Chapter 16: A Random Encounter

20 2 0
                                    

Sudah lebih dari dua hari Sena tidak masuk ke kantor CGG. Dia sebenarnya malas karena tidak ada apa-apa tapi dengar-dengar akan penyerangan kepada keluarga Tsukiyama. Ia mendengar hal itu dari Hairu Ihei, tetapi sayangnya, Squad S2 tidak bisa ikut campur tentang masalah Squad S1. Sena merasa kecewa dan hanya ingin guling-guling saja dikamar tanpa melakukan apapun. Seina dan Asagi datang untuk menjenguk padahal tinggal digedung yang sama. 

"Kenapa kalian kesini?" tanya Sena yang duduk diranjang.

"Kami datang. Banyak anggota CCG bertanya kenapa kau tidak pernah masuk. Tapi kami hiraukan." ucap Asagi menghela nafas.

"Kan bisa bilang aku lagi sakit atau apa kek. Kompromi sedikit kek." ucap Sena menghela nafas.

"Kudengar Quinx Squad akan berkolaborasi dengan Squad S1 untuk kasus mawar. Sepertinya keluarga Tsukiyama sedang berada diambang batasnya." ucap Seina membaca sedikit berkas yang ia bawa. 

"Oh begitu. Sepertinya aku akan menyuruh Aogiri Tree untuk melindungi Tsukiyama. Mereka aset terpenting para Ghoul. Mereka adalah keluarga kelas atas punya hubungan dengan perdana mentri, loh." ucap Sena memelintir rambutnya sendiri.

"Maka itu. CCG terlalu gegabah kubilang." ucap Asagi menyilangkan kakinya.

"Kirimkan surat ini pada Eto. Karena penyerangan ini penting untuk anak itu berevolusi." ucap Sena memegang sebuah amplop dan memberikannya pada Seina.

"Kau sudah memprediksi ini terjadi, ya Sena?" ucap Seina menerima surat tersebut.

"Ini bukan prediksi. Tetapi memang takdir yang harus dijalani oleh anak itu. Untuk menjadi One-Eyed King bukanlah tantangan yang mudah. Banyak hal yang diharus dilalui dan untuk hal itu terjadi, aku sudah mempersiapkan panggung spektakuler." ucap Sena tersenyum.

"Ya, aku mengerti maksudmu. Sementara kami akan terus melihat gerak gerik CCG dan Clowns dan keluarga Washuu." ucap Asagi monoton.

"Berbicara tentang badut.. Hati-hati kalau kau bertemu Furuta. Dia memang orang easy-going tetapi dibalik itu dia sama gilanya dengan para Washuu." ucap Sena mengedipkan mata.

"Oh, Furuta Nimura? Dia ada dalam kolaborasi bersama Quinx Squad dan Squad Koori Ui. Sepertinya anakmu harus berhadapan dengan dia nantinya." ucap Seina lagi.

"Itulah yang kutakutkan. Perkataan Furuta itu adalah bohong dan penuh pengkhianatan. Berhati-hati lah." ucap Sena memperingatkan lagi.

Seina dan Asagi lalu pamit sambil diantar oleh Sayaka keluar dari ruangan. Sena pun meraih ponsel dan kecewa tidak ada pesan atau pemberitahuan apapun. Dia kemudian kembali tidur lagi untuk siang itu karena tidak ada hal menarik untuk dilakukan. Dua jam kemudian, dia terbangun karena bosan dan ingin pergi kemana. Sena memakai baju pendek hitam dengan jaket hitam dan celana jeans. Tidak lupa, memang kacamata hitam karena masih siang hari. 

"Sayaka, kalau ada orang datang bilang aku sedang pergi ya." ucap Sena pergi.

"Iya. Saya mengerti." ucap Sayaka membungkuk.

Disaat perjalanan, dia berpapasan dengan Shirazu Ginshi, Yonebayashi Saiko dan Kuroiwa Takeomi. Ginshi dan Yonebayashi terkejut begitu juga Kuroiwa. Lalu, Yonebayashi menariknya dan masuk kedalam toko roti bersama-sama. 

"Grand-maman! Aku dengar Grand-Maman sakit. Gimana sudah sembuh?" tanya Yonebayashi sambil makan roti.

"Ya. Kami terkejut saat Sensan muntah dua hari yang lalu. Apakah sudah sehat?" ucap Ginshi.

"Iya. Aku sehat-sehat saja! Jangan khawatir." ucap Sena. Padahal sebenarnya ini timing yang buruk dibawa ke toko roti. 

"Senang bertemu dengan anda, saya Kuroiwa Takeomi." ucap Kuroiwa berdiri dan membungkuk sambil memperkenal diri.

"Ya. senang bertemu denganmu, Kuroiwa-san." ucap Sena tersenyum.

"Grand-Maman tidak lapar?" ucap Yonebayashi.

Sena langsung gugup dan keringat dingin. Kalau sampai ditawarin makan gimana? Sena udah pusing mikirinnya. Beribu jalan yang buruk muncul dipikirannya. "Aku tidak lapar, Saiko-chan. Aku sudah makan." ucap Sena mencoba tersenyum.

"Sensan minum kopinya saja. Tidak lapar tapi haus kan?" ucap Shirazu.

'Kopi? Lebih baik aku minum kopi buatan Yoshimura Kuzen daripada kopi biasa, Shirazu.' gumam Sena. 

"Aku..." ucap Sena. 

"Tidak apa-apa, Sena-san minum saja." ucap Kuroiwa.

'Mampus dah!' ucap Sena dalam hati.

"Ya sudah. Dengan senang hati akan ku minum." ucap Sena gemetaran sambil memegang secangkir kopi dan menyeruputnya pelan-pelan padahal diminum langsung. 

"Jangan khawatir Sensan, kita yang bayar kok. Kami traktir ya." ucap Shirazu tersenyum.

"Ya..." ucap Sena keringat dingin. 

Setelah beberapa menit, mereka pun keluar dari toko roti tersebut. Saat itu Yonebayashi melihat Sena sangat pucat sekali mukanya. Yonebayashi langsung menarik lengan baju Shirazu dan menatap Sena yang masih mencoba untuk tidak pingsan. 

"Sensan tidak apa-apa?" ucap Shirazu mendekati.

"Aku tidak...apa-apa..." Saat Sena mengatakan itu dia langsung memuntahkan kopi tersebut.

Shirazu dan Yonebayashi terkejut. Kuroiwa langsung datang mendekati dan melihat muntahan tersebut. Mereka khawatir, katanya tidak enak badan kok bisa muntah lagi sih? Lalu buru-buru nelpon Haise. Haise yang menerima itu terkejut lalu menelpon Arima. 

"Grand-maman tidak apa-apa?" ucap Yonebayashi mengelus punggungnya.

"Aku tidak apa-apa. " ucapnya lirih.

"Sensan jangan begitu! Aku sudah menelpon Sassan. Dia sudah menelpon Arima-san dan dia sebentar lagi kesini tolong tahan." ucap Shirazu menjongkok.

"Eh? Spesial Investigator Arima Kishou akan kesini?" tanya Kuroiwa kaget.

Setelah beberapa menit menunggu, Arima datang bersama Rikai Souzu dan Yusa Arima. Arima lalu menanyakan kepada ketiga orang yang disitu kenapa Sena sampai begini setelah selesai Shirazu dan Yonebayashi menceritakan, Sena langsung digendong ala bridal style oleh Arima. Arima tersenyum dan berpamitan. 

"Apa yang kau pikirkan? Sudah kubilang tolak saja." ucap Arima membaringkan Sena didalam mobil.

"Ya, mereka sudah kuanggap cucuku. Mana mungkin ku bisa menolak." ucap Sena.

"Ini botol minuman." ucap Rikai memberikannya. 

"Terimakasih Rikai." ucap Sena membuka dan meminum semuanya sampai habis.

Mereka pun masuk ke mobil dan langsung ke apartemen chateau dimana Sena tinggal. Setelah sampai disana Rikai dan Yusa menunggu dibawah sementara Arima menaiki lift. Setiba disana, Sayaka menyambut mereka dan Arima seperti biasa membaringkannya ditempat tidur. 


Love in a Wrong World (Kishou Arima x OC) A Tokyo Ghoul FanficWhere stories live. Discover now