Chap 10 - Berubah

4K 487 23
                                    

Hermione tidak banyak bicara siang itu. Ia hanya duduk sambil membaca buku di depan Harry dan Ron yang tengah asik membicarakan tentang pelahap maut. Bukannya tidak tertarik, ia hanya sedang berada dalam mood yang sangat buruk.

Ia sudah berusaha melupakan apa yang terjadi saat liburan. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua itu hanya mimpi. Bukan kenyataan. Tetapi tetap saja ada rasa kesal yang tidak bisa terbendung.

Hermione menutup bukunya dengan keras ketika Harry menyebut nama Draco. Ia menatap tajam lalu berdiri.

"Mau ke mana?" tanya Harry.

"Toilet." Jawab Hermione singkat. Ia membuka pintu kompartemen dan berjalan menuju toilet di ujung gerbong.

"Malfoy brengsek!" Gumamnya kesal sebelum masuk ke bilik toilet.

Draco adalah orang yang bertanggung jawab atas rusaknya mood Hermione selama liburan. Musuh bebuyutannya itu benar-benar berlaku seenaknya.

Dia memaksa untuk menginap di rumah Hermione, melakukan banyak hal menyebalkan selama di rumahnya, menghina teman masa kecilnya, lalu berlagak bilang menyukai Hermione, dan malamnya dia malah menghilang tanpa jejak. Sinting!

Gara-gara ia menghilang begitu saja, Hermione harus mencari alasan ngasal yang terdengar logis untuk penjelasan dari pertanyaan.

"Setelah bertemu nanti, aku akan memberinya pelajaran!" Rutuk Hermione di depan kaca wastafel. Setelah merapikan anak rambutnya, ia segera keluar.

**

Hermione dan Ron menunggu Harry yang tidak terlihat turun dari kereta. Mereka terus celingukan ke sana- ke mari, tetapi nihil.

"Ke mana dia?" Keluh Ron.

"Kau cari di sekitar stasiun. Aku akan mencari di sekitar kereta!" Perintah Hermione. Lantas ia segera mendekati pintu masuk gerbong--mengintip sebentar dan memanggil Harry, namun tidak ada sahutan dari dalam.

Hermione hendak mengintip dari gerbong satunya lagi, tapi ia dikejutkan oleh munculnya Draco dengan wajah tegang.

"Malfoy, kau--" Hermione hendak protes tetapi Draco mengabaikannya dan berlalu begitu saja. "Sekarang mengabaikanku?"

Hermione hendak mengejar Draco, tetapi panggilan Hagrid dari kejauhan mengurungkan niatnya. Ia bergegas menghampiri Hagrid yang sudah menunggu bersama Ron.

"Aku tak menemukannya." Kata Ron.

"Sebaiknya kalian ke kastil lebih dulu, aku yang akan mencarinya!" Ucap Hagrid.

"Semoga dia baik-baik saja." Hermione sekali lagi melihat ke sekeliling dan tidak melihat siapa-siapa lagi di sana.

"Atau dia sudah ada di kastil?"

"Kuharap begitu, Ron."

**

Di aula besar, hidangan makanmalam sudah berjejer dan sebagian besar penghuni kastil sudah menyantapnya. Tapi tidak dengan Hermione. Ia masih cemas dengan sahabatnya yang sampai sekarang belum nampak batang hidungnya.

"Khau hihak haphar?" Tanya Ron dengan mulut penuh ayam panggang.

Hermione memukul lengannya. "Masih bisanya kau makan sementara sahabatmu hilang?"

Ron menelan makanan di mulutnya dan berucap senang. "Lihat. Dia datang. Tapi sepertinya berdarah lagi."

"Harry!" Hermione memeluknya dan mengeluarkan sapu tangannya untuk menghambat darah yang mengalir dari hidung Harry. "Kenapa lagi sekarang?"

"Nanti ku ceritakan." Harry tersenyum canggung dan bergegas duduk."

Hermione menghembuskan napas lega, setidaknya sahabatnya itu tidak diculik oleh pelahap maut atau semacamnya.

Make You Mine √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang