10 : Go And Regret

2.9K 280 193
                                    

Club malam adalah tempat yang cocok bagi orang yang sedang mencari hiburan. Seperti yang dilakukan oleh Sehun, pria itu mengunjungi sebuah club malam untuk menghilangkan penatnya selama di kantor akibat ada proyek besar yang harus ia kerjakan.

Meminum beberapa gelas alkohol, Sehun berharap bisa sedikit saja mengurangi beban pikiran yang tengah ia rasakan. Banyak pekerjaan yang harus ia lakukan di kantor sudah cukup membuat dirinya pusing ditambah dengan masalah keluarganya. Irene sang istri yang begitu ia cinta juga baru saja mengalami keguguran.

"Tolong isikan lagi gelas milikku!" kata Sehun yang memerintah penjaga bartender. Sehun kembali meneguk minuman alkohol tersebut hanya dengan sekali teguk. Kepala pria itu kini sudah merasa pusing dengan pandangan yang mulai kabur.

"Sehun...?" Wanita berpakaian minim datang menghampiri Sehun yang menatap wanita itu bingung akibat pengaruh alkohol. "Ternyata benar ini kau."

"Sojeong...?"

"Kau datang sendirian?" tanya Sojeong yang menatap sekeliling. "Aku tahu dirimu sangat anti dengan tempat malam, tapi kenapa sekarang aku bisa melihatmu disini?"

"Apa aku tidak boleh mencari hiburan? Aku sangat pusing belakangan ini karena banyak masalah yang harus aku hadapi. Apalagi istriku baru saja mengalami keguguran." Sehun mulai mencurahkan isi hatinya pada Sojeong yang diam menjadi pendengar yang baik.

"Aku turut berduka. Tapi sepertinya kita sama baru saja mengalami kehilangan. Pacarku meninggalkanku begitu saja tanpa kabar." Sojeong menunduk dan sedikit mengusap sudut matanya yang hampir mengeluarkan air mata.

"Kenapa bisa seperti itu?"

"Aku sendiri tidak tahu." Mereka terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing. "Tolong satu gelas vodka!"

Kata Sojeong yang meminta pada penjaga bar yang langsung menyediakan minuman itu untuknya. Setelah ada, Sojeong langsung meneguknya.

-

Cahaya matahari yang masuk lewat celah jendela membuat tidur nyaman seorang pria terusik. Pria itu, Sehun perlahan mulai membuka matanya yang terasa begitu berat. Sehun terduduk dan memijat pelipisnya kemudian mulai sadar ada yang aneh dengan kamar yang ia tempati.

Sehun mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar dan dibuat terkejut dengan keberadaan Sojeong yang tidur di sebelahnya tadi. Lebih lagi Sehun baru sadar jika mereka sama-sama tidak memakai sehelai benang pun yang menutupi tubuh mereka.

Sehun yang melihat Sojeong mulai menggeliat dan perlahan membuka mata mulai dibuat bingung.

"Se-sehun...?" Suara Sojeong terdengar bergetar dan wanita itu tidak lama menangis membuat Sehun bingung.

"Sojeong, aku juga tidak tahu bagaimana kita bisa ada disini? Aku tidak ingat apapun tentang kejadian semalam." Sehun berkata jujur.

"Bagaiman jika nanti aku hamil?" Pertanyaan dari Sojeong membuat Sehun terdiam. Kini ia mulai teringat sosok istri yang pasti sudah menunggu kepulangan dirinya ke rumah.

"A-aku akan tanggung jawab jika itu terjadi."

-

Sudah setengah jam Sehun hanya duduk di dalam mobil dan belum juga keluar, padahal mobilnya sudah terparkir di halaman rumah. Pikiran pria itu masih melayang pada kejadian semalam. Apa benar dirinya sudah meniduri Sojeong?

Tidak mau memikirkannya lebih lanjut, Sehun segera turun dan bersamaan dengan itu Irene baru saja membuka pintu depan. Raut wajah Sehun berubah menegang dan terlihat panik.

orang ketiga ; hunreneWhere stories live. Discover now