Hi, Bye! : 25 | Harapan Argan

57.3K 6.4K 1.5K
                                    

Hi, Bye! | [Harapan Argan]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hi, Bye! | [Harapan Argan]

Selamat malam Mingyu.

Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini.
Happy reading. Silakan tandai typo ya.
***

Argan duduk di sofa, sesekali melirik Aundy yang duduk di sisinya, yang tengah menunduk karena para orangtua tengah mengelilingi mereka saat ini. Argan melirik ke arah Mahesa dan Audra yang tengah memisahkan diri di samping meja bar. Namun, dua orang itu hanya mengernyit seraya mengangkat bahu, enggan membantu.

"Jadi, selama ini kami benar-benar nggak tahu kalau kalian punya hubungan khusus?" ujar Om Dhana seraya menatap ke arah Aundy dan Argan bergantian.

Dan saat pertanyaan itu terdengar, Argan melihat Mahesa dan Audra perlahan beranjak dari tempatnya, berjalan hati-hati ke arah pintu, lalu bergerak ke luar.

Aundy mendongak. "Nggak kok, Yah." Ada raut khawatir dan takut di wajahnya, entah kenapa. Apakah kepergok menyukai Argan semengerikan itu?

"Nggak gimana? Kamu pikir kami nggak lihat apa yang tadi ...." Tante Maya berdeham.

"Argan?" Papa ikutan bersuara.

"Kalian pacaran?" tanya Mama melanjutkan.

"Baru pacaran. Lima menit yang lalu," jawab Argan. Ia jujur, kan?

"Lima menit?" Ekspresi Mama kelihatan tidak percaya. Seperti, Baru lima menit udah berani begitu kamu? Padahal beliau tidak tahu, Argan pernah melakukan yang lebih dari itu.

"Ma." Argan mau mencoba menjelaskan, tapi tidak diberi kesempatan.

"Jadi selama ini diam-diam kamu deketin Ody?" tanya Mama lagi. Sesaat beliau melirik Tante Sarah, lalu mencubit lengan Argan. "Kok nggak bilang-bilang, sih?" Mama hanya bergumam, matanya melotot.

Argan menunduk, menggaruk tengkuknya. "Ya kenapa juga harus bilang-bilang?" Ia kembali mendongak. "Lagian, Ma. Mama kan tahu hari ulangtahun aku besok, bukan sekarang."

"Tadinya tuh sekalian, kasih kejutan." Mama memukul pundak Argan dengan terompet. "Tapi malah ..., malah jantung Mama yang mau copot.".

"Jadi gimana?" tanya Tante Maya pada Mama.

Mama menggeleng. "Pamali kalau nikahin anak di tahun yang sama."

"Tante?" Aundy menginterupsi dua wanita yang tengah berdiskusi di hadapannya. "Kami nggak ngapa-ngapain, kok."

Hi, Bye! Where stories live. Discover now