O8. Hamil?

674 48 11
                                    

Aileen tak tahu harus seperti apa untuk mengekspresi diri. Kesal atau senang? Ini terlalu mendadak. Setelah ia bangun dan menyadari sudah di tempat tidurnya. Jymin membuatnya syok, terlalu mengejutkan untuk di percaya. Jin apa yang sudah merasuki Jymin? Jymin mengajaknya ke sebuah pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Tak pernah sekalipun Jymin mengajaknya ke sebuah keramaian bahkan bertemu dengan orang lain. Baru kali ini! Woahh, Aileen tak menyangka.

Sepertinya, Aileen harus bisa menerima apa yang belum bisa ia pahami. Jymin tak main-main dengan ucapannya. Jymin tak hanya mengajaknya saja tapi juga membawanya ke sebuah butik mewah, yang paling Aileen yakini harganya pasti sangat mahal. Jymin juga mendatangkan penata rias untuknya. Seolah-olah itu adalah pesta yang penuh dengan kemewahan, yap semuanya serba mewah.

“Kau cantik.”

Aileen berdiri lesu di hadapan Jymin yang sedang berjalan kearahnya. Sebenernya, Aileen kesal. Jymin cepat sekali melupakan kejadian yang di dapur kemarin, seperti tidak terjadi apa-apa. Aileen malu sekali, ini salahnya. Untuk apa juga ia meraung-raung seperti orang yang tampak sangat menyedihkan. Aileen salah menampakkan kesedihan pada seseorang, seharusnya bukan Jymin.

Apa Aileen tak salah dengar? Cantik? Apa ini terlihat cantik. Jymin hanya menyuruhnya memakai gaun yang terlihat tak mencolok, ah bisa di bilang terlalu sederhana. Tak ada sedikitpun menarik dari gaun merahnya ini. Lebih parah lagi, Jymin memang mendatangkan penata rias, tapi Jymin melarang memakai polesan make up di wajahnya. Oh ayolah, mana mungkin Aileen pergi dengan wajah pucat seperti ini! Untung saja, Jymin menuruti permintaannya, memberi izin untuk memakai lipstik saja. Kalau tidak, sudah seperti mayat hidup. Malu-malu saja.

Aileen memutar bola matanya malas, memandangi Jymin yang tersenyum kearahnya. Aileen membalas senyum Jymin tanpa minat. “Kau sudah sadar. Aku memang cantik untuk semua baju.”

Jymin mengulurkan tangannya mengusap kepala Aileen, menepuk-nepuk pelan kepala Aileen dengan penuh kasih sayang. Tak luntur, bibir Jymin terus tersenyum lebar. Aileen sedikit terperangah dengan tindakan Jymin.

“Aku Mencintaimu lebih lama dari umurku, Aileen!”

Tidak! Jangan!
Please, jangan berdetak jantung bodoh. Itu hanya cinta palsu. Tak mungkin. Jymin mencintainya, sulit di percaya. Aileen membalas perkataan itu dengan tatapan sengitnya, wajahnya terlihat masam sekali memandangi Jymin. “Hanya karena aku menerima ajakanmu, bukan berarti hatiku terbuka padamu.”

Jymin terkekeh kecil, seolah ucapan yang keluar dari bibir Aileen membuatnya geli. “Apa kamu mau mengingat ini? Di manapun kamu berada, aku akan selalu disampingnya.”

Aileen mengalah, jika di teruskan membantah, pembicaraan ini akan semakin memanjang. Jadi, yang hanya Aileen lakukan adalah mengangguk malas dengan raut wajah datar. “Hm, baiklah.”

Jangan! Terpesona, jangan kagum. Jymin tampan sekali. Tidak, bicara apa aku ini!

Batin Aileen memberontak keras, ketika tanpa dikendali, Aileen sempat terpesona dengan senyum lebar Jymin setelah selesai ucapannya. Kurang ajar, matanya begitu jelalatan.
Kenapa hatinya malah menyeru jika Jymin tampan! Oh no, makan apa ia? Sampai terpengaruh dengan wajah Jymin itu. Meski tak dipungkiri, Jymin sebenarnya memang tampan.

Pluk!

Aileen seketika memukul jidatnya pelan, sembari merutuki diri yang sudah kelewatan. Aileen spontan menunduk, tak ingin terlalu lama bertatapan dengan Jymin.

Jymin terkekeh gemas dengan tingkah Aileen. Jymin tahu, Aileen sedang mengagumi wajah tampannya. Lucu sekali istrinya. “Aku pasti terlalu tampan karena kamu terus memandangiku. Bagaimana penampilanku? Ganteng sekali bukan?”

MiracleWhere stories live. Discover now