Hi, Bye! : 18 | Hadir Begitu Saja

40.5K 6K 2.2K
                                    

Hi, Bye! | [Hadir Begitu Saja]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, Bye! | [Hadir Begitu Saja]

Ada yang kangen? Kasih satu emot? xD

Happy reading. Silakan tandai typo ya.
***

"ARGANTA YUDHA!!!"

Argan menyipitkan sebelah mata, suara teriakan yang berisik itu terus terdengar sampai akhirnya ia terbangun sepenuhnya.

Tunggu!

Pandangannya menyapu sekeliling ruangan. Dan ia baru sadar bahwa sekarang tidak sedang berada di apartemennya, tapi ... di rumahnya sendiri, di Jakarta Timur. Rumah yang dulu pertama kali ditinggalinya bersama Aundy saat awal pernikahan.

Argan bangkit dari sofa, kepalanya terasa sangat berat. Lalu, ia melihat Mama berjalan dari arah dapur seraya mengomel, melewatinya begitu saja. Sejak kapan Mama berada di rumahnya? Niat sekali memang merecoki hidupnya.

"Merasa bisa mandiri, sok-sokan nyicil rumah. Biar apa? Biar bebas begini? Kamu pikir Mama nggak akan cek keadaan kamu di sini?" ujarnya setelah kembali dari luar dan membawa kantung plastik sampah yang baru.

Tinggal sendiri?

"Tidur di sofa karena semalaman main PS? Kulit kacang sama kaleng minuman berantakan banget! Belum lagi isi kulkas cuma ada fast food. Kamu tuh! Mentang-mentang bujangan jadi bisa seenaknya gini?"

Bujangan?

Padahal, saat terbangun dari tidurnya tadi, ia sempat berpikir, semalam mengunjungi tempat ini setelah berdebat dengan Aundy tanpa sadar. Namun, Argan tahu, ia tidak secengeng itu. Dan ia tidak mungkin meninggalkan Aundy yang tengah mengandung dalam keadaan semarah apa pun.

"Kamu ada kuliah, kan?" tanya Mama seraya membersihkan isi lemari es.

Kuliah? Ini kenapa, sih? Tatapan Argan kembali menyapu sekeliling, lalu menemukan kalender di meja dan melihat tanggal yang janggal. "Ma, sekarang tahun berapa, sih?" Ia tidak memercayai begitu saja tanggal pada kalender yang menunjukkan bahwa saat ini ia berada di waktu enam tahun yang lalu.

"Masih ngigo, ya?" Tiba-tiba Mama menarik telinganya kencang, sampai Argan mengaduh. "Kuliah sana! Selesain skripsi! Blackbeans mulu kamu urusin!" bentaknya.

Argan masih meringis saat Mama sudah menjauh, lalu termenung lagi. Jadi benar? Ia sedang berada di masa lalu? Jadi, percakapan tidak masuk akalnya dengan Chandra kemarin benar-benar terjadi?

Bagaimana bisa?

"Setelah Mbak Yati datang, Mama pulang, ya?" ujar Mama. "Gan, Mbak Yati memang kamu gaji, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya berantakin rumah kayak gini."

Hi, Bye! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang