22

39.3K 2.7K 33
                                    

Mencet bintang dibawah itu nggak susah loh ya:)

-

Sudah 2 hari yang lalu Kiara pulang dari rumah sakit dan sekarang dia sangat bersemangat sekali ingin masuk kuliah, lusa kemarin dia tidak masuk kuliah dan kemarin dia sangat ingin pergi kuliah tapi Ali masih tidak memperbolehkannnya.

Hari ini Kiara masuk kuliah jam 8 pagi dan akan diantarkan oleh Ali, ya walaupun Ali harus telat berangkat ke kantornya. Sungguh Kiara sudah menolak tapi Ali sangat memaksa untuk mengantar dengan alasan dia masih khawatir.

"Kiara" panggil Ali yang menoleh sekilas ke arah Kiara yang melihat jalanan kota yang sedang ramai.

"Hm?" tanya Kiara tanpa mengalihkan pandangannya.

"Nanti kalo mau pulang telpon aku"

"Aku naik taksi aja deh mas, takut nanti ganggu mas kerja" jawab Kiara yang sekarang sudah menoleh ke Ali.

"Nggak Ra, pokoknya nanti aku jemput"

Kiara hanya mengangguk dan kemudian dia menepuk dahinya saat dia baru mengingat sesuatu, "Oh iya Ya Allah aku lupa"

"Kenapa?"

"Nanti abis kuliah ada rapat buat ultah kampus, aku jadi panitia sekaligus pengisi acara"

"Yaudah yang penting jangan terlalu capek juga, kamu baru sembuh"

"Siap pak bos"

Dan akhirnya mereka sampai di kampus Kiara, entah kenapa Ali malah turun dari mobil dan kemudian membuka pintu mobilnya. Tentu saja hal itu membuat Kiara speechless.

Ali tersenyum begitu manis, "Jangan lupa nanti kalo pulang telpon aku"

Kiara mengangguk dan kemudian mencium punggung tangan Ali.

"Belajar yang bener" Ali mengusap kepala Kiara.

"Iyaa aku masuk dulu ya assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

-

Rapat panitia untuk acara kampus Kiara selesai tepat di jam 1 siang dan sekarang Kiara dan juga Hana baru saja sholat dhuhur di masjid.

"Ini mas Ali kok nggak diangkat-angkat ya telponnya" gerutu Kiara yang sudah berulang-ulang kali menelpon Ali tapi tidak diangkat.

"Widih udah manggil mas aja tuh"

Kiara hanya tersenyum malu menanggapinya, "Han aku laper banget nih"

"Sama lah udah waktunya makan siang ini nih, eh tapi kita makan siang di restoran aja jangan di kantin. Aku lagi pengen makan pasta"

"Let's goooo"

Akhirnya mereka pergi ke restoran dengan mengendarai taksi, saat sampai disana Kiara dan Hana langsung memesan makanan dan minumannya.

"Yuhuu jumpa lagi dengan si ganteng Leo"

Kiara dan Hana sama-sama mendengus kesal begitu Leo datang dan duduk di bersama mereka sekarang, memang benar tadi Leo menelpon Kiara dan menanyakan Kiara dan Hana sedang ada dimana, dijawab oleh Kiara bahwa mereka ingin pergi makan siang. Dengan senang hati Leo ingin ikut makan siang bersama mereka.

"Kamu kok pede banget sih Yo jadi orang" ucap Kiara yang merasa kesal dengan tampang percaya diri Leo.

"Duh calon istriku ini makin cantik aja sih Ya Allah" bukannya membalas ucapan Kiara, Leo malah memuji Kiara.

"Calon istri palamu woy, udah lupa ya kamu kalo Rara udah nikah?" Hana menampol kepala Leo.

"Aku sama sekali nggak lupa kok, kamu mau jadi istriku nggak Ra?" tanya Leo sambil mengusap-usap kepala Kiara yang tertutup jilbab.

Kiara merasa heran dengan sikap Leo, sungguh tidak biasanya Leo berani menyentuh Kiara karena mereka bukan mahramnya.

"Udah gila nih orang" gerutu Kiara.

"Coba deh Ra kamu liat ke arah sana, ada yang panas kayaknya tuh" ucap Leo dengan santai sambil menunjuk kearah meja yang tidak jauh dari meja mereka sekarang ini.

Kiara dan Hana sama-sama menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Leo. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui di meja sana ada Ali yang menatapnya dengan tatapan tajam, tapi yang membuat Kiara lebih terkejut lagi adalah Ali tidak sendiri, melainkan bersama Naila yang merupakan dosen baru di fakultasnya.

"Itu bu Naila kan?" tanya Hana, karena dia mengira bisa saja dia salah lihat.

"Iya itu bu Naila" jawab Kiara.

"Oh ternyata itu yang namanya bu Naila? Cantik juga ey"

Detik berikutnya Ali berjalan menghampiri Kiara dan kedua temannya, sedangkan Naila sudah berjalan keluar dari restoran.

"Ayo pulang" ucap Ali dingin pada Kiara.

"Tapi mas pesenanku belom dateng"

"Ayo pulang Kiara" Ali menarik tangan Kiara dengan kuat, Kiara mau tidak mau harus menuruti apa kata Ali untuk keluar dari restoran.

"Mas lepasin tanganku sakit" ucap Kiara yang merasa pergelangan tangannya sakit karena Ali menariknya dengan sangat kuat.

Ali kemudian berhenti dan melepaskannya, tapi detik berikutnya dia berjalan kembali menuju mobilnya yang terparkir. Tentu saja Kiara harus sedikit berlari untuk menyusul Ali.

Sungguh Kiara ingin menangis, dia bingung karena perubahan sikap Ali yang tiba-tiba. Bahkan saat di mobil pun mereka hanya diam saja.

"Aku tadi udah nelpon mas tapi nggak diangkat-angkat" ucap Kiara lirih dan tidak berani menoleh ke Ali, dia hanya melihat kearah luar saja.

Tetapi sampai beberapa detik kemudian tidak ada jawaban apa-apa dari Ali.

"Mas tadi abis makan siang sama bu Naila ya? Bu Naila siapanya mas Ali?"

Kali ini Kiara memberanikan diri untuk menoleh ke Ali.

"Mas kok nggak jawab sih? Bu Naila siapa nya mas Ali?"

"Aku lagi nyetir Kiara, bisa diem nggak?" bentak Ali yang hanya menoleh sekilas pada Kiara dan kemudian kembali fokus menyetir.

Kiara kembali melihat kearah luar, "Oh aku nggak boleh tau ya? Oke"

Biasanya saat mereka di mobil, Ali sama sekali tidak keberatan saat Kiara bicara tentang apapun atau bertanya kepada Ali tentang apapun. Tapi kenapa bisa sekarang Ali berubah seperti ini.

Air mata Kiara keluar dengan sendirinya, dengan cepat Kiara menghapusnya dengan tujuan agar Ali tidak mengetahuinya. Tapi itu semua salah besar, tentu saja Ali mengetahuinya dengan jelas.

.

Yuhuuu gimana nih? Lanjut nggak?
Kalo ada typo mohon dimaklumi:)

Jangan lupa vote dan komentarnyaa😊

My Cold Husband [ SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now