Semoga saja nasibmu tak seperti Moho Kauai.
Bersenandung mengutuki hari,
Menanti kekasih yang tak pernah berkicau lagi.
Sendiri.Semoga saja aku bisa menemukanmu,
Di sebuah ruang gelap berliku,
Yang penuh napas busuk para pemburu,
Sebelum peluru menembus kulitmu.Dulu kau selalu menunggu di tepi kali.
Namun, kini kau sungguh pandai bersembunyi.
Yang kulihat cuma mesin produksi megaindustri
Sedang duduk di atas bara api dan bangkai para kuli.Waktu berlalu, akhirnya kita bertemu juga.
Kau duduk manis di selembar uang lima ratus lama.
Dari senyummu, kau tampak sehat dan bahagia.Semoga saja.
(D.F. Rost, Maret 2020)
YOU ARE READING
Onomatopoeia
PoetryKau boleh menganggapku absurd. Kau boleh menilai karyaku jelek atau bagus. Kau boleh menganggap ini sebagai lelucon, guyonan. Kau boleh menganggap ini sebagai ironi, sinisme, sarkasme. Kau boleh menganggap ini memiliki makna yang dangkal atau dalam...