O7. Kenapa harus aku?

518 51 10
                                    

Jymin tidak mengerti.

Jymin bingung sekali dengan perubahan sikap Aileen setelah ia menanyakan tentang perasaan Aileen padanya. Aileen bukan menjawab pertanyaan yang sesuai, Aileen malah menginginkan kerumah Bunda. Perubahan Aileen sangat dratis, Aileen kesan cuek dan tak peduli. Aileen seakan menciptakan tembok besar antara mereka, Aileen tidak ingin di dekatnya. Tak bisa dipungkiri, Jymin bukannya marah tapi Jymin berpikir ini sedikit menyenangkan, menimbulkan rasa gemas tersendiri dengan perang dingin yang diciptakan Aileen.

Jymin tadi sempat mempertimbangkan. Memberi izin atau tidak untuk Aileen. Namun jika Jymin mencegah Aileen kerumah Bunda. Dipastikan Aileen akan semakin marah dan kesal padanya. Setelah memberi izin, Aileen malah ingin pergi di kawal saja. Tapi Jymin memaksakan diri untuk pergi bersama Aileen, Jymin tak mau terjadi sesuatu pada Aileen. Sudah Jymin katakan bukan? Jymin akan selalu melindungi Aileen.

Jymin memandangi punggung belakang Aileen, berjalan di belakang Aileen sembari mengawasi. Jymin tak mau memperkeruh suasana, jadi Jymin membiarkan Aileen tenang dulu dengan menyendiri agar pikiran Aileen lebih jernih. Jymin tak sedikitpun menanyakan sebenarnya Aileen kenapa. Jymin hanya mengikuti apa yang dilakukan Aileen, seolah ada rasa gengsi yang besar membuat satu sama lain saling diam.

Jymin menyadari setiap langkah perjalanan mereka kerumah Bunda, ada sedikit perubahan tempat keberadaannya. Perumahan ini sedikit tertutup, padahal sebenarnya tadi Jymin menggunakan mobil. Tapi melihat gang jalan yang sempit, tak memungkinkan mobil untuk masuk. Jadi terpaksa mereka berjalan kaki. Tak jauh, hanya beberapa meter saja.

Mereka tetap saling diam, membisu. Tak ada salahnya satunya yang ingin membuka suara. Aileen yang malah menghindari tatapan dari Jymin, sedangkan Jymin masih terus memperhatikan Aileen hingga mereka sampai di depan pintu rumah Bunda.

Setelah pintu terbuka, Bunda Aileen tersenyum melihat kedatangan Aileen dan Jymin. Aileen langsung berlari masuk ke kamarnya, tanpa berkata apapun untuk sekedar menyapa Bundanya.

Tidak biasanya Aileen seperti itu.

Bunda Aileen dan Jymin bersamaan menatap Aileen yang berlari, hingga mereka dibuat sedikit tersentak saat Aileen menutup pintu kamarnya  brutal dan terdengar suara mengunci yang cukup keras. Tidak ada niat dari keduanya, untuk bergegas mengejar Aileen. Mereka rasa Aileen memang perlu untuk menyendiri. Bunda Aileen—Birai, menoleh kepada sosok tinggi di depannya, Jymin seketika merasa sungkan begitu melihat tatapan bingung dari mertuanya.

“Ada apa? Kenapa dengan Aileen, apa ada terjadi masalah.”

Birai berucap cemas tapi masih tetap dengan suara yang lembut, karena Birai tentu sangat menghargai Jymin, menantunya.

Jymin mengembuskan napas pelan, tetap mencoba untuk tenang. Sedikit tercipta suasana canggung dengan mertuanya. Mungkin ini efek dari Jymin yang jarang sekali berjumpa dengan Bunda Aileen. “Tidak ada apa-apa Bunda, kami baik-baik saja. Aileen sedikit sensitif beberapa hari ini.” Jymin menjelaskan dengan pelan. Jymin sendiri saja bingung dengan sikap Aileen yang seperti itu. Mood Aileen gampang sekali berubah.

Birai tersenyum tipis mendengar penjelasan menantunya. Walaupun jarang bertemu, Birai tahu persis bagaimana perilaku Jymin. Jymin adalah lelaki yang pengertian dan lembut, jadi Birai tak ada sedikitpun pemikiran negatif tentang menantunya. Birai memandangi manik Jymin, terlihat jelas sekali di binar mata itu, jika Jymin begitu mencintai Aileen. “Maafkan sifat Aileen yang masih kekanak-kanakan. Bunda tidak habis pikir dengan anak itu, sikap masa kecilnya masih belum bisa diubahnya. Oh, ya Bunda terkejut sekali dengan kedatangan kalian. Aileen tidak mengabari Bunda dulu. ”

Birai menutup pintu utama setelah mempersilahkan Jymin masuk. Jymin menatap Birai dengan senyum tak enaknya. “Maaf Bunda. Jymin beberapa hari ini sibuk sekali.”

MiracleWhere stories live. Discover now