17 : Parents

2.7K 287 186
                                    

Dengan mudahnya Yeonjun berhasil membuat kedua orang tuanya itu mau menuruti kemauannya. Terutama untuk meminta Sehun menginap di rumah. Irene sendiri hanya bisa pasrah karena kasihan kepada putranya yang sedang sakit.

Wanita itu sebenarnya ingin Sehun pulang saja, tapi mau bagaimana lagi. Irene hanya bisa terima nasibnya. Kini mereka bertiga sudah berbaring di atas tempat tidur dengan Yeonjun yang berada di tengah.

"Yeonjun belum sikap gigi, kan? Sana sikap gigi dulu!" kata Irene pada Yeonjun. Namun, Sehun malah ikut menatap dirinya. Tidak tahu saja jika pria itu menatapnya membuat jantung Irene berdebar.

"Ayo Appa temani Yeonjun sikat gigi!" Irene menatap Sehun yang sekarang sudah berdiri dan akan membantu Yeonjun bangun.

"Sikat gigi yang baru ada di laci bawah, ambil saja." beritahu Irene dan Sehun mengangguk. Sehun menggendong Yeonjun, berjalan keluar dari kamar.

Tidak lama samar-samar Irene mendengar suara tawa Sehun dan Yeonjun yang seperti tengah bercanda. Sepertinya mereka sudah selesai dan sedang perjalan kemari. Irene langsung sibuk dengan ponselnya. Bukan sibuk, tapi pura-pura menyibukkan diri.

"Eomma..." panggil Yeonjun yang masih digendong Sehun. Irene meletakkan ponselnya di atas nakas lalu tersenyum menyambut kedatangan Sehun.

"Eh, sudah selesai?" tanya Irene. Sehun sendiri sudah menurunkan Yeonjun di atas tempat tidur. Lalu mereka kembali ke posisi seperti awal. Tidur dengan Yeonjun yang menjadi pembatas di antara mereka.

"Appa, Yeonjun ingin dengar cerita dongeng." Sehun tampak berfikir. Mungkin ia bingung ingin bercerita tentang dongeng apa.

"Ini sudah malam. Yeonjun tidur saja, ya?!" kata Irene yang menunjukan ke arah jam dinding yang terpasang di kamar.

"Tidak apa, Rene. Aku juga tidak keberatan menceritakan dongeng tidur untuk Yeonjun." kata Sehun lalu meminta Yeonjun untuk berbaring.

Irene tidak menjawab ucapan Sehun justru ikut membaringkan tubuhnya lalu menarik selimut sampai dada. Sehun memulai menceritakan dongeng tidur untuk Yeonjun yang ia tahu.

Pasti tahulah, kan dulu juga pernah ceritain dongeng buat anak pertamanya.

Sehun menarik selimut setelah melihat Yeonjun sudah mulai terlelap. Pria itu mencium kening Yeonjun kemudian beralih menatap Irene yang sudah terlelap. Apa dia harus mencium kening istrinya juga?

Tapi sepertinya tidak usah dulu, dari pada nanti Irene ngamuk.

Sehun belum bisa tidur padahal ini sudah tengah malam dan akhirnya memilih untuk duduk bersandar. Ia menatap ke samping untuk melihat pemandangan yang sangat langka, yaitu bisa tidur bersama keluarga kecilnya dengan lengkap.

Irene terus saja mengubah posisi ke kanan dan ke kiri seperti mencari posisi paling nyaman dan itu membuat Sehun terganggu. Sehun yang menatap Irene lalu berfikir, apa mungkin Irene sama dengannya tidak bisa tidur.

"Rene, apa kau juga tidak bisa tidur?" tanya Sehun membuat pergerakan yang Irene lakukan berhenti. Perlahan matanya terbuka sehingga netra mereka saling bertemu. "Maaf jika keberadaan diriku membuatmu susah tidur."

Irene dibuat tidak enak karena ucapan Sehun. "Bukan begitu."

"Kalau begitu aku akan tidur di sofa depan saja." Irene bangun dari posisi tidurnya dan segera menahan pergelangan tangan Sehun saat pria itu akan pergi.

"Tidak perlu, di luar sedang hujan sekarang. Pasti dingin jika harus tidur di sofa nanti." kata Irene yang terdengar malu-malu tapi mampu membuat Sehun tersenyum dalam hati karena tahu Irene ternyata masih perhatian pada dirinya. "Tidur saja disini, lagi pula juga ada Yeonjun."

orang ketiga ; hunreneWhere stories live. Discover now