Hi, Bye! : 24 | Ulang Tahun

40.6K 6.2K 1.3K
                                    

Hi, Bye! | [Ulang Tahun]

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Hi, Bye! | [Ulang Tahun]

Bakar yaaa semangatnyaaa.
🔥🔥🔥


Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini.


Happy reading. Silakan tandai typo ya.
***


Aundy tahu pria itu sering bertindak dan berkata seenaknya. Namun, entah kenapa Aundy bisa percaya begitu saja bahwa ia akan baik-baik saja berada di dalam ruangan hanya berdua dengan pria itu, duduk di sofa, saling berhadapan.

Aundy melihat Argan mulai menyendok krim sup yang tadi dibawanya ke kamar. Sepanjang acara resepsi tadi, Aundy tidak melihat Argan memasukkan makanan apa pun ke mulutnya. Pria itu hanya sibuk berdiri di sisi ruangan sembari membawa cocktail yang hanya disesap setengah. Lalu pergi dengan wajah gelisah.

"Kamu nggak makan?" tanya Argan seraya mengangkat wajahnya.

"Udah." Aundy kembali melihat Argan menunduk, menyendok supnya. Lama Aundy memperhatikan wajah itu, yang semakin hari semakin terasa tidak asing. Ia memang mengenalnya, tapi bukan perkenalan biasa sebagai adik dari masing-masing pengantin, lebih dari itu, lebih dekat dari itu rasanya.

"Kenapa, sih?"

Aundy terkejut saat tingkahnya yang tengah menatap wajah Argan lamat-lamat tertangkap basah. Lalu satu tangannya menarik selembar tisu dari atas meja, menjadikannya alasan. "Itu, belepotan." Ia menunjuk bibir pria itu.

Argan meraih tisu dari tangan Aundy, mengusap sudut-sudut bibirnya tanpa banyak bicara. "Jadi gimana, udah putus sama cowok kamu itu?"

Aundy mengernyit, tiba-tiba ingat pada Ariq yang seharian ini tidak memberikan kabar setelah keberangkatannya ke malang. "Kalaupun aku putus sama dia, belum tentu juga aku mau sama kamu, kan? Jadi nggak usah ikutan ribet."

"Oh, ya?" Argan kembali melanjutkan makannya. "Bukannya kamu udah suka sama aku, ya?"

Aundy mengernyit, tidak terima. "Siapa bilang?"

"Buktinya kamu nganterin makan ke sini, bilang kalau kamu lihat aku nggak makan. Berarti kamu merhatiin aku dari tadi, kan?" Argan berdeham. Menyimpan sendoknya. "Terus, malam itu, yang kamu antar puding. Kalau nggak salah, aku nemu ikat rambut kamu di tempat tidur."

Hi, Bye! Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon