28

43.5K 1.8K 69
                                    

Kiara tadi telah selesai mandi, ganti baju, dan kemudian sholat ashar. Dan sekarang dia mengenakan kerudungnya sambil bercermin, tentunya sambil menyanyi lagu sholawat.

Sekarang sudah jam setengah 3 sore tetapi Ali masih belum pulang dari kantor juga, padahal keluarga Kiara akan menjemput Kiara dan Ali sebentar lagi dan mereka akan berangkat ke bandara bersama-sama.

Baru saja Kiara hendak menuruni tangga, dia mendapat pesan dari uminya bahwa mereka sedang perjalanan ke rumah Ali dan Kiara. Detik berikutnya Kiara melihat Ali yang berlari kecil ingin menaiki tangga.

"Kapan pulangnya kok nggak kedengeran" gumam Kiara.

"Barusan Ra" jawab Ali yang masih bisa mendengar ucapan Kiara.

"Dah cepetan sana mandi, umi lagi perjalanan kesini katanya"

Ali sudah berjalan semakin mendekati Kiara yang masih berhenti diatas, kemudian Ali berhenti tepat di depan Kiara.

"Tunggu apalagi? Gih cepet sana" ucap Kiara dengan sinis. Walaupun sebenarnya dia gugup karena posisi mereka sangat dekat sekarang ini.

"Jutek banget sih" Ali mencium pipi kanan Kiara dan kemudian berjalan santai masuk ke dalam kamar sambil tersenyum. Dan Kiara? Tentu saja dia masih berdiri mematung di tempatnya.

Kiara berpikir bagaimana bisa dia kesal kepada suaminya itu sedangkan sikap suaminya perlahan berubah dan terus saja membuat jantung Kiara berdegup kencang.

"Allahuakbar aku laper" gumam Kiara yang kemudian berlari  menuju ke dapur untuk mengambil roti dan selai coklat.

Kiara duduk sambil makan rotinya dan sambil melamun juga. Dia selalu berpikir jika Ali memang masih mencintai dosennya itu lantas untuk apa Ali begitu perhatian kepadanya, untuk apa sikap Ali berubah yang semula begitu sangat dingin sekarang sudah berubah menjadi perhatian pada Kiara.

Ditambah lagi dari kemarin saat Kiara selesai mencium punggung tangan Ali, pasti Ali langsung mencium kening Kiara. Apalagi saat tidur, Ali selalu saja tidur sambil memeluknya. Tentu saja hal itu membuat Kiara bingung, percuma saja jika Ali bersikap seperti itu tetapi hatinya masih belum bisa melupakan dosennya itu.

Cukup lama Kiara melamun bahkan sampai selesai memakan 4 roti. Tapi kemudian dia sedikit terkejut karena bel rumahnya berbunyi, jadi Kiara berlari kecil untuk membukakan pintunya.

Kiara membuka pintunya dengan tersenyum senang, karena dia sudah tau siapa yang datang.

"Assalamualaikum anak umi"

"Waalaikumsalam umi" Kiara mencium punggung tangan umi, abi, dan juga Arkan.

Kemudian Kiara mempersilahkan keluarganya masuk ke dalam.

"Mau Rara buatin minum apanih? Abi mau teh nggak bi?" tanya Kiara yang antusias.

"Nggak usah deh Ra, bentar lagi kita langsung berangkat aja"

"Oh gitu, ih tapi nggak enak bi. Abang sama umi mau minum apa?"

"Umi nggak usah deh Ra"

"Abang air putih dingin aja dek"

"Oke siap tunggu sebentar"

Kiara berlari kecil menuju dapur dan disusul oleh uminya.

"Beneran umi nggak mau minum?" tanya Kiara yang melihat umi nya.

"Umi nggak haus Ra"

Kiara mengangguk mengerti, setelah selesai menyiapkan minumnya dia dan umi nya kembali ke ruang tamu. Tepat saat itu juga Ali baru turun ke bawah, dia langsung mencium punggung tangan abi dan umi Kiara.

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora