5

48.1K 1.8K 11
                                    

Tepat di hari ini Kiara sudah akan menjadi istri Ali, sungguh dirinya masih tidak menyangka sama sekali.

"Adek"

"Iya bang?"

"Adek kenapa ngelamun gitu dah? Biasanya juga bar-bar"

Kiara mendengus menatap Arkan, "Adek sedih banget tau nggak sih bang, adek nanti udah nggak tinggal sama umi, abi, sama abang juga" satu air mata sudah lolos di mata Kiara dan Kiara segera memeluk Arkan dengan erat.

"Rara adek tersayang nya abang, meskipun adek udah nggak tinggal sama kita lagi kan adek bisa berkunjung sama Ali ya kan? Udah udah jangan nangis lagi itu riasan kamu nanti luntur loh dek"

Tok tok tok

"Assalamualaikum" ucap seseorang di dalam sana.

"Waalaikumsalam buka aja pintunya" jawab Arkan.

Dan nampak lah Hana disana.

"Waduh lagi sedih-sedihan ya ini?" tanya Hana sambil terkekeh dan membuat Kiara juga terkekeh.

"Yaudah karena udah ada Hana disini, abang mau ke bawah dulu ya. Akad nya udah mau dimulai"

Kiara dan Hana kompak mengangguk.

"Aduhh ini Rara bukan sih? Kok tambah cantik banget ya kamu?" goda Hana yang melihat Kiara dengan intens setelah Arkan sudah keluar dari kamar hotelnya.

Ya memang akad dan resepsinya dilaksanakan di hotel milik keluarga Abrisam.

Mereka berguarau selama beberapa menit karena Kiara merasa gugup, makanya Hana menghibur sahabatnya itu. Tidak lama kemudian mereka berhenti bergurau dan fokus melihat tayangan di televisi yang sedang menunjukkan bahwa ijab kabul akan segera dimulai diluar sana.

"Ali Althaf Abrisam bin Raul Abrisam saya nikah kan dan saya kawin kan engkau dengan putri saya Kiara Nafisah Putri Wijaya binti Arifin Wijaya dengan maskawin emas 100 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" ucap abi Kiara.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kiara Nafisah Putri Wijaya binti Arifin Wijaya dengan maskawin tersebut dibayar tunai" ucap Ali dengan sekali tarikan nafas.

"Sah?" tanya penghulu yang berada di samping abi Kiara kepada para saksi.

"Sah" jawab para saksi dengan serentak.

Semua orang yang ada disana pun bernapas lega dan mengucapkan hamdalah, sedangkan Kiara dan Hana yang berada di dalam juga sudah meneteskan air matanya sambil berpelukan.

"Adek ayo udah disuruh keluar tuh" ujar Arkan yang tiba-tiba saja datang.

Akhirnya Kiara keluar dengan didampingi Hana disampingnya. Saat Kiara berjalan menuju Ali, semua orang memandang Kiara takjub dan memuji kecantikan Kiara. Bahkan Ali pun merasa kagum melihat sosok wanita yang sekarang sudah sah menjadi istrinya ini, Ali sangat mengakui bahwa Kiara memang sangat cantik ditambah lagi dia sholehah. Siapapun pasti merasa beruntung jika menikahinya.

"Ali" panggil ayah Ali yang menepuk pundaknya pelan dan membuat Ali langsung tersadar.

Tangan kiri Ali terulur untuk diletakkan di kepala Kiara yang menunduk dan tangan kanannya menengadah untuk berdoa.

Selesai berdoa Kiara pun mencium tangan Ali dan ada sedikit getaran di hati Ali, kemudian Ali mengecup kening Kiara yang membuat Kiara meneteskan air mata.

Dan acaranya dilanjut resepsi sampai malam hari.

-

Selepas resepsi pernikahan, Ali dan Kiara langsung pulang ke rumah milik Ali sendiri, sebenarnya orang tua mereka menyuruh untuk menginap di hotel saja untuk satu malam, tapi Ali tidak mau dan Kiara hanya mengikuti apa kata Ali.

"Masyaallah besar banget dah rumahnya" gumam Kiara saat turun dari mobil Ali.

Ali yang baru turun dari mobil pun langsung mengambil 2 koper milik Kiara di bagasi.

"Sini pak biar aku aja yang bawa" ucap Kiara yang merasa tidak enak karena melihat Ali sedang menggeret 2 koper miliknya.

Ali hanya melihat sekilas Kiara dan kemudian melanjutkan jalannya masuk ke dalam rumah.

"Ish dibantuin malah nggak mau, dasar orang nyebelin"

Kiara berlari kecil menyusul Ali untuk masuk ke dalam rumah dan lagi-lagi Kiara takjub melihat isi rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Ali dan kemudian disusul Kiara yang juga ikut mengucapkan salam.

Tidak lama kemudian keluarlah wanita paruh baya dengan senyum ramahnya.

"Waalaikumsalam eh den Ali udah pulang?" tanya wanita tersebut.

Ali mengangguk, "Kiara kenalkan ini bi Sumi, pembantu di rumah ini"

Kiara berjalan mendekati wanita paruh baya itu dan kemudian mencium punggung tangannya, "Saya Kiara bi, panggil Rara aja hehe"

"Oh iya non Rara masyaallah cantiknya"

"Bibi bisa kembali istirahat, saya sama Kiara mau ke atas dulu" ucap Ali.

"Iya siap den, kalo gitu bibi permisi ya"

Setelah bi Sumi sudah pergi, Ali kembali berjalan menuju kamarnya dan tentu saja Kiara membuntutinya.

Dan mereka pun sampai di kamar mereka yang ada dilantai dua, kamar yang lebih besar daripada kamar milik Kiara yang ada di rumahnya.

"Loh pak kok nggak ada lemari nya? Lah terus ini baju-bajuku ditaro dimana?" tanya Kiara dengan polosnya karena memang benar, tidak ada lemari disini.

"Sini"

Kiara pun membuntuti Ali yang berjalan kearah sebuah ruangan yang ada di dalam kamar mereka dan tentu Kiara takjub melihatnya. Ada begitu banyak lemari disini, lemari khusus pakaian, dasi, dan juga jam tangan.

"Sisa 3 lemari" ucap Ali datar yang kemudian langsung pergi ke kamar mandi.

Dan Kiara menata baju-baju yang dia bawa ke dalam lemari. Cukup lama Kiara melakukan kegiatan itu sembari bersholawat.

Kiara mendengar pintu terbuka tapi dia tidak mengidahkan hal tersebut jadi dia masih terus menata baju-bajunya.

"Astaghfirullahaladzim pak Aliiii" pekik Kiara sambil menutupi mata menggunakan tangannya saat melihat Ali yang tiba-tiba muncul di depannya dengan hanya memakai handuk yang hanya menutupi pinggang sampai lututnya saja, Kiara tadi melihat sekilas perut Ali yang berbentuk.

"Kenapa?" tanya Ali yang melihat Kiara heran.

"Itu kenapa nggak ganti baju di dalem kamar mandi aja sih?"

"Saya lupa nggak bawa baju"

Ali mengambil baju tidurnya di lemari, setelah Ali mendapatkannya pun langsung kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Kiara melihat Ali sudah keluar dari kamar mandi, Kiara bergegas masuk dengan membawa handuk dan bajunya. Selesai mandi Kiara keluar dari kamar mandi dan sudah mendapati suaminya itu yang sedang tidur pulas.

Kiara pun melepas jilbabnya dan kemudian ikut berbaring di samping Ali, dia melihat wajah polos Ali yang terlihat sangat tenang. Kesan dingin yang biasanya terlihat diwajahnya menjadi hilang.

"Ganteng-ganteng tapi jutek, ngeselin nya minta ampun" gumam Kiara.

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang