1O. Mimpi Buruk!

445 44 53
                                    

"Jy, aku menemukan Ayah dan Ibumu." teriakkan menggelegar itu memenuhi seluruh sudut ruangan. Donny masih berlari, dengan bibir yang terus mengatakan kalimat itu. Berlari dengan semangat, begitu kegirangan seolah ini adalah kabar sangat baik.

Jymin yang tak jauh dari posisi Seo, langsung menegapkan tubuhnya. Berhenti dari aktivitas menggambarnya sejak tadi. Wajah Jymin terlihat membinar sekali. Ini adalah situasi di mana Jymin selalu mengharapkan kabar itu. Tak ada yang memberitahunya. Bagaimana orangtuanya meninggal? Kenapa bisa orangtuanya meninggal? Apa penyebab orangtuanya meninggal? Kapan orangtuanya meninggal?

Semua orang seolah menyembunyikan darinya. Jymin yang polos hanya bisa diam tanpa bisa melakukan apapun. Dengan kesendiriannya, Jymin hanya bisa merenung dan melamun. Berharap ada keajaiban yang akan datang, menolong dan membantunya untuk mencari keberadaan Orangtuanya yang tak meninggalkan jejak. Jymin dengan lugunya, bersorak gembira seraya memandangi Seo yang sudah di depannya dengan wajah penuh harap. "Benarkah? Di mana? Di mana Ayah dan Ibuku?"

Seo juga terlihat auntusias. Ia tersenyum lebar. Namun siapa sangka di balik itu senyum itu hanyalah sebuah alibi, alibi kebohongan. Jebakan yang mematikan. Seo langsung menarik girang pergelangan Jymin. "Ayo, ikuti aku. Tak terlalu jauh dari sini."

Mata Jymin yang polos menyipit heran. Bingung dengan tempat yang ia pijaki sekarang. Sekilas berbalik menatap Seo di belakangnya. Kenapa Seo membawanya ke tempat gedung tua yang kumuh, berantakan dan sedikit bau. Apa benar Orangtuanya ada di lantai dua di gedung tua ini?

Menyakinkan diri, Jymin yang menganggap Seo dapat di percaya. Akhirnya, Jymin tetap berjalan sesuai dengan perintah Seo. Seo memerintahkannya untuk menghampiri jendela besar samping pojok dinding. Jymin tahu, jendela besar tanpa kaca itu terdapat sebuah pintu. Pintu yang Jymin tak tahu apa isi di dalamnya. Seo mengatakan bahwa di balik pintu terdapat orangtuanya. Hingga akhirnya, Jymin tak bisa mengenali apa yang terjadi. Kenapa tubuhnya bisa oleng dan hilang keseimbangan. Semuanya terasa cepat. Jymin kecil hanya bisa berteriak memanggil nama kedua orangtuanya. Matanya membelalak melihat senyum sinis Seo. Apa Seo ingin membunuhnya dengan mendorongnya jatuh ke bawah? Jymin tak tahu, apa jawaban dari pertanyaan. Hanya kegelapan yang memenuhi dunianya.

Mimpi buruk!

Jymin terbangun seperti orang yang terkejut. Jymin terduduk di atas kursi kebesarannya dengan napas tersengal-sengal, jantungnya berdegup kencang tanpa bisa di kendali. Keringat mengalir deras di sekitar lehernya. Jymin mengusap wajahnya. Kenapa ia selalu di hantui oleh mimpi itu. Masa kecil kelamnya yang begitu buruk. Masa kecil tanpa ada warna warni yang menghiasi setiap harinya.

Mimpi itu mengingatkannya kembali, bahwa sikapnya yang seperti ini berawal dari sana. Sejak itu, kepercayaannya pada seseorang mulai berkurang dan memilih menyendiri tanpa ada keluarga di sekitarnya. Memang siapa, yang bisa di anggap keluarga. Keluarganya bagaikan iblis menurutnya.

"Kenapa aku selalu bermimpi seperti itu? Melelahkan!"

Jymin berkata seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Sedikit mengumpat, menyadari bahwa ia tertidur di ruang tempat kerjanya. Akibat salah tertidur, lehernya menjadi kaku dan nyeri. Jymin mengusap lehernya dari keringat, seraya matanya melihat kearah jam dinding 13.00, berarti sudah dua jam ia tertidur.

Ah, Jymin sampai melupakannya. Ia harus segera bangkit keluar dari ruangannya yang kedap suara. Jymin masih mengusap lehernya, lehernya benar-benar terasa nyeri. Membuka pintu, hal yang pertama dilihat adalah seorang bodyguard yang menunduk menatapnya. Jymin menyatukan alis, sedikit kesal kerena bodyguardnya tak menuruti perintahnya.

"Aku sudah bilang, jangan meninggalkan dia sendiri ketika dia sudah sadar."

"Maaf Tuan. Kami sudah mengecek CCTV tempat kejadian, tidak ada jejak pelakunya seolah tempat itu di rusak dengan sengaja CCTV nya. Kalau di lihat dari tempat Non Aileen terjatuh, kamar itu merupakan satu-satunya kamar yang tidak memiliki CCTV!"

MiracleWhere stories live. Discover now