Chapter 11: Sena's Dilemma

17 2 0
                                    

Sudah dua tahun berlalu sejak Haise resmi masuk menjadi anggota CCG dan saat ia pun resmi menjadi mentor untuk Quinx squad. Seperti biasa, Sena berada di chateaunya meringkus berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Ia pun menghela nafas, mengapa dia melakukan hal seperti ini? Sena langsung guling-guling dilantai karena bingung. Ya, bagus proyek untuk mengembangkan Haise sudah didepan mata tapi akhirnya semakin dekat untuk berpisah. Tiba-tiba Asagi masuk dan melihat 'Master'nya sedang menggila dilantai.

"Master, tolong jangan mengotori lantai. Ada apa sih?" tanya Asagi jongkok dan menatapnya.

"Waktuku tinggal sedikit lagi ya. Aku bingung. Apa yang harus kulakukan? Masa tidak ada progress dengan Kishou? Mati sia-sia bukan gayaku." ucap Sena menatap Asagi.

"Ya, gampang tinggal bilang saja. Nyatakan cintamu atau sekalian berakhir dikamar kan bisa?" ucap Asagi dengan tampang biasa.

"Apa? Aku tak ingin memperkosa Kishou tau!" ucapnya menutup wajah yang memerah.

"Lah, sama kita semua? Kau selalu menyiksa kami setiap saat dan---" ucap Asagi.

Sena langsung membekap mulut Asagi. Ntah kenapa dia akan mengatakan sesuatu yang membuat Sena pusing. Tiba-tiba ada panggilan telepon dari Arima. Baru saja dibicarakan dia langsung nelpon. Asagi meraih ponsel Sena di meja dan menerima panggilan tersebut.

"Halo?" ucap Asagi.

"Dimana Sena?" tanya Arima.

"Sena ada disini tapi sepertinya dia tidak mau bicara denganmu." ucap Asagi melihat Sena memberikan sign language kepada gadis pirang tersebut. 

"Begitu. Suruh dia menemui Haise." ucap Arima memerintah.

"Mengapa?" tanya Asagi.

"Sudah suruh dia saja yang datang. Aku tidak perlu menjelaskan."

Panggilan itu lalu dimatikan oleh Arima sendiri. Sena menghela nafas dalam-dalam. Dia sedang bisa melihat Haise lagi tetapi kenapa tiba-tiba? Sena langsung meraih ponselnya dari tangan Asagi dan mengirimkan sebuah pesan terhadap Arima. Gadis berambut silver ini tidak punya waktu untuk meragukan atau apapun. Karena jam pasir sudah berputar kalau dia tidak melakukannya, apa yang terjadi nantinya?

Malam itu, Sena pergi ke tempat dimana seharusnya Arima berada dan menaiki lift sendirian sesampainya disana dia membuka pintu dan melihat Haise ditendang oleh Arima dan terjatuh. Sena lalu masuk dan keduanya melihat wanita itu berdiri. Haise berpikir sudah saatnya dia pergi.

"Haise, kau baik-baik saja?" tanya Sena khawatir.

"Aku baik-baik saja, ma- maksudku Sena-san!" ucap Haise mengusap pipinya. 

"Baguslah. Aku melihat kalian berdua seperti anak dan ayah. Itu sesuatu hal yang mengharukan yang pernah kulihat." ucap Sena tersenyum.

"B-b-baiklah! S-s-s-sudah jam segini aku harus pulang menyiapkan makanan untuk squadku. Dadah Arima-san, Sena-san!" ucap Haise lalu lari begitu saja. 

Hening.

"Hm.. Kishou." ucap Sena memanggil.

"Apa?" tanya Arima.

"Kenapa tadi pagi kau memanggilku?" tanya Saaya memalingkan wajah.

"Aku ingin kau membantu Haise dengan misinya menangkap Nutcracker. Kudengar rumor ghoul itu menyukai wanita untuk dijual dan sebagainya. Aku ingin kau dan Juuzou membantu mereka." ucap Arima.

"APA? Kau ingin aku jadi umpan? TIDAK BISA." ucap Sena protes.

Arima menghela nafas dan memegang dagunya, Sena langsung memasang wajah malu dan menatapnya dan mencoba menghindari Arima. Memang benar, dia menerima perasaan Sena dua tahun lalu tapi mereka belum pernah resmi dalam hubungan apapun. Sena akhirnya setuju dan menerima permintaan tersebut. 

Love in a Wrong World (Kishou Arima x OC) A Tokyo Ghoul FanficWhere stories live. Discover now