🔞📀💸🔗🛒

519 45 16
                                    

Chapter ini adalah hasil copas dari ff sebelah, cuma edit ganti nama tokohnya ke seungyul. Dan mohon maap kalo ada nama yg lupa keedit. Bilang aja tar aku revisi

Lee Hangyul tidak menyangka jika hidupnya akan dipenuhi lokasi-lokasi yang terletak di bawah tanah sebagai tempat-tempat ia singgah semenjak ia mengenal Cho Seungyoun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lee Hangyul tidak menyangka jika hidupnya akan dipenuhi lokasi-lokasi yang terletak di bawah tanah sebagai tempat-tempat ia singgah semenjak ia mengenal Cho Seungyoun. Dan hari ini ia kembali menambah satu dalam daftar bangunan bawah tanah yang akan sering ia kunjungi di masa yang akan datang.

Ini bukanlah Akihabara, kota dimana adult amusement park bernama Love Merci berada. Pornografi bukanlah hal yang dianggap tabu di Jepang. Mendapatkan barang-barang terlarang yang bersangkutan dengan itu adalah hal yang sangat mudah tanpa perlu menunjukkan KTP atau kartu mahasiswa. Bahkan bangunan itu berdiri dengan gagah setinggi lima lantai.

Tapi Seungyoun dan Hangyul masih berada di Korea Selatan. Meskipun negara tempat mereka lahir, dibesarkan, dan hidup-dan mungkin akan mati di sana-itu bertetangga dengan Jepang keduanya tetaplah negara yang berbeda. Dengan sistem dan peraturan yang berbeda. Jika di negeri sakura para gadis tidak dilarang untuk mengayuh sepeda ketika hanya mengenakan rok di atas paha, di negeri ginseng gadis-gadis itu bahkan akan dilarang untuk memamerkan paha mulus mereka ketika mereka hanya sekadar duduk di kursi atau di lantai.

Jadi toko dewasa pun memiliki lokasi yang disembunyikan. Bahkan di beberapa kota, toko-toko semacam itu terletak di tempat tersembunyi yang telah membuat jutaan orang tersesat ketika mencarinya.

Dan Seungyoun sangat beruntung karena ia memiliki peta tempat yang menjadi tujuan ia saat ini. Dan sekarang ia sudah tidak membutuhkannya karena ia sering mendatangi tempat itu hingga ia telah hapal jalan-jalan, belokan, dan persimpangan yang akan ia lalui.

Ia membawa Hangyul memasuki sebuah pintu besar dengan warna-warni lampu terang yang membentuk tulisan Heaven in Hell. Hangyul merasa takjub melihat benda-benda tidak biasa yang ia lihat sejauh mata memandang di dalam ruangan luas itu. Benar-benar luas, seperti pusat perbelanjaan terbesar di tengah ibukota. Beberapa pelayan pria dan wanita tampak menata stok barang-barang pada rak-rak di beberapa tempat. Mereka memakai identitas yang sama. Kuro nekomimi (telinga kucing hitam dalam kasus ini dalam bentuk bandu) di kepalanya dan choker merah berbandul keperakan dengan ukiran H&H di permukaannya di lehernya. Dan beberapa pelanggan tampak berkeliling dan melihat-lihat. Beberapa datang sendirian. Beberapa berpasangan. Dan yang lainnya berkelompok dengan menggunakan baju seragam sekolah SMA favorit di kotanya. Dan Seungyoun yang membawa bayi di dadanya berhasil menjadi pusat perhatian. Hei, tidak ada yang pernah membawa anak-anak ke tempat seperti ini. Seungyoun adalah satu-satunya dan ia sama sekali tidak merasa malu dengan itu.

Seorang pria manis berjalan menghampiri Seungyoun dan Hangyul. Entah bagaimana pemilik toko itu terlihat paling cocok dengan telinga kucing dan chokernya dibandingkan para pelayannya. "Kukira kau sudah tidak membutuhkan barang-barang istimewa lagi sehingga kau telah meninggalkan tempat ini terlalu lama?" Itu adalah ucapan selamat datang darinya untuk Seungyoun. "Terutama pada akhirnya kau tidak bisa mengendalikan populasi karena menolak kondom rasa stroberi yang kutawarkan di sini," lanjutnya ketika melihat Seungyoun membawa bayi di dadanya.

A Blessing in Disguise 🗑 Seungyul [⏯]Where stories live. Discover now