19- Plan to suffer

524 72 249
                                    

Bangunan yang berdiri kokoh dengan beberapa lantai yang atapnya menjulang tinggi di bumantara itu tampak menunjukkan kemegahannya. Berada di pinggiran jalan raya, membuat setiap orang pasti akan merelakan kepalanya untuk sekedar menengok, sambil menggumamkan betapa indahnya kontruksi tersebut. Kaca-kaca yang terpasang simetris, tersorot sinar mentari membuatnya tampak mengilat. Di tambah sentuhan hiasan pepohonan yang sengaja tertanam indah di samping kanan-kiri halaman taman itu.

Suara langkah kaki disusul debur sepasang sepatu heels yang mengecap ubin mengkilat itu mengudara ke seluruh ruang. Membuat siapa pun menoleh dan membungkukkan badannya, sekedar memberikan hormat. Berjalan dengan sedikit angkuh, bak anak seorang putri dari kerajaan ternama. Ah, sedikit revisi. Memang sih, siapa yang tak mengenal wanita berparas ayu dengan tatapan tajam dan proposi tubuh kelewat sempurna seperti Kang Seoyung. Tentu semua tahu bahwa wanita bermarga Kang itu sungguh begitu menawan hingga lelaki manapun akan takluk dengan paras dan perangainya yang tak kalah lembut pun sopan.

Tungkainya berhenti di depan pintu kayu itu. Sedikit ragu saat hendak mengambil knop dan mendorongnya. Namun, setelah beberapa detik kemudian, ia kembali dengan segala keyakinan yang memantapkan hatinya untuk kemari.

Jelas, pribadi di balik pintu itu terperanjat kaget melihat presensi Seoyung yang kini tengah berdiri di ambang pintu dengan wajah serius. Bahkan pria itu bergeming beberapa saat. Memirsa busana Seoyung dari atas hingga bawah. Wah, cantik sekali. Kalau pria Ryu ini boleh berpendapat. Seoyung sangat seksi, sungguh. Dengan dress yang terpasang pas, menampilkan lekuk tubuhnya di beberapa bagian. Astaga, kulit putih itu benar-benar bersinergi sempurna dengan temaram lampu. Membuat seorang Ryu Jaewook ingin sekali mengencaninya segera.

" Ada apa nona Kang, tumben sekali menemuiku. " tanya pribadi Ryu sambil memutar-mutar kursinya dan tangannya memainkan dagu itu. Seperti menampilkan roman terkesan dingin. Padahal di dalam hatinya telah mengucapkan banyak syukur karena Seoyung datang menghampirinya.

Tak ada sahutan. Wanita itu memilih mendekatkan dirinya ke arah Jaewook. Menaruh tas Louis Vuitton terbarunya di meja kaca itu. Lantas duduk angkuh di sofa yang ada di ruangan tersebut. Menyilangkan sebelah kakinya kemudian bertumpu kaki yang lain sambil melipat kedua tangan hingga dada. Menggerak-gerakkan tungkai berheels hitam itu lalu menatap Jaewook tajam, mencoba menusuk lewat tatapan matanya saja.

Pribadi Ryu dibuat gugup. Duh, kenapa Seoyung malah menatap dirinya seperti itu. Sungguh, membuatnya tambah menggilai wanita itu. Namun sebisa mungkin, ia tutupi dengan sikap tenang yang ia bangun sedari tadi.

Ah, kenapa baru terpikirkan sekarang. Tentu Jaewook tahu alasan dibalik Seoyung datang menghampirinya sekarang. Pria Ryu tersenyum, sedikit menyeringai. " Apa kau sudah menyerah, sayang?" tanya lembut sambil menautkan sebelah alisnya.

Pintar. Seoyung akui memang Jaewook ini gesit dalam menerka maksud kedatangan seseorang. Jadi ia tak perlu lagi membuang banyak tegukan saliva dan tenaga untuk menjelaskan.

"Wah, Ryu kau pintar sekali." Sanjungan itu turut serta mengudara. Seoyung menunjukkan senyum singkatnya sebelum bangkit dari duduknya mendekat ke arah Jaewook. Wanita itu masih berjalan, mendekat dan lebih dekat. Jemarinya lantas bergerak menuju bahu lebar tertutup tuxedo abu-abu itu. Mengusap-usap disana dengan wajah innocentnya.

"Memangnya aku bisa apa hmm?" Seoyung menatap lekat netra Jaewook. Pria Ryu hanya bisa mengais udara dengan kesusahan. Astaga, kenapa Seoyung bertingkah seperti ini. Sedikit liar. Sedari tadi dirinya mencoba menahan gelenyar aneh kala wanita itu mendekat. Kang Seoyung, kau memang benar-benar akan jadi milikku sekarang. Hanya milikku.

Remembrance ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt