rajin rebahan." sela Yuno, anak itu bisa aja membuat citra yang tadinya dibangun sebagus mungkin oleh sang papa, rusak begitu saja hanya karena kepolosannya.

"Oh berarti papa kamu sering rebahan ya dibanding kerja?" ayah Rose kembali melontarkan pertanyaan nya, tapi kini tertuju pada Yuno. Hanya sekedar gurauan saja, agar suasana tak lagi canggung seperti awal-awal tadi.

"Bener, papa juga jarang jemput Yuno sekolah, jemput pun kadang suka telat." curhat anak kecil itu, Jaehyun hanya bisa tersenyum kali ini.

Ucapan yang tadi Yuno katakan tidaklah benar. 6 hari dalam seminggu, Jaehyun tidak pernah absen dari kantornya, dia juga tidak absen untuk menjemput anak kecil ini.

"Tujuan kamu kesini apa ya kalo boleh tau?" Kini ganti ibunya Rose yang bertanya.

"Saya ada niatan baik, bu. Kesininya saya dan anak saya ingin meminta izin kepada anda dan suami untuk menjadikan anak kalian sebagai istri dan ibu dari anak saya. Saya tau saya duda, saya juga tidak bisa menjamin kebahagiaan. Tapi saya bisa mengusahakan itu." Ucap Jaehyun panjang lebar, disertai senyuman diakhir kalimatnya. Tatapannya beralih pada Rose yang kini menunduk, meremas ujung bajunya dengan gugup dan tak berani menatap manik mata Jaehyun.

Kedua orangtuanya Rose kembali terdiam. Mungkin masih memikirkan jawaban apa yang akan mereka beri pada lelaki duda ini.

Melepaskan anak satu-satunya untuk menikah itu memang sulit, apalagi yang jadi pasangan anaknya itu seorang duda yang pernah menjalani rumah tangga dengan perempuan lain selain anaknya. Namun tak bisa dipungkiri, duda bukanlah sebuah hambatan untuk kebahagiaan anaknya.

"Nak Jaehyun. Bener kan nak Jaehyun namanya?" tanya ibu Rose, dibalas anggukan kepala oleh Jaehyun.

"Nak Jaehyun, nak Jaehyun emang duda. Tapi itu gak bakal bikin kita berdua gak ngerestuin hubungan kalian. Selagi nak Jaehyun ada usaha untuk bikin Rose bahagia, saya sama suami gak masalah. Saya dan keluarga juga sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Keputusan mau atau enggaknya, saya dan suami limpahkan ke Rose. Toh kedepannya juga kalian berdua kan yang ngejalanin."

"Gimana Rose, tuh jawabanmu udah ditungguin sama calon suami." goda sang ayah.

Pasang mata mereka pun kini tertuju pada Rose yang masih setia menundukkan kepalanya.

"Diangkat atuh kepalanya, masa calon suami seganteng ini gak dilihat, sih?" Pipi rose semakin memerah, remasan diujung bajunya juga semakin kuat.

Jujur, dia malu. Ini pertama kalinya ia mengajak seorang lelaki untuk bertemu kedua orang tuanya, membicarakan hal penting ini dengan mereka.

"Bunda mukanya merah, kata om yuta kalo mukanya merah berarti malu. Bunda malu, ya?" ucap Yuno.

"Iya sayang, bundamu lagi malu itu." ibu Rose menanggapi ucapan Yuno, dan hal itu semakin membuat Rose malu.

"Bunda ayo jawab lamaran papa, kasian papa udah nungguin kayak orang linglung. Bunda harus mau, ya! biar kita bertiga bisa tidur sekasur!"

"Rose, bersedia jadi istri dan ibu dari anak-anak saya, kan?" tanya Jaehyun.

"Iya, saya bersedia mas." Jawab Rose seraya mengangkat kepalanya, menatap manik mata Jaehyun yang kini beradu dengan manik matanya.

"Ayo pasang cincin dulu, jangan liat-liatan terus!" tegur Yuno. Anak itu membuka kotak cincin lalu menyodorkan ke sang papa.

"Loh, kamu udah beli cincin?" kaget Rose, dia semakin terharu dengan ini.

"Udah, maaf gak ngomong sama kamu dulu, ya."

Cincin dengan ukiran mawar itu sudah terpasang rapi dijari manis Rose, begitu juga dengan cincin yang tidak ada ukirannya yang juga terpasang rapi dijari manis Jaehyun.

"Ciuman, ciuman, ciuman!" seru Yuno dengan semangat, membuat pasang mata gantian tertuju ke arahnya.

"Ya Allah, pasti diajarin om yuta lagi, ya?" ujar rose pasrah.

yang menjadi tersangka pun hanya terkekeh malu.

---

halooo, aku balik lagi, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


halooo, aku balik lagi, hehe.

komen dulu yang banyak, biar idenya ngalir terus. terimakasih udah nungguin aku update ya, see you 🫶🏻.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hot Daddy [Jαerose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang