Prologue

61 8 14
                                    

Malam itu, langit berwarna hitam gelap, ditemani oleh bintang yang bertaburan dan bulan purnama ikut serta membantu menerangi dunia di malam hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam itu, langit berwarna hitam gelap, ditemani oleh bintang yang bertaburan dan bulan purnama ikut serta membantu menerangi dunia di malam hari. Di malam yang sepi itu, tampak seorang wanita tua mengepakkan sayapnya di udara, menyusuri sebuah pulau yang dahulunya adalah tempat seluruh penguasa dunia berperang hingga bersimbah darah.

Senyuman miring menghiasi wajahnya yang sudah terlihat tua. Ia terus terbang sampai menemukan sebuah rumah yang satu-satunya memiliki sebuah tanaman yang hanya tumbuh di pulau itu. Wanita itu pun mendarat di halaman rumah itu dan menyembunyikan sayapnya. Kemudian, sebuah buku tebal dengan sampul berwarna cokelat yang memiliki tulisan aksara muncul dari tangan wanita itu setelah mengucapkan mantra.

Ia meletakkan buku tebal itu di depan pintu rumah. Setelah memastikan bahwa buku itu akan aman hingga pagi hari si pemilik rumah menemukannya, wanita itu pun menggumamkan sesuatu.

"Semoga adanya buku ini, Blue Island bisa kembali ke sedia kala."

Lalu, ia merentangkan sayap dan mengepakkannya agar terbang. Kali ini tujuannya menuju sebuah kastil di wilayah paling utara. Ia harus memberikan sebuah surat kepada Raja yang memimpin Blue Island zaman ini. Ia yakin, dengan surat itu sang Raja baru akan sadar bahwa ada sesuatu yang terjadi di masa lalu. Sesuatu hal yang merubah tata kerja Blue Island zaman dahulu.

Setelah melaksanakan tugas yang harus dilakukannya, ia bergegas untuk kembali ke tempat persembunyiannya. Ia tidak ingin ada orang yang tahu keberadaan rasnya yang masih hidup sampai saat ini.

Harus ada dua orang manusia dari Bumi yang mengungkapkan rahasia pulau itu. Dan, sekarang tugas baru wanita itu adalah memantau keadaan dari tempat persembunyiannya, menunggu para pion di pulau itu beraksi keesokan harinya hingga waktu pengungkapan ras langka tiba.

"Aku akan menunggu kalian. Setelah petualangan kalian berakhir, aku akan membuang makhluk tidak berguna itu. Tunggu saja kedatanganku, Sea," gumam wanita tua bersayap sambil mengepalkan tangannya dan menyunggingkan senyum misterius. Tak lama, ia tertawa meremehkan. Tawanya seperti seorang penyihir jahat di dalam film-film yang sering di tonton oleh makhluk Bumi.

»»--⍟--««


[A/N]

Halo! Salam kenal, nih! Panggil aja aku sesuai nickname yang tertera di akun wattpadku, atau lebih kerennya Nyx atau Eurybia. Hehehe:'

Kesempatan kali ini, aku akan membawa cerita baru, nih. Cerita yang nggak jauh dari fantasi, hehehe

/aku suka ngehalu, sih. Makanya suka fantasi xixixi/

Q: Nah, sebelum kalian masuk ke dalam ceritanya, pasti sudah baca blurb-nya, kan?
A: Sudah dong.
Q: Terus sudah baca prolog juga, kan?
A: Sudah!

Penasaran nggak gimana kisah Sealine dan Zeroun? Ikuti terus ya kelangsungan hidup mereka berdua!

Sampai jumpa, lagi!

Blue Island「 END 」Where stories live. Discover now