Hi, Bye! : 12 | Fush Fush

42.8K 5.9K 1.6K
                                    

Hi, Bye! | [Fush Fush]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi, Bye! | [Fush Fush]

Terima kasih banyak sudah menunggu. Seperti biasa, silakan tandai typo-nya yaaa. Walaupun udah di-edit typo-nya masih suka ketinggalan. Huhu.

Mau kasih emot apa sebelum baca? XD

Happy reading. Selamat malam Mingyu.
***

Aundy mengusapkan telapak tangannya yang penuh darah ke rok seragam. Dengan keadaan nyeri yang hampir tidak tertahan, tangannya yang gemetar segera meraih ponsel dari dalam tas. Orang pertama yang terlintas di kepalanya dalam keadaan seperti ini adalah Argan. Namun, ia tahu saat ini Argan tidak mungkin bisa cepat datang untuk menolongnya.

"Jil ...." Saat nada sambung telepon terhenti dan sapaan di seberang sana terdengar, Aundy segera berkata, "Tolong, Jil."

Aundy masih sadar dan ingat ketika ada beberapa orang menghampirinya sesaat setelah telepon terputus, lalu menatapnya dengan khawatir. Dan suara Ajil yang meneriakan namanya sambil berlari dari kejauhan adalah suara terakhir yang ia dengar sebelum telinganya berdenging, pandangannya berubah gelap, dan tubuhnya terjatuh sepenuhnya.

***

Sebelum kelopak matanya terbuka, Aundy sudah bisa menebak di mana keberadaannya sekarang. Sayup-sayup ia mendengar suara tangis Ibu, obrolan Ayah dengan seorang pria asing yang terdengar serius, dan usapan lembut di kening yang membuat matanya terbuka sepenuhnya.

"Dy?" Audra yang tengah duduk di samping ranjang tempatnya berbaring itu segera bangkit, berhenti mengusap keningnya dan segera memberitahu. "Bu, Aundy udah siuman."

Ibu yang tengah duduk di sofa segera menghampirinya. "Dy? Baik-baik aja?" tanyanya dengan tangis yang tidak bisa lagi di sembunyikan. Ibu mengecup keningnya lama dan air mata hangat itu menetes di wajah Aundy.

Aundy mengangguk, tapi gerakannya tidak sempurna. Ia merasa kepalanya berat, seolah-olah baru saja terbangun dari tidur yang sangat panjang. Saat Audra menjauh untuk mengambilkan air minum, karena Aundy mengeluh tenggorokannya kering, Aundy merasa bagian perutnya perih begitu hendak bangkit.

Hi, Bye! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang