Chap 8 - Liburan

3.9K 470 19
                                    

Hermione mengepal tangannya erat. Hari ini ia harus mengalami hal yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi dalam hidupnya hingga, bertubi-tubi. Bahkan sekarang ia tak habis pikir mengapa harus berakhir dalam pelukan Draco yang sedang tertidur. Dan lagi, siapa itu Threnor?

“Bangunlah, Malfoy!” Geram Hermione. Ia sudah berusaha untuk melepaskan diri tetapi Draco malah mengeratkan pelukannya setiap kali merasakan gerakan. Karena merasa tak ada pilihan lain, Hermione memutuskan untuk mencubit pinggang Draco dengan sangat keras.

“Threnor! JANGAN MENGGIGITKU!” Teriak Draco seraya menjauhkan Hermione darinya. Hanya beberapa detik, ia mengerjap. Harusnya ada anjing abu-abu kesayangannya saat ini, tapi kenapa malah ada Hermione yang tengah menatap dengan aura membunuh?

“Makan malam. Sekarang. Turun ke bawah!”

Draco hanya dapat meneguk ludah mendengar perintah absolute yang dilontarkan Hermione dengan sangat mengerikan. Sepertinya ia sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal pada gadis itu.

**

“Hai, Mr Granger, Mrs Granger.” Sapa Draco dengan sangat sopan. Ia memasuki ruang makan dengan pakaian santai, celana Jeans panjang dan baju kaus hijau lengan panjang yang tergulung hingga siku. Rambutnya yang biasa tertata klimis, kini terlihat lebih mengembang dan sedikit berantakan.

“Hai, kemarilah. Kita makan malam bersama!” Sambut Mrs Granger dengan senyumannya yang paling hangat.

Draco duduk di sebelah Hermione dengan santai seakan tidak melakukan kesalahan apapun. Ia tidak memedulikan tatapan mengerikan gadis itu.

“Ceritakan pada kami, bagaimana Hermione kami di Hogwart. Apakah dia nakal?” Mrs Granger memulai perbincangan.

“Mom!” Hermione hendak protes, tetapi Draco mulai bicara.

“Dia memang nakal,” Ucap Draco. Hermione mendelik tajam, “suka berkeliaran di malam hari, selalu terlibat dalam hal apapun yang terjadi, selalu ingin tahu dan suka ikut campur.”

“Benarkah, Mione?”

“Tentu saja tidak. Mom!” Bela Hermione.

“Tapi dia adalah yang terbaik di Hogwart. Paling jenius dan rajin. Selalu mendapat nilai tinggi dan selalu menjawab benar atas semua pertanyaan yang diberikan Profesor.” Lanjut Draco. Kali ini Hermione terdiam.

Mr dan Mrs Granger tersenyum bangga. “Syukurlah kalau memang begitu.”

“Apakah kalian satu asrama?” Tanya Mr Granger.

“No, Sir. Saya dari Slytherin.”

“Slytherin?” Mr Granger menatap Hermione—heran, “kalau kami tidak salah ingat, Hermione selalu mengatakan kalau Slytherin dan Gryffindor tidak pernah akur.”

“Itu kisah lama. Sejak dulu memang terkenal seperti itu. Tetapi saya pikir, permusuhan tidak perlu harus turun-temurun. Mungkin orang-orang terdahulu kami memang bermusuhan, tapi bukan berarti kami yang sekarang juga. Benar, kan Gra—Hermione?!”

Hermione benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa seorang Malfoy bisa bicara seperti itu jika kenyataannya dia adalah pelopor permusuhan di angkatan mereka. Tetapi melihat raut bahagia orangtuanya, ia terpaksa mengangguk—membenarkan.

Usai makan malam, Hermione jalan duluan menuju kamarnya, ia sudah sangat lelah atas semua kejadian hari ini. Kepalanya juga mulai berdenyut. Ia harus segera istirahat, tetapi saat hendak membuka pintu kamarnya, Draco menahannya.

“Apa lagi?” Ketus Hermione.

“Selamat malam.” Bisik Draco tepat ke telinganya dan tersenyum tipis. Lalu ia segera pergi dan masuk ke kamarnya sendiri. Sementara Hermione masih mematung di depan pintu dengan jantung berdegup kencang.

**

“Pagi, Mom. Dad…,” sapa Hermione dengan setengah mengantuk. Ia masih mengenakan piayama pink dengan rambut terikat asal.

Make You Mine √Where stories live. Discover now