1- Get closer

1.3K 194 303
                                    

Hyerim tak pernah menyangka dirinya akan di perlakukan sebegitu rendah dan hina oleh kakak tirinya—Ryu Jaewook di hadapan orang yang bahkan tak mengerti alur dan kisah hidupnya. Begitu perih dan menyedihkan memang. Andai kata  memang benar adanya mungkin dirinya tidak akan menahan amarah dan lukanya secara bersamaan.

Wanita itu tak pernah berhenti merapalkan doa dan berharap sikap kakaknya di kemudian hari dapat berubah. Menjadi sehangat dulu sebelum kecemburuan kasih sayang itu mendarah daging dan menghancurkan hubungan antara dirinya dan Jaewook. Hingga suatu hari, ketika Hyerim sudah paham dan mengerti bagaimana caranya bertahan dan menjalani hidup memilih untuk pergi. Bukan, Hyerim bukan egois ataupun tak menyayangi ibunya. Namun percayalah, Hyerim punya alasan khusus untuk itu.

" Jadi setelah ini belok?" suara husky itu nampak tengah fokus dengan kendaraan dan stir kemudinya. Raut wajahnya serius menghadap ke arah jalan, membuat rahang tegas itu terlihat menawan di terpa lampu jalanan.

" Iya, rumahku ada di ujung kanan jalan." ujar Hyerim di tengah mata sembab,mengabaikan wajah yang terlihat jauh dari kata baik-baik saja itu untuk tetap tersenyum.

Hingga tiga menit kemudian sampailah Taehyung di hunian sederhana berlantai dua dengan taman kecil dan berpagar kayu cukup tinggi, terlihat begitu hijau dan segar untuk dilihat. Taehyung keluar dari mobilnya, bersamaan dengan Hyerim yang telah membawa semua dokumennya, menatap pria di depannya ini dengan sedikit ragu.

" Kenapa tidak pulang, apa ada yang tertinggal?" jawab Hyerim, dengan sedikit kebingungan di dalamnya. Cukup terkejut kenapa pria di depannya ini tetap bergeming dan malah menatapnya—kali ini sorot matanya teduh dan tak terartikan.

" Ayo kita obati luka di tanganmu dulu," Taehyung juga tak mengerti kenapa bibirnya berucap sedemikian. Mungkin merasa simpati saja atas kejadian tadi. Terkadang dirinya gampang terenyuh bahkan ketika melihat film bersama Seokjin dulu dirinya sampai menangis tersedu-sedu. Memalukan memang tapi itu benar-benar film yang bagus dan menyentuh.

" Aku bisa mengobatinya sendiri, Yuhn-ssi." tolak Hyerim, mungkin terdengar menggelikan membawa pria yang baru saja ia kenal untuk masuk ke rumahnya. Tentu jiwa Hyerim sebagai wanita normal yang merasa khawatir dan juga takut.

"aku hanya akan mengobatinya, setelah itu akan pulang. Tidak perlu khawatir." ujar Taehyung, dan setelah itu hanya di balas anggukan oleh Hyerim.  Wanita itu pun akhirnya mempersilahkan Taehyung untuk masuk. Hal yang pertama kali ada dalam relung Taehyung adalah hunian Hyerim cukup menarik dengan interior yang khas dan juga tidak berlebihan.

" Ayo masuk," Hyerim membuka pintu kayu itu, lalu berjalan dan mendudukan diri ke sofa hitam dan meletakkan semua dokumen yang ia bawa. Mempersilahkan Taehyung untuk duduk juga. Setelah itu Hyerim bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Sedangkan Taehyung telah menonton serial drama yang Hyerim pilihkan beberapa menit yang lalu. Sejujurnya Taehyung jarang ataupun tak pernah melihat drama, karena pada dasarnya Seoyung dan dirinya dulu lebih suka menonton film action yang penuh tantangan dan adrenalin, bukan yang melodrama seperti ini. Tapi tak apa, Taehyung menyukai hal yang baru dan ingin menjelajahi—segera.

"Kau ingin minum apa?" tanya Hyerim yang sejak kapan sudah berada di belakangnya, memirsa lekat busana Hyerim yang terlihat santai dengan kaos putih oversize dan juga celana training longgar membuat Taehyung bergeming beberapa saat.

" Tidak perlu, Hye" jawab Taehyung sedikit menyunggingkan senyumnya. Lalu beralih ke serial dramanya kembali. Keduanya hening, setelah itu taehyung berucap kembali ketika ia mengingat tujuan awalnya di sini.

Remembrance ✔️Where stories live. Discover now