Kecewa

17.3K 2.8K 122
                                    







"Barang-barangnya udah dikemasi?" Tanya Ayah ketika aku lagi asik nonton TV.

"Males pergi Yah." Jawabku sambil mengunyah biskuit yang ada di toples.

"Ayah pergi sampai hari Selasa lho?"

"Iya tau."

"Minggu kemarin katanya kangen Mama?"

Halah, gak jadi kangen Yah.

"Gak ah, aku dirumah aja. Ntar nginep ke rumah Tante Putri aja."

Ayah kelihatan bertanya-tanya.

"Tau gak sih Yah, kemarin senin itu aku pulang pagi."

Ayah terlihat mendengarkan.

"Aku kangen mama, terus ke RS deh. Kan Mama bilang masuk pagi tuh."

"Terus kamu gak ketemu mama?" Tebak Ayah.

Aku menangguk kecewa.

"Iya! Terus aku bilang sama suster disana suruh nanti bilang aku tadi nyariin. Katanya, iya nanti disampaikan. Aku udah chat juga, tapi di balesnya baru kemarin hari rabu."

Jadi kesel kalo inget.

Masa iya gak cek hp lama banget? Anaknya lho ini, lagi kangen nyariin mamah nya.

Sedih kalau inget, jadi kapok.

"Mungkin mama kamu lupa. Chatnya ketumpuk juga." Ayah mencoba menenangkan.

"Masa sama anaknya lupa Yah? Dia tuh sayang gak sih sama aku?"

"Alika..."

"Gak baik lho marah sama mama."

"Ayah gak tau apa kecewanya aku? Aku sampai bela-belain nyamperin lho Yah? Ke rumasakit, nanya-nanya dokter Haru dimana kesetiap perawat."

"Tapikan udah dibales sayang? Biasa aja ada beberapa hal yang bikin Mama kamu gak langsung bales."

"Tapi masa gak bales lama banget Yah? Harusnya tuh kalau luang langsung ngabarin!"

"Jadi dokter aja sok sibuk banget! Padahal temen aku yang orangtuanya dokter gak kayak mama sibuknya?!"

"Dia tuh lebih suka kerja dari pada anaknya Yah!"

Aku malah jadi ngebetak Ayah saking emosi nya.

"Eh, maaf Yah. Gak maksud marah sama Ayah kok." Sesalku kemudian.

"Iya, Ayah tau kok kamu pasti kecewa."

"Jadi kamu tetep gak mau nginep dirumah Mama selama Ayah ke tambang?"

"Enggak, nanti aku kerumah Om Radhit aja boleh?"

Ayah sedikit berfikir. "Nggak ke rumah Om Jaerend aja? Ayah agak sungkan."

"Nggak apa-apa, Yah. Lagian kasian Lyn, habis ditinggal dua kakaknya kuliah di Memphis, rumahnya jadi sepi."

"Boleh ya? Kan udah lama gak nginep disana. Lagian cuma lima langkah doang Yah?"

"Nanti Ayah bilang sama Om Radhit dulu."

"Pasti boleh kok Yah! Om Radhit kan baik!"

"Siapa bilang? Belum tau marahnya Om Radhit kamu ya?"

"Emang marah nya gimana? Pendiem begitu. Paling marahnya juga diem."

Satya and His DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang