Chapter 10: The Project Quinx

21 1 2
                                    

Seminggu setelah Arima berhasil mengalahkan Kaneki dan memenjarakannya di Cochlea serta memberikan nama Haise Sasaki kepadanya, pria tersebut resmi menjadi anggota CCG. Tanpa ingatannya sebagai Kaneki, ia akan dilatih untuk bisa mengalahkan Arima Kishou nantinya. Siang itu, Sena sedang berjalan ke tempat Haise berada. Pria itu sangat malu-malu dan kadang mukanya memerah melihat Sena.

"Halo, Haise. Apa kabar?" ucapnya duduk.

"A-a-aku baik-baik saja, Sena-san.." ucap Haise gugup.

"Sudah kubilang kan kemarin? Pangil aku i-b-u. Tapi Sena juga tidak apa-apa sih." ucap Sena menatapnya.

"T-t-t-tapi itu sangat memalukan! Ngomong-ngomong, Arima-san dimana? Tumben dia tidak bersamamu." ucap Haise melihat sekeliling.

"Arima ada urusan jadi dia akan terlambat. Hari ini, kau akan menjadi mentor untuk Quinx squad. Aku dan Arima yang memulai proyek ini. Tolong dilihat." ucap Sena memberikan beberapa berkas yang harus dilihat Haise. 

Haise mulai melihat dokumennya secara seksama dan membacanya sementara ia melakukan itu, Sena mengambil botol minuman berwarna merah, Haise yang melihatnya mengira itu Anggur merah aka wine, tapi sebenarnya darah. Karena tidak tahu dia diam saja tidak bertanya. Kemudian, Arima datang membuka pintu. 

"Halo Arima-san!" ucap Haise memberikan salam.

"Kau sudah memberikan berkas itu kepada Haise?" tanya Arima menatap Sena asik minum sampai lupa sekitaran. 

Arima yang merasa kesal, langsung duduk dan menarik gelas itu dari tangannya dan menaruhnya di meja. Sena cemberut dan menatap Arima. Haise mencoba menenangkan Arima.

"S-s-sudah tidak usah Arima-san! Aku sudah mendapatkannya ditanganku. Sedang kubaca!" ucap Haise memberikan jawaban.

"Sudah kuberikan! Kenapa kau rebut minumanku?" ucap Sena cemberut dan mengambil gelas itu dan minum sekali teguk.

Hening. 

"Arima-san, kapan aku akan mementor Quinx Squad?" tanya Haise.

"Bulan depan. Kau akan berada di squadku untuk sementara waktu untuk menyesuaikan diri. Apakah kau sudah terbiasa menggunakan Quinque milikku? Aku berikan Yukimura 1/3 kepadamu, kan?" ucap Arima.

"Ya, walaupun masih agak susah untuk berlatih. Aku akan melakukan sebisaku." ucap Haise.

"Bagus." ucap Arima.

Sena menyilangkan kedua tangan didadanya dan menatap keduanya. Dia berpikir, apakah ini yang disebut keluarga? Haise dan Arima seperti seorang ayah dan anak, mereka terlihat mirip kalau dilihat dari dekat. Apakah ini cuma kebetulan? 

"Kita akan makan disini untuk hari ini." ucap Sena tersenyum.

"T-t-tapi..." ucap Haise.

"Tidak apa-apa. Kita adalah keluarga kan?" ucap Sena memeluk keduanya. 

"B-b-baik..." ucapnya. 

Malam itu, ketiga orang tersebut makan dengan dengan lahapnya. Yang meminta untuk makan malam bersama malah tidak makan. Dan akan makan disaat ia pulang. Arima tidak menanyakan apapun karena tahu dia adalah ghoul, Haise, juga ghoul sebenarnya tapi ntah apa yang V lakukan sampai dia bisa makan makanan manusia. 

"Sena-san, kau tidak makan?" tanya Haise menatapnya.

"Aa-a-aku sedang diet! Makanya aku tidak makan. Aku melihat ditimbangan kemarin, berat bedanku bertambah. Aku takut tambah gendut, itu saja." ucap Sena sambil malu-malu.

"Oh.. maaf sudah menanyakan." ucapnya sambil makan lagi. 

"T-t-tidak apa-apa.." ucapnya gugup takut ketahuan.

Setelah selesai keduanya makan, Sena kedapur menyuci piring-piring itu. Nanti, Haise katanya akan belajar cara membuat makanan agar para anggota Quinxnya bisa makan yang bernutrisi. Haise sendirian duduk di ruang tamut sambil menonton berita di tv dan Arima yang membantu Sena didapur.

"Kenapa kau berbohong? Kalau lapar ya bilang saja." ucap Arima sambil menyuci piringnya sendiri.

"Aku tak bisa makan manusia didepan Haise. Aku ingin menjadi ibu yang baik untuk anak itu. Hanya itu saja. Aku akan makan dirumah, lagian Sayaka pasti sudah menyiapkannya untukku." ucapnya melepaskan apron yang dipakai dan digantung. 

"Aku akan mengantarmu pulang." ucap Arima mengelap tangannya di kain. 

Arima dan Sena akhirnya pamitan dari tempat tinggal haise sementara dan keduanya menaiki mobil dan pergi chateau tempat dimana Sena tinggal. Didalam perjalanan, mereka tidak mengatakan apapun. Sampai di apartemen itu, Sayaka sudah menyiapkan pate manusia dan darah manusia didalam gelas dan sudah di dipersiapkan secara elegan. 

"Kenapa kau tidak pulang, Kishou?" tanya Sena melihat Arima duduk di sofanya.

"Aku akan kembali besok. Aku sudah bilang kepada Take." ucapnya.

"Apa? Kau kira tempatku cuman tempat singgahan doang? Bukannya apartemenmu besar dan luas ya?" ucap Sena kesal.

"Tapi jauh." ucapnya menarik tangan gadis itu dan tiba-tiba Sena duduk dipangkuannya.

"Ini memalukan." ucap Sena mukanya mulai memerah.

"Memalukan? Bukannya kau mempunyai imajinasi yang liar? Kujyo mengatakannya padaku." ucapnya memegang pinggangnya. 

"A-A-A-A-PA? Dia bilang seperti itu?! Itu bohong!" ucap Sena gugup.

"Tapi wajahmu mengatakan hal yang berbeda." ucap Arima lagi.

Malam itu, Sena yang merasa gugup dalam cengkraman Arima, pingsan karena tidak bisa menatapnya terlalu lama. Melihat itu, Arima tersenyum sekilas dan mengendongnya ke kamar. Sepertinya, makannya akan ditunda sampai besok. 

Love in a Wrong World (Kishou Arima x OC) A Tokyo Ghoul FanficWhere stories live. Discover now