Golput

594 108 28
                                    

Kata ibu, putih artinya suci.
Merah artinya berhenti.
Kuning hati-hati.
Hijau tarik kemudi.

Kata bapak, kalau mau nyebrang tengok kanan kiri.
Kalau ada polisi tidur, jangan dibangunkan. Kasihan.
Perutnya butuh nutrisi.
Baru dapat banyak duit hasil tilangan pagi tadi.

Kata paman, kalau ada begal, berhenti lagi.
Tak perlu takut. Santai saja. Lihat dan amati.
Kalau tengok kanan kiri, itu tandanya dia cuma mau nyebrang.
Periksa juga siapa tahu itu begal anaknya polisi tadi.

Tapi kalau itu begal bawa clurit, harus hati-hati.
Kalau bisa kabur atau lapor polisi.
Tapi jangan polisi yang sedang tidur tadi. Kasihan.
Perutnya butuh nutrisi.

Hidup itu pilihan.
Pilih merah, takut dibacok begal dan ditilang polisi.
Pilih kuning, takut menabrak pejalan kaki.
Pilih hijau, takut berubah jadi merah lagi.

Jangan takut, kata ayah.
Hidup memang warna-warni.
Hati kadang hitam kadang putih
kadang abu-abu.
Siapa yang bisa tahu
Bahwa begal dan polisi tadi
sebenarnya diri kita sendiri.

Kata ibu, putih artinya suci.
Abu-abu itu debu.
Debu itu kotoran.
Kotoran harus dibersihkan.
Agar mengilap seperti kaca di iklan-iklan pembersih.
Agar hati yang abu-abu bisa jadi putih lagi.

(D.F. Rost, Desember 2015)





OnomatopoeiaWhere stories live. Discover now