O1. Si Cruel

2.4K 118 23
                                    

Ini hanyalah cerita fiktif, adegan dan karakter dalam cerita ini murni Imajinasi penulis, bertujuan hanya untuk menghibur. Tidak ada berhubungan dengan dunia nyata.

_____

Misal, kalau kalian tidak menyukai penggambaran Visual yang tersedia, silahkan membayangkan karakter yang kalian inginkan, author membebaskan.

_____

WARNING
- Selalu tinggalkan Vote dan komen sebagai bentuk apresiasi kalian terhadap penulis.
- Jika merasa ada bagian yang salah, silahkan berikan kritik dan saran yang membangun melalui kolom komentar. Segala bentuk masukan yang bersifat mendukung akan penulis terima dengan penuh hormat.
- Silahkan Share cerita ini melalui link.
- Cerita ini murni Imajinasi penulis, apabila ada kesamaan nama tokoh, kejadian latar, suasana. Itu murni kebetulan.
- Apabila menemukan cerita serupa dengan alur 99% mirip, silahkan contact penulis melalui DM atau media sosial lainnya.
- Dilarang keras plagiat.

***

"Apa yang membuatmu begitu lama untuk mengangkat telepon? Ah, ternyata kau menghabiskan waktu yang menyenangkan bersamanya."

Sekujur tubuh Aileen membeku, merinding ketika suara penuh menusuk itu menembus tajam ke alat pendengaran nya, sangat tajam. Tangannya yang memegang gagang pintu perlahan dilepaskan bergantiaan meremas-remas pegangan tasnya. Menarik napas berusaha tenang, secara pelan Aileen membalikkan tubuhnya, pemandangan yang pertama Aileen lihat adalah suaminya yang berdiri menatapnya begitu sinis dengan sudut bibir yang sedikit terangkat, menyeringai. Sungguh, tatapan itu benar-benar merendahkan.

Aileen menunduk dalam tak berani menatap wajah suaminya yang sangat mengerikan, tangannya menjadi sangat gemetar. Sekuat mungkin, Aileen berusaha tenang dari ketakutan nya, mengumpulkan keberanian untuk kembali mendongak menatap suaminya yang kini menyilang kedua tangan didepan dada. Aileen Mengigit bibir bawahnya, sangat takut karena suaminya itu memiliki sifat mood yang agak sensitif, sedikit saja ia salah berbicara, emosi itu langsung memuncak dalam diri suaminya.

"J-ym, ini t-idak sep--,"

"Kau berani menjawabku hah. Aku benci melihatmu tertawa saat bersamanya, aku benci karena kau bersama orang lain, kau tersenyum pada orang lain selain aku. Aku membencinya, kau tahu? Murahan sekali kau."

Kalimat yang begitu mudah terucap dari bibir suaminya itu mampu membuat hatinya seperti ditancap beribu-ribu pisau, sakit sekali. Jantungnya seakan berhenti berdetak, kakinya mendadak lemah tetapi mati-matian Aileen menahannya untuk tetap berdiri. Aileen tak percaya, suaminya sendiri meludahi harga dirinya. Aileen memejamkan matanya kuat, sungguh Aileen merasakan udara di sekelilingnya mendadak hilang, membuat dadanya perlahan terasa begitu sesak. Sesak sekali, hingga tanpa sadar hal itu memicu pedih pada kedua sudut mata Aileen, air matanya menetes membasahi pipinya.

Ah, Aileen sampai melupakan fakta bahwa lelaki yang dinikahinya ini adalah lelaki penuh aturan. Dari cara bicaranya saja sudah terlihat jelas seberapa dominasi suaminya kan?

Awalnya, Aileen tak pernah menyangka dengan yang sudah ia jalani sekarang. Menikah diusia dua puluh dua tahun, umur yang sangat muda untuk menikah bukan?

Masa-masa dimana seharusnya, Aileen sedang menjalani bisnis kesukaan, mencari pengalaman baru lalu berusaha keras untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Tapi, Aileen tentu saja tak berhak menyalahkan semua itu dengan pernikahannya. Lelaki yang ia nikahi ini adalah cinta dalam diam nya, Jymin Arsenio. Lelaki yang sangat ia cintai.

MiracleWhere stories live. Discover now