13. Gelisah

384 33 39
                                    

Jymin merasa sangat bersalah.

Kakinya bahkan sampai gemetaran menuruni setiap gundukan anak tangga di rumahnya. Setiap jemarinya tak henti terus menjambak rambutnya gusar. Siapa sih yang tak tergoda jika seseorang yang dengan senang hati menyerahkan diri padanya di masa Jymin sendiri sedang frustasi tak tahu harus dengan siapa menyalurkan hasratnya yang sudah begitu lama tak terbayar. Dan, luar biasanya wanita itu tak mencintainya bahkan sebagai balasan menggunakan tubuhnya itu hanya meminta sebuah tas bermerek saja.

Tentu saja, itu sangat kecil menurut Jymin. Jymin yang kaya raya dan memiliki banyak uang akan begitu mudah untuk mengabulkan permintaan wanita itu, bahkan Jymin bisa memberi lebih.

Meski mereka pernah menjalani hubungan serius sejak masa SMA dulu, tentu tak ada cinta lagi di mata wanita itu. Parahnya lagi, wanita itu sudah menikah. Awalnya Jymin memang terkejut ketika mengetahui hal itu. Jymin tak ingin sembarangan memakai wanita yang sudah bersuami apalagi berurusan dengan suaminya akan menjadi berabe nantinya.

Tapi wanita itu sendiri yang bilang bahwa dia hidup menderita bersama suaminya yang suka memukul bahkan wanita itu sudah meminta cerai. Jymin yang merasa kasian pada mantannya pun, akhirnya menyetujui tawaran itu hingga terjadilah penyatuan itu di sebuah hotel bintang lima.

Dan, sekarang Jymin merasa sangatlah menyesal. Kenapa tidak menolak saja? Namun apa boleh buat, itu sangat mengiurkan bukan?

Jymin menjadi serba salah.

Jymin memukul frutasi pembatas tangga dengan kakinya. Setelah beberapa kali pukulan, Jymin merasa lelah dan akhirnya Jymin berhenti seraya menyungar rambutnya ke belakang. Jymin benci dengan dirinya yang seperti ini, hanya kejadian satu malam dengan Aileen bisa membuat wanita itu menjadi ketakutan ketika melihatnya. Jelas, Jymin bisa membaca mimik wajah Aileen dengan tindakan Aileen yang menggodanya tadi, Aileen seakan trauma dengan kejadian itu.

Jymin tak tahu harus berbuat seperti apa. Aileen pasti sangat membencinya, terbukti dengan sikap Aileen selama ini bahkan Aileen tak mau jujur padanya. Jymin hanya bisa pasrah. Jymin terduduk lesu di anak tangga terakhir, seraya menjambak rambutnya hingga berantakan. Ia tampak sekali seperti orang depresi.

Hingga akhirnya, mata Jymin tak sengaja melihat Jey yang sedang berjalan masuk ke dalam rumah dengan setelan baju kantor yang masih melekat rapi di tubuh itu. Leganya, Jey akhirnya pulang. Jymin langsung bergegas bangkit menuju Jey, dan tanpa berkata apapun Jymin langsung menarik pergelangan tangan Jey seperti menarik teman, sampai sang empunya di buat kaget dan bingung. Jymin membawa Jey ke sebuah kolam belakang rumahnya.

“Paman ...”

Dan, Jey semakin bingung mendengar nada lembut yang di buat-buat oleh Jymin. Aneh sekali, kenapa Jymin bertingkah seperti ini. Tak salah lagi, pasti ada maunya. Jarang sekali, Jey mendengar Jymin memangilnya paman.

“Ada apa? Terus terang saja, apa yang kau inginkan. Tumben sekali kau memanggilku paman!”

Jymin masih bertahan dengan mimik wajahnya yang lembut, padahal Jymin udah keburu kesal sama Jey yang membalas ucapannya dengan nada yang sangat jengkel.

Masih dengan actingnya, Jymin sampai memegang lengan Jey sembari memunculkan wajah sedihnya. “Aku tidak bisa tidur paman, karena aku terlalu gelisah.”

Jey terheran-heran sudah, melihat tangan Jymin yang memegang lengannya lembut. Luar biasa lah, biasanya Jymin ini arogan sekali orangnya. Pasti ada apa-apa nya nih. Dugaannya pasti benar!

“Apa yang ingin kau bicarakan? Bicara dengan jelas, aku cukup sibuk gara-gara kau. Apa terjadi sesuatu pada Aileen? Apa ada masalah?”

Jymin menghela napas panjang, mata sedihnya sekarang tertuju ke depan memilih memandang pot bunga yang bergantung di beberapa dinding. Ia jadi bingung kan, di karenakan Jey yang langsung bertanya ke intinya. Seraya berpikir sejenak, Jymin mengaruk tak gatal leher belakangnya.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang