4. pertamakali nya ldr

26.7K 675 6
                                    

Tuttt tutttttuuutt~~~

Tiba tiba telpon dimatikan secara sepihak.

Gak sopan batin ku

Skiiipppeeeuu~~~~

Hari ini axel akan pergi dan dia minta aku buat nganterin dia sampe bandara.

Aku ngeiyain aja bikaus kalo aku tolak dia bakalan ngambek dan bakal ketinggalan pesawat karena dia gak akan mau berangkat kalo bukan aku yang nganterin dia.

Di taxi menuju bandara dia hanya tiduran di pahaku dan dia minta rambutnya untuk dielus elus.

Setelah sampai di bandara, supir taxi nya membawa keluar koper axel dan aku memberikannya tips dan bayaran untuk taxi nya.

"ayo mas, jangan lesu gitu ah" kata ku sambil menariknya.

Mukanya dingin sih tapi tangannya megang tanganku tuh erat banget kek yang ga mau dilepas gitu.

Saat sudah sampai gate keberangkatan kita berdua disambut sama temen nya atau lebih tepatnya sekretaris dari axel yaitu brian.

Aku hanya tersenyum dan melepaskan genggaman dari axel. Tapi, axel tak mau melepaskannya.

"mas, lepas gih sana kamu ke brian aku mau pulang abis ini udah pegel banget kaki ku" kata sambil mengelus punggung tangannya.

Saat aku melihat ekspresinya axel dia ingin menangis, spontan aku langsung membawanya ke pelukan ku.

Saat aku melihat ekspresinya axel dia ingin menangis, spontan aku langsung membawanya ke pelukan ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"hey, jangan nangis gitu ah, ada brian kamu ga malu emang hmm?" ucapku menenangkannya.

"hikss... Tapi... Tapi aku ga mau jauh dari kamu..." ucapnya sambil terisak isak.

"ya mau gimana lagi hmmm, ini udah tugas kamu" kata ku sambil terus mengelus punggungnya agar tenang.

"aku gak bisa kelonan kamu lagiii.... Hiks... Hiks... Gimana aku bisa tidur nanti... Kalo gak ada kamuuu..." ucapnya dengan isakan yang lumayan keras dan pelukannya yang semakin mengerat ke tubuhku.

Saat seperti ini aku ga bisa ngapa ngapain, aku ingin melepaskan pelukannya tapi tidak tega. Sedangkan, kalau tidak dilepas dia akan ketinggalan pesawat.

Serba salah deh aku kek raisa.

Tapi tiba tiba perut ku bergerak yang membuat axel mengehntikan tabgisannya dan langsung berlutut dihadapanku sambil memegangi perut ku.

"kenapa pas papa pergi kamu baru bergerak se intens ini dideket papa siiii..." Kata nya malah semakin kejer tangisannya sambil menciumi perut ku yang yaaa sudah bisa dikatakan besar ya 8 bulan.

" Kata nya malah semakin kejer tangisannya sambil menciumi perut ku yang yaaa sudah bisa dikatakan besar ya 8 bulan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(anggap aja perutnya ga terbuka gitu ya, ini cuman buat nunjukin scenenya supaya gampang ngebayanginnya)

S

kiipeeeuu~~~

Setelah banyaknya drama yang ada di bandara tadi, axel pun berangkat dengan paksaan dari sekretarisnya itu.

Sepulang dari bandara pun aku langsung pergi ke rumah sakit untuk mengecek kandungan ku.

Rencananya sih tadi mau ngecheck dulu bareng sama axel. Tapi karena axel ternyata berangkatnya pagi jadi ga jadi. Alhasil aku yang diundur jadi rada siangan supaya aku bisa nganterin bayi besar ku dulu ke bandara.

Dalam perjalanan ke rumah sakit aku mengelus ngelus perut ku, yaaa si baby hari ini aktif banget mungkin karena bentar lagi bakalan keluar ya, makanya begitu.

Sesampainya di rumah sakit aku pun bergegas untuk menemui dokter kandungan ku. Mungkin karena terlalu terburu buru aku hingga tidak sadar kalo ternyata ada orang di depan ku dan ga sengaja ku tabrak dia dan aku pun jatuh karena tidak seimbang.

"awww..." ringis ku karena ya memang sakit ga terlalu sih dan untungnya kandungan ku juga tidak kenapa napa.

"eh, maaf, saya tidak sengaja" kata lelaki itu sambil menolong ku untuk berdiri.

"iya gapapa" kata ku sambil menerima uluran tangannya.

"eh kamu yuki ya?" tanya pria itu dan spontan aku menatapnya.

"hmmmm iya saya yuki, kamu siapa?" tanyaku terheran heran.

"aku itu...







Bersambung~~~~ lanjut nanti wkkwkw

My Spoiled HusbandWhere stories live. Discover now