15

691 44 2
                                    

    Putri malam dengan sinar remangnya telah menggantikan posisi mentari. Suhu panas di siang hari hilang sudah, tergantikan oleh sejuknya angin malam.

    Seisi mansion Min tengah bersiap untuk makan malam. Mommy Chae terlihat santai membaca majalah fashion minggu ini sambil menyilang kaki. Sedangkan Jiyong Daddy sedang mandi.

   Yun-yun oppa kita tengah kerepotan untuk membujuk si Pirang mandi. Ia mati-matian menangkap Jimin yang menghindar lari.

   "Tangkap Chim dulu! Baru Chim mau mandi, wlee!" Seru Jimin dengan memeletkan lidahnya. Yoongi menarik napas panjang, ia diam, mengumpulkan tenaga. Jimin pun terdiam karena oppanya tak bergidik sedikitpun dari posisinya.

   BUM!! Bedebum kecil terdengar, Yoongi tanpa disangka-sangka melancarkan serangan pelukan pada hybrid nakalnya ini.

   "KYAAA!1!1" Teriakan imut Jimin memenuhi gendang telinga Yoongi. Jemari panjang Yoongi segera memencet kedua pipi kenyalnya Jimin yang segera menghentikan teriakan kerasnya itu, "Ayo mandi."

   Jimin dengan bibir manyunnya itu dengan berat hati pergi ke kamar mandi. 'Dasar oppa ngeselin!'

.
.
.

   Suasana di meja makan begitu ricuh dengan cek-cok mulut Jiyong dan Chaerin, "I am sooo hungry, baby! Please, let me eat," rengek Jiyong. Chaerin menggeleng, "Wait for our son! Atau semua uangmu ku belanjakan," telak Chaerin membuat suaminya bungkam. Jiyong diam menatap makanan dengan raut memelas. Kasihan sekali orang tua—yang tampan—itu.

   Sesaat mereka terpaku pada gadis dibalik tubuh anaknya. Wanita cool itu bangkit dari duduknya, menghampiri si Gadis. Dengan mata lebar dan tangan yang menutupi mulutnya, ia berkata, "Ini Park Jimin?"

   Empunya mengangguk dalam punggung Yoongi. Ia tak berani menatap wajah Chaerin yang amat penasaran. Yoongi berdehem, membuat Jimin keluar dari persembunyiannya.

   "Omoo~ Manis sekali. Berapa umurmu?" Tanya Chaerin. Manik si Pirang melirik ke atas, sedang mengingat-ingat usianya, "Umm, Chimin delapan belas tahun."

   "Beda dua tahun sama Yoongi," kata lelaki berkulit tan di seberang sana. Chaerin mengajak mereka untuk duduk, memulai makan malamnya.

   Jimin terus bersuara di makan malam ini, mengantarkan kehangatan di hati keluarga Min.

   Jiyong tampak tak berminat untuk nimbrung di obrolan Jimin dan Chaerin. Ia hanya mendengarkan, sesekali tertawa kecil sebab Jimin ataupun Chaerin membuat lucu.

   Chaerin tiba-tiba bertanya, "Chimin tidur di kamar mana?" Jimin menjawab jujur, "Chim tidur sama Yun-yun oppa, mommy."

   Mata ibunda Yoongi memicing, seolah ingin menerjang Yoongi. Akhirnya Jiyong ikut andil dalam makan malam tersebut.

"Besok Jimin akan pindah di ruangan sebelah kamar Yoongi. Daddy tak terima bantahan."

   Perintah Jiyong mutlak, dan semuanya tak bisa mengelak. Bahu Yoongi tergantung lesu, ia menghela nafas panjang. Sedangkan Jimin mencebikkan bibir seraya menunduk. Jiyong benar-benar membuat good mood mereka rusak sepertinya.

.
.
.

   "Chim, kamu bisa tidur sendiri?" Tanya Yoongi. Empunya menggembungkan pipi, "Bisa sekali, oppa."

   Yoongi menarik selimut tebalnya, menutupi badan mereka. Ranum tipis lelaki pucat membisik dekat telinga si Kucing, "Peluk oppa."

   Jimin berbalik menghadap Yoongi, lantas memeluknya erat, "Heeuungg, oppa! Chimin takut jika tidak ada oppa," adu Jimin. Yoongi membelai rambut pirang Jimin, "Oppa tak rela Chim pindah ke kamar sebelah. Chim jangan takut karena rumah oppa ini aman."

   "Oppa tau? Bagi Chim, oppa itu jimat keberuntungannya Chimin. Jika berjauhan dengan oppa, rasanya Chim kena sial teruuusss," ujar Jimin tanpa menatap manik kelam Yoongi. Kekehan si Lelaki muncul, tangannya yang mengelus surai sang Hybrid, berpindah mencubiti pipi sintal gadis kucing.

   "Orang tuaku tidak ingin aku menerkammu, Chim," ucap Yoongi. Jimin hanya memandangi dada bidang didepannya dengan pikiran yang error. Ia tak mengerti apa yang Yoongi katakan barusan. Yun-yun oppanya bukan binatang buas, ia tak punya gigi taring, jadi kenapa bisa menerkam? Jadinya Jimin hening, tak memberikan komentar apapun.

   "Percaya pada oppa, Chim akan baik-baik saja saat pindah besok," balasannya hanya anggukan kecil.

   "Jaljayo, Yun-yun oppa."

   "Daisuki, boku no neko. Oyasumi."

TBC

Heee, semakin tidak jelas saja fanfic Michi ini:'( Hope you enjoy:'(

11-03/20
MichiruPark

Little Love For MeWhere stories live. Discover now