Chapter 8: Starting Point of the Dream

17 1 4
                                    

Sudah sebulan Kaneki bergabung dengan Aogiri Tree, karena Valkyrie Queen sangat bangga akan semua keberhasilannya, Kaneki menjadi salah satu eksekutif yang menggantikan Yamori. Hari ini Sena ada rapat pertemuan dengan para squad dan petinggi. Disaat dia sampai disana, dia merasa paling kecil. Tetapi, ia menatap kesana kesini tetapi Arima tidak muncul. 

"Arima tidak datang?" Marude menghela nafas.

"Ah, biarkan saja dia. Kita bisa mulai ini. Sena bisa mengabarinya melewati Take Hirako atau apapunlah." balas Yoshitoki.

"Ah, baiklah." ucap Sena menghela nafas.

Sena merasa kesal dengan pria itu karena dia ngeskip pertemuan penting. Akhirnya selesai, minggu ini ada akan raid besar-besaran di anteiku dan akan membasmi One Eyed Owl. Sena dan Arima akan menjadi divisi backup kalau ada skenario buruk terjadi. Sena bertemu dengan Juuzou Suzuya, ia memanggil Sena dengan ucapan "Onee-chan". Ia adalah orang kedua selain Shinohara yang bisa berkomunikasi langsung dengan Juuzou.

"Onee-chan, apa kabar?" ucap Juuzou tersenyum.

"Baik. Bagaimana dengan Juuzou-kun?" ucap Sena tersenyum balik.

"Aku baik-baik saja, malah aku sudah tidak sabar dengan pertarungan berikutnya! Tapi, sayangnya aku tidak akan bisa melihatmu bertarung." ucap Juuzou agak kecewa.

"Ah iya, Scarletku jarang digunakan apa boleh buat." ucap Sena agak kecewa. Dia memiliki beberapa Quinque yang jarang dipakai. Semua Quinque yang ia miliki berasal dari Kakuhounya dengan bantuan Kanou tentunya secara rahasia.

"Aku ingin melihat quinque yang Onee-chan miliki!"

"Juuzou tidak baik bertanya seperti itu!" ucap Shinohara memarahinya seperti seorang ayah yang memarahi putra.

"Tidak apa-apa. Scarletku itu mirip dengan cambuk. Cambuk indah yang berduri juga beracun. Aku selalu menggunakan itu, tetapi kalau musuh yang kuat, aku akan menggunakan Phenex, sebuah pedang seperti katana yang bisa memanjang dan memendek serta fleksibel jadi bisa dibengkokkan. Seperti itu." 

"Ah, menarik sekali!" ucap Juuzou terkesima.

"Ah, maafkan Juuzou ya, Sena-sama." ucap Shinohara menundukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa. Aku sudah menganggapmu sebagai pamanku, Shinohara-san!" seru Sena.

Mereka pun berbincang sedikit setelah itu Sena pulang ke chateaunnya dan melihat Arima ada disana. Sayaka yang bukain pintu buat dia kah? Dia kan punya rumah sendiri kenapa harus ke rumah Sena? Gadis itu sudah lelah untuk berpikir dan mengambil darah yang sudah dituangkan dibotol untuk diminum. Sudah jelas itu darah apa, jadi tidak usah dijabarkan. 

"Kishou, kenapa kau tidak ikut rapat tadi?! Ah, Marude sampai sakit kepala!" ucap Sena memarahinya.

"Rapat hanya menghabiskan waktuku." ucapnya monoton.

"Rapat itu penting! Dan bagaimana kau bisa masuk rumahku? Masuk tanpa izin, aku akan memanggil polisi nantinya." ucapnya.

"Karena rumahmu dekat HQ, jadi aksesnya mudah. Dan lagi, disini agak nyaman."

"Dih! Terserah deh!"

Sena cemburut sambil meneguk semua darah tersebut dan hampir tersedak, tetapi Arima langsung sigap menepuk pundaknya. Mereka terdiam lagi. Sena menatap Arima dengan seksama, mungkin sekarang penglihatannya sudah mulai kabur, itu membuat gadis itu merasa sedih. Sena pun membuka kacamatanya untuk matanya yang sebelah kiri. Ia pun menghela nafas.

"Penglihatanmu mulai memburuk tiap hari." Ucapnya khawatir.

"Apa boleh buat? Waktuku tidak lama lagi." ucap Arima biasa saja.

"Aku ingin tetap bersamamu setiap detik. Aku bahkan..." ucapannya lalu dihentikan oleh kecupan di bibir gadis tersebut. 

Arima baru saja mengecup bibir gadis tersebut dengan singkat. Sena merasakan hatinya berdebar kencang dan pipinya memerah. Apa yang baru saja terjadi? Sesuatu hal yang tidak terduga. Lalu, Take dan Seina datang beserta Squadnya, Arima mau tidak mau menjelaskannya kepada kedua squad akan rencana rahasia mereka yang akan terjadi sebentar lagi. 

Love in a Wrong World (Kishou Arima x OC) A Tokyo Ghoul FanficWhere stories live. Discover now