05 : Tears

3K 259 100
                                    

Maudy Ayunda
♪ Untuk Apa ♪

———————

Saat ini sangat sulit untuk menggambarkan perasaan Irene. Perasaannya kini seolah hancur berkeping-keping hingga tidak lagi berbentuk. Tiga Minggu ini berlalu begitu berat bagi Irene. Permintaan maaf dari Sehun –yang selalu datang ke rumah setiap hari– masih sangat sulit untuk Irene terima.

Irene selalu berharap bahwa kejadian yang terjadi hanyalah bunga tidurnya saja. Mimpi yang setelah dirinya bangun akan mudah untuk dilupakan. Sakit yang Irene dapat memang tidak menimbulkan luka, tapi mampu membuat hatinya teriris. Dan entah obat apa yang nantinya bisa menyembuhkan luka tersebut.

Irene selalu mencoba untuk melupakan setiap perbuatan yang Sehun lakukan dibelakangnya. Karena semakin dirinya mengingatnya, maka dirinya akan semakin terluka dengan air mata yang akan terus mengaliri pipinya.

"Sayang..."

Irene menengadah setelah mendengar suara Taeyeon yang masuk ke dalam kamarnya.

"Eomma, ada apa?"

"Ada Sehun di depan. Sebaiknya kau temui dia!" Taeyeon melangkah mendekat pada Irene lalu mengusap pundak putrinya.

"Untuk apa, Eomma? Irene tidak mau lagi bertemu dengan Sehun."

Jujur saja dirinya belum siap jika harus bertemu dan kembali bertatap muka langsung dengan Sehun. Melihat wajah pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu, Irene selalu merasa diingatkan dengan pengkhianatan Sehun pada dirinya.

"Jangan seperti itu, kasihan Sehun juga sepertinya baru pulang dari kantor langsung datang kemari." Entah mengapa Irene merasa jika ibunya itu lebih memihak pada Sehun. Tapi Irene tahu, ibunya melakukan ini agar hubungan rumah tangganya tidak hancur.

Apa yang masih bisa untuk dipertahankan. Jika sudah jelas Sehun telah mengkhianati kepercayaan. Bukan hanya kepercayaan, namun juga cinta tulusnya selama ini.

"Apa Eomma tidak kasihan dengan, Irene? Irene jauh merasa lebih sakit saat Sehun dengan mudahnya menduakan Irene."

"Eomma tahu itu. Tapi apa salahnya mencoba untuk menyelesaikan semuanya dengan cara baik-baik? Setiap manusia pasti tidak akan luput dari kesalahan dan dosa."

"Temui Sehun di depan dan selesaikan semuanya. Pikirkan kondisimu sekarang, kau juga sedang hamil, Rene!" Irene mengangguk lemah menjawab ucapan Taeyeon.

***

Irene turun ke lantai bawah dan melihat punggung lebar Sehun yang membelakangi dirinya duduk dibalik sofa. Irene mulai melangkahkan kaki berjalan ke arah Sehun. Pria itu seperti belum menyadari keberadaannya.

"Untuk apa kau datang lagi kesini?" tanya Irene, karena memang benar adanya jika Sehun akan selalu datang ke rumahnya setelah pulang dari kantor.

Sehun yang mendengar suara Irene langsung menarik sudut bibirnya membuat sebuah senyum. Sehun membalikkan badan untuk melihat wajah Irene. Wanita yang akan selalu ia rindukan.

"Bagaimana kabarmu? Aku datang karena rindu padamu dan calon anak kita. Aku juga tidak bosan untuk meminta maaf atas kesalahanku, sayang. Aku benar-benar sayang dan mencintaimu."

Irene merasa muak dengan setiap ucapan Sehun yang selalu meminta ampun darinya. Selalu datang dan berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa Sehun mencintainya.

Lalu dimana cinta itu waktu itu sampai Sehun harus menduakan dirinya?

"Begitu yang kau sebut sayang?" Irene memalingkan wajahnya sesaat setelah netra mereka saling bertemu.

"Aku tahu, aku salah."

"Jika kau tahu itu salah, kenapa tidak kau hentikan?" Irene benci disaat dirinya harus kembali menangis. Terlebih lagi di depan pria yang sudah membuat hidupnya jadi penuh dengan air mata.

"Apa aku tidak bisa mendapat kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya." Irene tertawa hambar mendengar ucapan Sehun barusan.

"Kau tahu, segala kepercayaan yang aku punya untukmu kini sudah runtuh. Meski kau ingin mencoba memperbaiki semuanya, semua itu tidak akan sama lagi seperti diawal. Lalu buat apa kita mencoba untuk memperbaiki itu?"

Setelah kalimat itu Irene ucapkan. Kini air mata Sehun jatuh, pria yang selama ini Irene tahu kuat menangis di depannya.

"Maafkan aku, sayang."

Plak

Sehun hanya diam saat Irene berhasil menampar pipi kanannya dengan begitu keras. Bahkan terlihat sangat jelas jika pipi Sehun sekarang memerah dan terasa panas.

Plak

Irene selalu merasa amarahnya naik setiap kali Sehun mengatakan kalimat itu lagi. Tangan mungil Irene terus menampar pipi Sehun sampai dirinya merasa lelah dan tangannya terasa panas. Tapi anehnya Sehun hanya diam menerima perlakuan itu dan tetap mengucapkan kalimat maafnya yang membuat Irene semakin muak.

"Bahkan rasa sakit ini tidak akan sebanding dengan luka yang sudah kau beri padaku." Mungkin jika tidak mengingat ada ibunya di rumah. Irene ingin rasanya meludahi di depan wajah Sehun.

"Pukul aku sesukamu sampai kau merasa puas!"

"Lalu apa setelah itu rasa sakit di dalam diriku ini akan hilang?" tanya Irene dengan tangisnya yang semakin histeris. Sehun yang merasa khawatir langsung mendekap tubuh Irene dengan erat.

Wanita itu memberontak dan meminta agar Sehun melepaskan dekapan hangat yang selalu Irene rindukan. Aroma parfum yang sialnya sangat Irene suka untuk dicium.

"Jangan pernah menyentuhku lagi karena kau sudah tidak berhak melakukan ini!" kata Irene setelah ia menjauhkan dirinya dari Sehun.

***

Sehun menyempatkan hari liburnya untuk menghadiri acara reuni sekolah yang diadakan oleh satu angkatannya dulu. Tadi Sehun juga ingin mengajak Irene untuk diperkenalkan kepada teman-temannya.

Namun, Irene menolak dengan alasan tidak sekolah disana dan juga tidak mengenal siapa-siapa. Dari pada Irene bosan nanti, dirinya lebih memilih tidak ikut dan pergi dengan jalan-jalan dengan Seulgi.

Sehun yang datang ke acara reuni itu sendiri tetap merasa senang karena dapat bertemu kembali dengan teman-teman lamanya yang sekarang sudah sangat jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Sehun menghampiri meja yang dikelilingi dengan teman satu kelasnya dulu.

"Wah, kau tampak berbeda sekarang. Apa kau sudah sukses?" tanya Baekhyun salah satu teman Sehun disana.

"Aku meneruskan perusahaan ayah." jelas Sehun yang sudah ikut duduk.

"Kau tidak lupa dengan Sojeong, kan?" tanya Kai langsung membuat netra Sehun menatap pada wanita yang sejak kedatangan dirinya belum membuka suara sama sekali.

"Astaga Kai, bagaimana Sehun bisa lupa? Sojeong itu pacar Sehun yang paling lama dan mungkin paling berkesan di hati Sehun." balas Baekhyun membuat Sehun memutar bola matanya jengah.

"Apa kalian juga tidak ingat kalau aku juga sudah menikah sekarang? Jangan bahas mengenai masa lalu lagi!" ucap Sehun membuat semua diam.

Memangnya apa yang akan di dapat dari mengenang masa lalu. Itu hanya akan mengorek luka masa lalu.

Setelah acara reuni selesai, Sehun langsung pergi ke parkiran untuk pulang. Ia sudah sangat rindu untuk bertemu dengan Irene sang istri.

Baru akan menyalakan mesin mobilnya, Sehun melihat Sojeong mantan pacarnya berdiri tidak jauh dari tempatnya. Sehun menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan Sojeong berdiri.

"Belum pulang?" tanya Sehun setelah menurunkan kaca mobilnya.

"Aku sedang menunggu taksi lewat." Sojeong tersenyum canggung pada Sehun

"Aku rasa sebentar lagi akan turun hujan, bagaimana kalau aku antar pulang sekalian?" Sehun menawarkan jasanya untuk mengantar Sojeong pulang.

"Apa nanti malah tidak merepotkan?"

orang ketiga ; hunreneWhere stories live. Discover now