Chap 3 - Kacang Peletus

5K 561 43
                                    

Seperti dugaan Draco, jika Hermione tidak bersama Harry dan Ron, berarti ia sedang di perpustakaan. Ia mengambil satu buku secara acak dan berjalan menuju tempat duduk Hermione yang terletak paling ujung rak buku tentang ramuan.

Draco duduk persis berhadapan dengan Hermione. Hanya berjarak dua meja di depannya. Tentu Draco belum berani terlalu dekat. Ia masih belum sanggup jika dituduh sebagai penguntit.

Draco membuka buku yang ia ambil dan menaruhnya di depan meja, sementara pandangannya tertuju pada Hermione yang masih fokus dengan buku dan perkamennya.

"Bagaimana dia bisa betah berjam-jam di tempat membosankan seperti ini?" gumam Draco sambil bertopang dagu. Pandangannya masih tertuju pada Hermione, "benar-benar kutu buku."

"Miyo-nie,"

Sapaan seseorang membuat alis Draco berkerut seketika. Draco mengangkat bukunya hingga menutupi wajah saat Hermione menoleh.

"Hai, umh... Apa yang kau lakukan di sini?" Suara canggung Hermione terdengar jelas oleh Draco. Ia mulai mengintip dari balik bukunya.

Di depan sana, ada Krum yang duduk tepat di samping Hermione. Beberapa cewek dari Hufflepuff yang mengikutinya dari belakang menampilkan raut tidak suka.

Draco memutar bola mata--jengah.

"Aku hanya ingin bertemu denganmu, Mayonie."

Draco mendengus dan bergumam gusar. "Namanya Hermione, bodoh!"

Setelah berbincang sebentar, Krum meninggalkan Hermione dengan sebuah memo yang ia letakkan di atas perkamen Hermione. Alis Draco terangkat.

Gadis iti membuka dan membaca memonya, lantas ia tersenyum. Senyuman yang sangat manis. Ah... Draco terpesona lagi.

Tapi, apa isi memo itu?

💖💖💖💋💋💖💖💖

Teriakan Hermione mengalihkan perhatian seluruh orang di Aula Besar. Gadis berambut keriting mengembang itu bangkit dari duduknya dan ketika hendak melangkah, ia terjatuh.

Anak-anak Gryffindor mengerubunginya. Harry mencoba menenangkannya, sementara Ron memucat.

Hermione kembali menjerit ketika beberapa bisul sebesar biji jangung tumbuh di lidah dan bibirnya, lalu meletus dengan menjijikan.

"Kacang Peletus." Si kembar Weasley bersorak dalam kerumunan. "Dia terkena 'Kacang Peletus', efeknya akan ada hingga satu jam kedepan."

Hermione yang mendengarnya semakin memucat.

"Kita harus ke Madam Pomfrey!"

Harry dan Ron menopang lengan Hermione di kedua sisinya. Mereka membawanya meninggalkan Aula Besar dengan disabut suara ejekan dari meja Slytherin.

Draco memasuki Aula Besar setelahnya. Seperti sebuah kewajiban sebelum duduk, Draco mencari Hermione dari kejauhan, tetapi tidak menemukan gadis itu.

Alisnya terangkat ketika mendengar bisik-bisik cekikikan yang menyertai nama Hermione dari meja Hufflepuff. Seketika Draco tidak jadi duduk dan beralih mendekati sekelompok cewek yang berbisik.

"Apa yang kalian bicarakan tentang si Muggle-born?"

"M-malfoy?"

"Apa yang terjadi?" Sekali lagi Draco bertanya. Kali ini dengan tatapan tajam.

"T-tadi Hermione Granger terkena 'Kacang Peletus' dan membuat mulutnya tumbuh bisul mengerikan." Jawan salah satu dari mereka dengan gugup.

"Di mana dia sekarang?"

Make You Mine √Where stories live. Discover now