Chap 2 - Cinta

5.9K 604 52
                                    

Semenjak kejadian di perpustakaan itu, Draco menjadi sangat enggan untuk hanya sekedar berpapasan dengan Hermione. Bukan karena ia takut, tapi entah mengapa setiap kali menatap gadis itu, Draco merasa wajahnya memanas.

Bahkan Draco melupakan niatan balas dendamnya tahun itu. Tetapi sialnya, ketika sendirian dan tak sengaja melihat Hermione dari kejauahan, ia menyempatkan diri untuk memandang gadis itu. Ia hanya penasaran dengan apa yang ia rasakan.

Jangan-jangan Hermione telah memasukan ramuan racun ke dalam jus labunya?

Entahlah.

💖💖💖💖💋💖💖💖💖

Tahun keempat di Hogwarts, Draco dihadapkan pada satu perasaan paling absurd yang pernah ia pikirkan.

Siang itu diumumkan bahwa akan diadakan pesta dansa di malam natal sebagai rangkaian Turnamen Triwizard. Draco tentu tak perlu memusingkan harus mengajak siapa untuk menjadi pasangannya di pesta tersebut. Sebab, Pansy Parkinson langsung maju pertama kali menawarkan diri untuk menjadi pasangannya.

Draco tidak masalah tentu saja. Toh, ia cukup dekat dengan Parkinson. Mereka cocok dalam hal membuli. Tetapi, ada satu hal yang mengganggu pikirannya. Siapa yang akan berpasangan dengan Hermione Granger? Salah satu dari Pothead atau Weasley? Tentu saja. Siapa lagi yang mau mengajaknya.

Tetapi nyatanya, Draco melihat Harry dan Ron malah bersama si kembar yang Draco lupa namanya. Bagaimana dengan Granger?

Seketika seakan waktu terhenti, semua tatapan tentuju hanya pada satu sosok yang tengah menuruni anak tangga menuju Ballroom. Ia adalah Hermione.

Gadis itu mengenakan gaun berbahan ringan, Sementara gigi kelincinya yang terkadang menjadi olokkan Draco, kini mengecil. Ia tersenyum begitu manis walau Draco dapat melihat kegugupan dari senyuman itu.

Langkah demi langkahnya mengunci seluruh perhatian Draco, bahkan ia tidak menghiraukan Parkinson yang berdecih kesal melihat Hermione yang berlagak Cinderella.

Malam itu, untuk pertamakalinya Draco tidak menemukan satupun celaan pada diri Hermione. Rambut semaknya menghilang dan diganti dengan rambut indah yang ingin sekali ia sentuh.

Tetapi seketika keterkaguman itu dirusak oleh pemuda cepak yang dengan seenaknya mendatangi Hermione, mencium punggung tangannya dan menggandengnya ke tengah aula. Seakan ia memberitahukan pada semua orang, 'gadis paling cantik ini milikku!'

Draco berdecih kesal. Mungkin ia akan biasa saja jika Hermione pergi bersama Harry atau Ronald Weasley, tetapi tidak jika bersama orang asing itu. Lagi pula, dia dari Durmstrang. Demi jenggot Merlin, bagaimana bisa mereka ke pesta bersama?!

Selama dansa, Draco sama sekali tidak fokus pada Parkinson. Ekor matanya terus mencari keberadaan Hermione dan ketika melihatnya, Draco kesalnya bukan main.

Hingga ketika The Weird Sisters mulai beraksi di atas panggung, Draco sama sekali tidak peduli. Ia meninggalkan Pansy Parkinson dan memyelinap keluar dari kerumunan.

Draco menatap Hermione yang tengah berbicara dengan Harry dan Ron dari kejauhan. Ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan, hanya saja Draco yakin kalau mereka sedang bertengkar. Sebab Hermione pergi dengan wajah kesal.

Draco dengan cepat mencegat Hermione dan membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Mau apa?" Ketus Hermione. Dia sedang badmood dan bertemu Draco membuat perasaannya menjadi lebih buruk.

"Kenapa kau malah membentakku? Bahkan aku belum melakukan apa-apa padamu."

Hermione menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Mencoba untuk tenang. "Aku sedang tidak ingin berurusan denganmu."

Make You Mine √Where stories live. Discover now