4. Cobaan Hari Pertama

7.7K 1K 185
                                    

Jadi, mulai sekarang, Lova harus terbiasa dengan kehadiran Arvin dalam hidupnya. Dia harus terbiasa melihat senyum lebar Arvin yang sedang menunggunya di depan rumah, lengkap dengan dandanan yang menggambarkan laki-laki maskulin. Laki-laki itu juga langsung berdiri tegap saat pintu utama rumah sederhana Lova terbuka, menampilkan wajah sumringah Bu Arumi dan juga wajah lecek Lova. Bergerak mencium punggung tangan Bu Arumi sekilas, kemudian memperhatikan Lova. Tidak peduli gadis itu sedang cemberut, Arvin akan tetap menyukai wajahnya.


Bu Arumi mengikuti arah pandang Arvin, lalu bergerak menyenggol sikut putrinya dan membisikkan sesuatu. "Jangan cemberut kayak gitu, dong, Va. Masa senyum manis Mas Arvin kamu balas sama muka asem kayak gitu?" Bu Arumi mengedipkan matanya, meminta Lova mengerti harus berbuat apa. Beliau beralih menatap Arvin. "Mas Arvin sukanya makan apa? Bunda berencana bikin makan siang buat Lova, jadi nanti sekalian Bunda bikinin juga."

Wajah Lova berubah seketika, yang tadinya kecut sekarang malah melotot ke arah bundanya. Dia sungguh tidak percaya dengan fenomena alam yang sedang terjadi di hadapannya. "Kan, aku udah biasa makan siang di kantin sekolah, ngapain Bunda pakai kasih bekal segala? Terus, maksudnya apa mau bikin buat Kak Arvin juga? Bunda enggak ada niat buat selingkuh dari ayah, 'kan?"

"Hus! Ngaco kamu kalau ngomong!" Bu Arumi benar-benar bingung, Lova selalu saja bicara sembarangan di saat yang tidak tepat. Mana mungkin dia selingkuh, sementara suaminya sedang ada tugas di luar kota. Apalagi kalau selingkuhannya Arvin, benar-benar mustahil. "Supaya bisa lebih sehat aja, Va. Lebih terjamin kebersihannya, lebih terjamin rasanya, lebih terjamin gizinya. Apa yang salah sama bawa bekal makan siang dari rumah? Bukan buat kamu sama Mas Arvin aja, kok, bunda juga mau bikin buat Kak Vanka sama Ayah."

Lova memandang bundanya tidak percaya. Bu Arumi itu baik, siapa pun yang mengenal beliau pasti setuju dengan pendapat tersebut. Hanya saja, Bu Arumi cenderung hati-hati kepada orang baru. Di jaman orang edan plus nekat seperti sekarang, Bu Arumi selalu memastikan bahwa orang baru yang masuk ke kehidupan keluarganya adalah orang-orang baik. Tak jarang, beliau juga bertanya ini itu sebagai penilaian. Pendapat mereka tentang munculnya golongan komunis di Indonesia saja termasuk ke dalam pertanyaan.

Namun, pada Arvin, Bu Arumi bisa begitu baik. Bahkan, beliau mempercayakan putri bungsunya di hari pertama bertemu Arvin.

"Saya suka perkedel sama ayam bumbu kecap, Bun," celetuk Arvin di tengah-tengah perseteruan ibu dan anak di hadapannya. Dia malah tersenyum saat Lova melotot ke arahnya. "Lova juga suka makanan itu, 'kan?"

Bu Arumi mengedipkan matanya berulang kali, berusaha mencerna kata-kata Arvin. Benar juga, itu makanan kesukaan Lova. "Kok, Mas Arvin tahu? Kalian punya hubungan spesial, ya?"

"Sebenarnya kita berdu—Hhmp!"

"Kita berdua udah telat, Bun!" seru Lova dengan kencang sambil berjinjit supaya bisa membungkam mulut Arvin. Bahaya kalau Arvin sampai berkata bahwa mereka pacaran, sementara Lova sangat ingin menentangnya. Nanti pasti akan ada sidang keluarga yang dipimpin langsung oleh ayahnya sebagai hakim. Lova bergerak dengan cepat. Mencium punggung tangan bundanya, memakai helm, dan naik motor Arvin hanya dalam hitungan detik. "Aku berangkat, ya, Bun. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Bu Arumi sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah putri bungsunya yang sama sekali tidak bisa feminim meski di hadapan laki-laki rupawan seperti Arvin.

Sementara itu, Lova hanya bisa memandang punggung Arvin dengan penuh selidik. Perkedel dan ayam bumbu kecap memang tertulis di sticky notes yang menempel pada pintu lemari Arvin sebagai makanan favorit Lova. Bahkan, Arvin juga menambahkan gambar paha ayam di sana. Lova suka jus tomat, suka warna kuning, ingin menjadi pilot, ingin bisa menjelajah Raja Ampat, mengidolakan EXO, semua informasinya sangat akurat. Lova bukan selebriti nasional yang bisa dicari informasi pribadinya di mesin pencarian ponsel. Lova hanya gadis biasa—cupu, pemalu, susah menyerap pelajaran—yang tidak menonjol sama sekali. Ajaibnya, Arvin bisa tahu hal mendetail tentang Lova.

Erotomania [Tamat]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα