Part 13

198 12 1
                                    

Malam pertama di rumah Raja Api, aku gak bisa tidur. Padahal kamar tamunya nyaman. Di sini ada AC. Gak kayak di kosan, AC alami. Angin cepoi-cepoi.

Kasurnya empuk kayak roti sobek. Gak jauh beda dengan yang di kamar hotel. Tapi aku gak nyaman. Huft.

Aku keluar dari kamar. Lalu berjalan ke sebelah kiri. Melintasi kamar Raja Api. Iseng aku tengok kamarnya yang sedikit terbuka. Ada suara televisi menyala di dalam kamarnya.

"Lay, ngapain ngintip-ngintip. Masuk sini." Duile, ketauan deh gue!

"Hm."

"Ayo, sini!"

Dengan sedikit ragu, aku memasuki kamarnya. Kamar yang bercat biru muda dan ornamen kayu coklat klasik, membuat aku suka kamar ini. Tapi sekamar bareng dia, ogah, ah.

"Kenapa kamarnya gak ditutup, Om?"

"Karena tau kamu gak bisa tidur."

"Hebat. Pernah ikut kursus peramal, ya?"

Dia tertawa.

"Nonton apa, Om?"

"Travel channel. Seru ini perjalanan ke luar negeri."

"Bukan ke China, kan?"

"Emangnya kenapa?"

"Lagi rame virus corona, Om."

"Emang virusnya bisa nyebar lewat tipi? Aneh kamu, Lay."

Dia lagi-lagi tertawa. Pasti dia bahagia punya istri merangkap badut gratis kayak aku.

Aku duduk di sebelahnya. Di karpet sambil bersandar pada spring  bed-nya. Kami terpisahkan jarak dua langkah. Aku gak berani dekat-dekat. Takut kena serangan jurus api.

"Belum tidur, Lay? Udah jam sebelas lho."

"Gak bisa tidur kangen Mama."

"Hm. Anak manja. Dulu waktu pertama ngekos, gitu, homesick juga?"

Aku mengangguk.

"Ya udah, anggap aja kamu ngekos di aku, tiap bulan setor uang kosan."

"Gak bisa lah. Kan gak ada Fitri sama temen2, kosan lainnya."

"Kan aku teman kamu, Lay."

"Hm. Ketuaan."

Dia tertawa. 

"Kamu suka film apa?"

"Kartun."

"Pasti Avatar."

"Kok tau?"

"Iyalah. Aku aja kamu panggil Raja Api."

"Hahaha."

Arief mengambil ponselnya. Lalu mengatur televisinya ke channel youtube dan menonton film Avatar!

"Haha. Beneran kamu cari Avatar?"

"Iya, biar kamu puas."

Aku melihatnya dengan antusias. Adegan Aang yang belajar pengendalian api. Melakukannya dengan sungguh-sungguh. Gak kayak aku yang suka gak telatenan dalam melakukan pekerjaan serius. Bisa penuh kesungguhan kalo makan pas laper berat.

Lama kelamaan aku melihat gerakan Aang melambat dan hilang.

***

Perlahan kubuka mataku. Hei, aku di mana? Aku sudah di atas ranjang Raja Api dan diselimuti. 

Nikah Tanpa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang