😿

439 53 15
                                    

"Hei, kenapa kau lemas begitu? Bersemangatlah!" Ujar Seungyoun pada Hangyul yang tengah membereskan barang barang di dalam lemarinya, mengemasinya ke dalam tas bagasi.

"Bagaimana mungkin aku bisa bersemangat? Hyung, kita bukan mau pergi liburan. Kita akan meninggalkan tempat ini," ujar Hangyul lemah, semakin tidak bergairah.

Seungyoun tersenyum kecil. Ia hanya mencoba menghibur, tapi usahanya gagal.

"Kau tahu? Kau adalah salah satu peserta Produce X yang paling menyenangkan. Ketika tahu aku akan menjadi roommatemu, aku merasa seperti manusia paling bahagia. Kita telah susah payah mendekorasi ruangan ini menjadi seperti kafe yang estetik, karena kita tahu tidak akan ada rolling roommate sampai lima tahun ke depan. Tapi ternyata semuanya sia sia."

Seungyoun bukan tidak ingin menanggapi, hanya saja ia meyakini bahwa masih banyak yang ingin adiknya ini sampaikan.

"Kita latihan bersama, rekaman bersama, syuting bersama, merayakan hari lahir bersama, dan di luar kegiatan keartisan kita makan bersama, pergi bersama, dan tidur bersama. Sekarang kita akan berpisah. Semuanya... akan terasa berbeda..."

Yang membuat Seungyoun terkejut, adalah saat ia mendengar suara Hangyul bergetar di kalimat terakhirnya.

Apakah ia menangis?

Seungyoun tidak pernah melihat Hangyul menangis, selain di saat pengumuman rank ketiga. Itupun karena ia terbawa suasana melihat Jinhyuk yang menangis sesegukan sambil memeluk Jinwoo dengan erat.

Tapi saat ini? Hangyul tidak sedang menyaksikan siapapun mengeluarkan air mata. Hanya ada mereka berdua di sini. Dan Seungyoun tidak menangis. Bukannya ia tidak sedih, hanya saja ia lebih kuat untuk tidak melakukannya.

Hangyul hanya terbawa suasana hatinya sendiri.

Sungguh, Hangyul sudah lama sekali tidak menangis. Yang langsung terisak dengan pembubaran grup ini adalah Minhee, Wooseok, Yohan, Hyeongjun, Junho, dan Dongpyo. Wooseok dan Yohan bahkan sampai tersedu sedu dan sulit untuk menenangkan keduanya. Sama sulitnya ketika mereka habis menangisi perpisahan, yang satu dengan Jinhyuk, yang satu dengan Yuvin. Junho yang terus memeluk Wooseok karena tidak bisa menerima perpisahan ini. Hanya Seungyoun, Hangyul, Dohyon, Seungwoo, dan Eunsang, yang tidak langsung menangis.

Dan sekarang akhirnya Hangyul tidak bisa menjaga pertahanannya lebih lama. Mungkin Dohyon di dalam kamarnya juga sedang melakukan hal yang sama. Anak itu akan merindukan saat saat dimana ia berbagi makanan dengan roommatenya, Eunsang. Percayalah, baginya Eunsang tidak semenyebalkan itu. Baginya lelaki dengan rank X itu adalah bayi yang menggemaskan. Dohyon sangat senang bisa sekamar dengannya.

"Aku akan merindukan saat saat dimana kau selalu menjadi objek yang pertama kali penglihatanku tangkap setiap kali aku membuka mata ketika terbangun dari tidurku. Saat saat dimana kau selalu membawakan makanan untukku. Saat saat dimana kau mengatakan lelucon lama padaku. Saat saat dimana kau selalu ada di sini... untukku..."

Seungyoun yang entah karena melihat Hangyul menangis atau memang ia merasakan sendiri kesedihan itu dari lubuk hatinya, tidak bisa menahan diri dari tangisan.

Menghampiri Hangyul, ia mendekapnya erat.

"Kenapa... kenapa nasib kita harus seperti ini hyung? Kenapa aku sangat menyedihkan? Aku gagal debut bersama UNB, dan kupikir aku memiliki segalanya ketika aku mendapatkan rank 7 di Produce X. Aku kira masa depanku akan lebih cerah di sini? Nyatanya, aku gagal lagi..."

Seungyoun membelai kepala Hangyul tak henti. Suasananya emosional sekali. "Kau tidak gagal. Kau berhasil debut bersama kami. Mereka yang telah menghancurkan semuanya. Eunsang rela meninggalkan kesempatan untuk debut di agensinya. Yohan bahkan rela melepas beasiswa taekwondonya demi mengejar impian menjadi idol. Jika kita harus berhenti di kelompok ini karena ulah orang orang dewasa tak berperikemanusiaan itu, itu bukanlah salah kita."

A Blessing in Disguise 🗑 Seungyul [⏯]Där berättelser lever. Upptäck nu