Hi, Bye! : 22 | Jejak

42.7K 6.1K 1K
                                    

Hi, Bye! | [Jejak]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, Bye! | [Jejak]

Udah lama nggak ketemu ya? Kangen nggak nih? XD

Posisi baca, sambil ngapain? Wkwkwk.

Terima kasih sudah mau menunggu ya. Terima kasih banyak. Happy reading. Silakan tandai typo ya.
***

Argan mendengar suara teriakan dari arah luar. Suara nyaring yang ... ia hindari, tapi selalu datang setiap saat, bahkan di saat tidak tepat seperti sekarang. Kepalanya masih berat, dunia seperti berputar, dan ada desakan dari dalam perutnya yang membuat ia ingin memuntahkan seluruh isinya.

"Gan!" Gedoran pintu dari arah luar terdengar. "Mama udah bawain sarapan nih!"

Iya, Mama sudah ke rumahnya dalam waktu sepagi ini, membawakan sarapan, padahal jelas-jelas ada Mbak Yati yang akanselalu membuatkan sarapan untuknya. Pasti ada hal lain, ada maksud lain, Mama tidak akan melalukan hal semanis itu tanpa maksud tertentu.

"Gan! Kamu nggak akan bangun? Mama dobrak nih ya pintu kamarnya!" Kesabaran Mama memang tipis sekali. Jauh berbeda dengan para Ibu yang Argan lihat di iklan-iklan sabun kesehatan. Jadi tidak aneh.

Argan tahu Mama akan benar-benar mendobrak pintu kamarnya, tapi ia masih enggan bangkit. Ia masih ingin tertidur. Dan seingatnya, semalam ia tertidur sambil memeluk istrinya, Aundy. Tunggu, jadi sebenarnya, ia kembali ke masa depan atau tetap di masa lalu?

Perlahan Argan membuka kelopak matanya yang berat, meringis saat mencoba bangkit dari tempat tidur. Ia melirik ke sisi kanan dan kiri, tidak ada Aundy di sana, tidak ada wanita itu di sana.

"ARGANTA YUDHA!"

Jadi kedatangan Aundy semalam hanya mimpi atau halusiansinya saja? Ia terlalu merindukan wanita itu sampai-sampai membayangkan bisa memeluknya semalaman?

Pintu kamar terbuka dengan gerakan kasar. Daun pintu menabrak dinding dengan kencang. "Ya ampun, jadi dari tadi pintunya nggak dikunci?" ujar Mama seraya masuk ke kamar, lalu menarik gorden kamar agar kaca jendela terbuka lebar-lebar, membuat Argan mengernyit dan menarik kembali bantal ke wajahnya. "Pagar dibiarin terbuka, pintu depan juga nggak kamu kunci semalaman, tidur di kamar tamu tanpa dikunci. Kamu kenapa, sih? Ngebahayain diri sendiri aja tahu nggak?!"

Hi, Bye! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang