Hi, Bye! : 9 | Satu Atap

44.3K 6.1K 1.6K
                                    

Hi, Bye! | [Satu Atap]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hi, Bye! | [Satu Atap]

Terima kasih sudah menunggu. ❤️

Seperti biasa, silakan tandai typo-nya yaaa. ❤️

Spam love dulu mana mana mana ❤️❤️❤️❤️❤️ yang banyaaakkk.

Happy reading. ❤️


***

Aundy masih membolak-balik tubuhnya di atas tempat tidur, bergelung dengan selimut, padahal Ibu sudah datang ke kamar sejak tadi untuk membuka gorden dan membangunkanya. Semalam, Aundy memimpikan Fush Fush ada di dalam perutnya, merasakan lagi getaran kecil, gerakan dari janin itu. Ia rindu. Terjaga sampai pagi dan menangis berkali-kali.

Molly yang melompat-lompat di atas punggungnya tidak membuatnya terganggu. Ia baru mendongak ketika melihat Audra masuk ke kamar seraya menutup kepalanya dengan handuk.

"Hari Sabtu gini, pagi-pagi udah mandi? Ada bimbingan skripsi?" tanya Aundy.

Audra menaruh peralatan mandinya di atas nakas, melangkah ke arah lemari seraya menjawab. "Nggak ada. Mau pergi aja." Ia berbalik setelah mendapatkan satu kaus dan celana jeans. "Memangnya kamu pernah lihat aku diam di rumah setiap hari Sabtu dan Minggu?"

Aundy menggeleng. "Nggak, sih."

"Ya iya, ngapain coba? Diem di rumah orang, nggak ngapa-ngapain? Aneh banget rasanya. Canggung. Mending di luar, ketahuan," gerutu Audra sembari berganti pakaian. "Aku tahu sih, aku yang nolak tinggal di rumah Om Hardi. Tapi ternyata sama aja. Di sini numpang-numpang juga."

"Ngeluh juga nggak akan bikin kita cepet pindah dari sini," balas Aundy dengan suara pelan.

Namun, Audra mendengarnya. Kakaknya itu melempar handuk basah ke arah kepala Aundy. "Ya tahu. Nggak akan nyelesain masalah. Cuma kesel aja," balasnya. "Mandi sana! Udah siang juga, nggak sekolah kamu? Bukannya biasanya Sabtu tetap sekolah ya, ada kegiatan ekskul?"

Aundy menggeleng seraya menjauhkan handuk ke tepi tempat tidur. "Aku nggak enak badan, udah bilang sama Ibu nggak akan berangkat sekolah." Rasanya, sejak bangun tubuhnya ringkih sekali, dan ia enggan beranjak dari tempat tidur. Berkali-kali mengusap perut, lalu rasa bersalah itu muncul lagi.

"Sakit mulu. Efek numpang kali, serba nggak enak. Serba kepikiran mau ngapa-ngapain." Sesaat setelah Audra mengatakan hal itu, pintu kamar terbuka, Ibu masuk dan menutup pintu di belakangnya.

Hi, Bye! Where stories live. Discover now