14

678 46 4
                                    

   "Ma, Yoongi nongki-nongki bentar ya mam," Yoongi berpamit pada Chaerin sebelum pergi ke luar, kebiasaan yang bagus.

   "Baiklah. Pulanglah sebelum jam tujuh," pesan Chaerin. Yoongi mengangguk, mencium pipi ibunya, lalu melangkahkan kakinya ke mobil. Lantas melajukan kendaraannya ke cafe yang ia tuju.

.
.
.

   Sampai di cafe, ia di sambut dengan pemandangan Jungkook yang tengah melambaikan tangannya, memberi isyarat untuk menuju ke meja tersebut.

   "Halo mas ganteng, gimana perasaanya sekarang, hum?" Tanya Namjoon dengan wajah datar sambil memakai nada yang sengaja diimut-imutkan.

   Dua orang di depan lelaki jangkung itu memasang ekspreksi jijiknya, "Udah mendingan gua. Pesanin gua boba."

"Tumben pesan boba." -jjk

   Yoongi tak menjawab, ia ingin mengenang Jimin sejenak sembari mencari kesenangan bersama teman karibnya. Jungkook pun tak melontarkan pertanyaan lagi, ia manut pada mayat hidup di sampingnya.

  "Apa dulu, nih? ML ato PUBG?" Tanya lelaki pucat. Yang bergigi kelinci menggeleng, "Kita nyobain game ga ada pintu yok?" ucapnya setelah menggelengkan kepala.

   "Auto sakit mata," komentar Namjoon, "Yaudah sih, yuk."

   Yoongi acuh, ia mendownload game tersebut. Yang penting saat bertempur ia membawa Booyah.

.
.
.

   "Argh! Sakit uncle!" Seru hybrid kucing. Jimin memegang lengannya setelah terkena serangan api dari paman Seulgi.

   "Kemampuan menghindarmu itu sudah bagus sekali," ucap lelaki dengan telinga kucing, "Tapi jika menyerang dengan tangan kosong sangat tidak bagus. Kau hanya bisa menggunakan powermu.

   "Itu benar sekali, uncle! Chim tidak bisa tinju-tinju seperti Hyuga Neji," ujar Jimin lemas. Nafas hybrid pirang itu tersengal, ia melangkah ke sudut ruangan, meminum air putih. Dari bibir, melewati tenggorokannya. Menghilangkan dahaga.

   "Yasudah, kau bisa kembali ke bumi," kata Seulgi santai. Si Manis terbelalak, "Serius!? Yeay! Chim senang, chim bisa ketemu Yoon-yoon oppa!"

   Wanita cantik berkulit seputih kapas tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Ia berteleportasi, membuat si Hybrid Pirang ini terkaget, "Aduh, aunty ngagetin!"

   "Chim udah bisa tinggal di bumi ya?" Tanya wanita itu, Jimin mengangguk semangat. Irene terdiam sejenak, merasa tak rela jika Hybrid manis ini kembali ke bumi. Sang Suami menarik lengan Irene untuk duduk di sampingnya, "Kita awasi dari jauh. Kau tak pantas mengekangnya sayang," Irene akhirnya mengangguk pasrah.

   "Kalau Chim mau kembali, Chim harus membenahi diri dulu, agar rapi. Jika Chim mau membawakan lelaki pujaan hatinya Chim buah tangan, aunty dan uncle akan membantumu," ujar Irene sembari menatap Hazel si Pirang.

   "Aunty dan uncle bisa bantu? Chim mau membawakan Yun-Yun oppa kalung permata biru yang bisa melindungi pemakainya itu loh," ucap Jimin dengan binar-binar senang di maniknya yang sipit.

   "Kalung permata biru itu kan, harus di tempah dulu, Chim," ujar Paman Seulgi pada perempuan kucing di depannya, "Hehehe, itu kan hal kecil kalau bagi uncle."

   "Lalu permata birunya hanya tinggal diambil di pohon sakti," kata Jimin riang. Irene menghela nafas, "Pohon sakti itu ada di depan kastil kita. Biar aku saja yang memilihnya."

   "Uuu, Chim sayang sama aunty dan uncle!" seru Jimin riang, "Chim akan berbenah, lalu berangkat ke bumi. Aunty dan uncle membuat kalungnya. Hehehe. Papaiii~"
.
.
.

   "Seharian gaming, mata gua sakit dibikin tu anak. Mana mainnya epep lagi, gua jadi konsumsi insto,"  Yoongi membatin dalam hatinya sembari mengemudi santai dalam Porsche yang sedang memasuki garasi mansion.

   Saat hendak membuka pintu mobil, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Jimin terpampang di kursi sebelahnya dengan senyuman manis.

   "Dia Chimin, atau hantu!?"  Yoongi membatin lagi. Ia mengayunkan tangannya ke pundak si Pirang, terasa nyata. Halus, kenyal, dan lembut, "Chimin asli."

   Yoongi segera berlari keluar dari mobil, menuju ke pintu sebelah, membukakan pintu untuk si Pirang yang telah berpulang. Ia menggendong Hybrid manis itu dengan gaya bridal. Memberi kecupan kupu-kupu di sekujur wajah Jimin.

   Lelaki pucat itu Membawa Jimin hingga ke kamarnya, lalu mendudukkan si Pirang di kasur empuknya.

    Mereka sibuk bertatapan, memandangi teduh. Sampai rentangan tangan Jimin memecah keheningan akibat rindu. Lelaki pucat tersebut memeluk hybridnya erat, "Oppa rindu sekali. Chim kemana? Baik-baik saja 'kan? Apa kabar?" Tanya Yoongi bertubi-tubi seraya membisik.

    "Chim baik, kalau oppa?" Jimin pun ikut-ikutan berbisik karena Yoongi. Tawa Yoongi pun muncul, "Menggemaskan sekali Chim ini. Oppa baik saja 'kok."

    Pelukan terlepas, Jimin merogoh saku, dan mendapatkan kalung permata biru. Ia memasangkan kalung tersebut ke leher pucat Yoongi.

    "Sudah Chim duga, oppa jadi tambah keren kalau memakai ini," ujar Jimin riang, "jangan pernah lepaskan kalung ini ya, oppa," tambahnya.

   "Emangnya kenapa, hm?" ucap Yoongi seraya memeluk lembut si Hybrid. Gadis kucing itu mendusel di dada Yoongi, "Rahasia. Pokoknya oppa harus menjaganya, hehe."

   Yoongi semakin mengeratkan pelukan. Ia mengangguk pelan.

TBC

hehe:3

MichiruPark
17-02/20

Little Love For MeWhere stories live. Discover now