16. Muka2

192 31 5
                                    

Seo merasa seperti orang yang tidak berguna. Entah mengapa, selalu merasa suatu hari semua orang akan meninggalkannya. Hal itu terkadang membawa pemikirannya jadi linglung sehingga ketika berhalusinasi sangat sulit untuk tidak tenggelam dalam halusinasi tak berujung. Seo merasa ingin lari dari kehidupan. Itulah yang Seo pikirkan selama ini. Dan itu semua sudah terjadi padanya.

Mengidap penyakit gangguan mental dengan emosi yang tak stabil, dan mengharuskan setiap hari minum obat itu melelahkan dan memuakkan. Sungguh, membuat Seo ingin mengakhiri hidup. Sering kali, Seo mengeluh malas seperti anak kecil, obat itu pahit dan Seo tak suka sama sekali dengan rasa pahit. Itu membuatnya sangat mual.

Ingin sekali Seo mengutarakan rasa lelahnya, ingin sekali Seo menangis sepuasnya di pelukan seseorang, ingin sekali Seo menceritakan semua yang ia alami, bahwa ia tidak sanggup, bahwa ia tak bisa bertahan, bahwa ia ingin menyerah. Dan seseorang itu bisa menyemangati atau sekedar membari tumpuan sampai Seo rasakan, seseorang itu tidak ada bahkan orang yang melahirkannya tak ada disini menemaninya. Ia sendiri, menghadapinya sendiri. Benar, ia anak buangan. Orang tuanya tak butuh anak sepertinya, bahkan ia di besarkan oleh pengasuh panti asuhan.

Hingga di suatu hari, sebuah keluarga kaya mengadopsinya. Ya, itu keluarga Jymin. Orang tua Jymin yang baik hati, membesarkannya dengan kasih sayang. Tapi berbeda dengan Jymin kecil yang seperti tak menerima kehadirannya, mungkin Jymin merasa kasih sayang orang tuanya terbagi dua. Sungguh, Seo kecil tak bermaksud ingin menghancurkan kebahagiaan Jymin.

Seo kecil tak membenci Jymin, tapi Jymin kecil sendiri yang membuatnya membenci Jymin. Jymin sering kali menjahilinya, meski itu waktu kecil tapi rasa sakit itu masih terasa sampai sekarang. Jymin yang dulu memang kekanak-kanakan, tapi apakah wajar jika otak kecil itu sampai mencoba membunuhnya. Iya, Jymin hampir saja membunuhnya dengan mendorongnya ke tangga. Untung saja itu belum terjadi, karena orang tua angkatnya mencegah kelakuan Jymin.

Sampai Seo kecil sadar, ia memang tak pantas di keluarga itu. Akhirnya, Seo kecil melarikan diri, menjauh dari keluarga itu, menghidupkan dirinya sendiri sampai besar. Seo berkerja di sebuah kafe sederhana dan uang itu cukup untuk mencukupi kebutuhannya.

Kala itu, Seo kecil sedang berjalan sembari menenteng kantong plastik, Seo kecil membeli beberapa keperluannya yang sudah habis tersedia. Hingga langkahnya di buat kaku ketika dengan mata kepalanya sendiri, Seo kecil melihat sebuah kecelakaan beruntun, kecelakaan itu di sebabkan oleh sebuah truk yang oleng hilang kendali. Dan, Seo di buat terkejut setengah mati saat melihat mobil hitam yang sudah hancur itu ber- BL yang sama persih dengan keluarga yang mengadopsinya. Ya, keluarga Jymin.

Seo kecil tak berlari kearah kejadian itu, ia malah menjauh, melihat peristiwa itu di balik pohon besar. Seo kecil hanya bisa menangis melihat orang baik yang telah merawatnya, mati secara tragis. Dan, Seo kecil juga melihat Jymin yang ikut serta dalam kecelakaan. Setelah orang tua Jymin meninggal, ada suatu niat terbesit di hatinya, adalah belas dendam terhadap kelakuan Jymin dulu. Iya, dengan keberaniannya, Seo kecil mengendap-endap masuk ke sana. Anehnya, Jymin masih mengingatnya padahal Seo pernah mendengar gosip orang bahwa kecelakaan itu mengakibatkan anak dari keluarga itu hilang ingatan, apa mungkin Jymin hanya lupa dengan kejadiaan kecelakaan itu.

Mengingat itu membuat Seo menyesal, bahkan dengan bodohnya ia menerima tawaran yang juga musuh Jymin. Seo tak tahu nama pria yang berencana ingin juga membuat Jymin hancur, seperti niatnya dulu waktu kecil. Seo hanya bisa menuruti karena pria itu juga mengancam hidupnya. Hingga akhirnya sebuah rencana Seo lakukan, yaitu membuat Aileen mati —terjun ke dalam kolam dan Jymin kembali menderita. Sungguh malang nasib Aileen, padahal yang bermasalah adalah Jymin tapi Aileen juga terlibat.

Bodoh, bodoh, bodoh!

Kenapa ia harus hidup seperti ini!

Seo tak ingin merusak hubungan siapapun atau bahkan mencelakai orang lain. Dan, gara-gara itu Seo hampir saja membunuh Aileen dengan tangannya sendiri. Seo sangat menyesal, meminta maaf mungkin bisa mengurangi rasa bersalah tapi sepertinya tidak berlaku untuk penderita bipolar sepertinya, karena Seo seakan terus tenggelam dengan perasaan bersalah dan menghukum dirinya sendiri. Rasa bersalah itu meledak-ledak melebihi porsinya. Seo pun juga tak yakin masih sempatkah ia bertemu dengan Aileen sekaligus berminta maaf dengan Aileen?

MiracleWhere stories live. Discover now