√ School Pasifik

614 101 19
                                    

Jam tujuh pagi Eunha kiddie -Itu nama usulan dari Jongho- sudah siap dengan seragam mereka.

"Sarapan siap" Eunha berteriak dari meja makan.

Mereka langsung menyerbu makanan itu dengan senang.

"Kalian udah tau masuk kelas mana?" Tanya Eunha.

"Belum kak" Jawab Yujin.

"Kalian semua masuk kelas A4, kecuali Zean, Junkyu dan Shuhua kalian masuk kelas A1" Ucap Eunha sambil melihat selembar kertas.

"Kok bisa gitu?" Tanya Han.

"Entah, bukan kakak yang ngatur" Eunha mengangkat bahunya.

"Yuk berangkat udah siang" Ajak Junkyu.

"Kak berangkat dulu ya" Pamit Bomin.

Eunha mengangguk.

Mereka semua pun berjalan menuju sekolah.

🍁🍁🍁

Kelas A1

"Anak-anak kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri" Guru dengan nama Pak Sehun itu mempersilahkan ketiganya memperkenalkan diri.

"Hallo semua, nama saya Zeanna biasa dipanggil Zean saya keturunan Hecate" Zean membungkuk.

"Saya Junkyu, keturunan Poseidon"

"Dan saya Shuhua, keturunan Aphrodite"

"Oke kalian bertiga silahkan duduk" Ucap Sehun.

Ketiganya duduk di kursi yang kosong, saat berjalan tatapan sinis dilemparkan pada Zean yang selalu menempel pada Junkyu.

"Oke, hari ini kita belajar bahasa" Pak Sehun memulai pembelajarannya.

Tak jauh berbeda, di kelas A4 pun melakukan sesi perkenalan bersama Miss Sowon dan belajar matematika. Kebetulan mereka sekelas dengan anak didik Bambam kecuali Jeno yang masuk di kelas A1.

🍁🍁🍁

At kantin

Satu meja itu diisi penuh oleh beberapa anak yang tengah menyantap makanannya.

"Ze, hati-hati sama anak dikelas lo" Ucap Hyunjin.

"Lahhh, kenapa?" Yang bertanya itu Mia.

"Lo deket sama Junkyu yang jelas satu-satunya keturunan Poseidon si dewa laut. Dan itu artinya saingan lo banyak" Jawab Hyunjin.

"Kagak ngerti gue" Ucap Zean.

"Maksud Hyunjin, anak Poseidon udah jelas dijodohkan sama keturunan Hecate" Jelas Sanha.

Junkyu menyemburkan minumannya.

"Lo gak salah ngomong?" Tanyanya tak percaya.

"Emang itu nyatanya, gue aja tau dari Pak Jongdae" Ucap Sanha.

"Jadi gue harus gimana?" Tanya Zean.

"Yaaa hati-hati aja sihhh, lo punya sihir ini tinggal sihir aja yang nyinyirin lo" Jawab Siyeon.

"Anjayyyyy, mantep tuhhh" Sahut Jongho.

"Yeuuu jangan sembarangan lo bisa dihukum kalo gitu" Ucap Jeno.

"Udahlah, gue bisa jaga diri" Ucap Zean.

"Ke kelas yuk, bentar lagi bel" Ajak Mia.

Mereka pun kembali ke kelas masing-masing.

🍁🍁🍁

"Yuk" Ajak Jeno pada Zean yang baru saja keluar.

Keduanya lalu berjalan menuju area latihan khusus keturunan Hecate. Jadwal mereka sekarang belajar sihir, sementara yang lain bertarung yang diajari oleh Eunha dan Bang Chan.

Mereka sampai di lapangan rumput yang cukup luas, hanya ada beberapa orang.

Lalu seorang guru yang bernama Bu Seulgi datang dengan buku mantra serta tongkat sihirnya.

"Oke guys, kali ini kita bebas yaaa. Kalian bisa bermain atau latihan mandiri. Saya kasih kalian sapu terbang, dan jangan lupa waktu. Okeee" Ucap Seulgi.

"Siaaap Buuuu" Sahut murid yang ada disana.

"Yuk Ze, gue ajarin naik sapu terbangnya" Ajak Jeno sambil mengambil dua sapu terbang.

Jeno mengajari Zean untuk naik sapu terbang, beberapa kali Zean terjatuh namun ditangkap Jeno.

"Jen, nyerah deh gue" Zean sudah cape.

"Idihhhh jangan nyerah anjir baru segini gue aja sampe lecet waktu belajar" Sahut Jeno.

"Istirahat dululah"

Jeno dan Zean beristirahat disalah satu pohon rindang.

"Ehhh iya, keturunan Hecate dikit yaaa?" Tanya Zean.

"Huum, dominan pun anak cowok. Makanya Poseidon sama Hecate niat buat jodohin keturunannya" Jawab Jeno.

"Btw, kok Hyunjin sama Sanha yakin banget kalo Junkyu dijodohin sama Gue?"

"Entahlah, kalo mau tau tanya aja sama Pak Jongdae"

"Kuy lah" Ajak Zean.

"Ayok"

Keduanya naik sapu terbang, mencari Jongdae.

Ternyata sang guru tengah mengajari Junkyu menggunakan pedang.

"Wadaw, ganteng banget" Gumam Zean melihat Junkyu yang memegang pedang dan keringat yang menetes dari pelipisnya.

Udahlah Zeanna makin terpesona sama koala yang satu itu.

"Pak Jongdae, Junkyu" Panggil Jeno dan Zean.

Kedua anak itu turun dari sapu terbang dan menghampiri dua orang yang baru saja selesai latihan.

"Kalian gak latihan?" Tanya Jongdae.

"Enggak, dibebasin sama Bu Seul" Jawab Jeno.

"Oke, bapak pengen minum dong"

Jeno mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra, lalu muncullah empat botol minuman dihadapannya.

"Makasih Jen" Ucap Junkyu.

Keempatnya duduk dihamparan rumput.

"Kalian berdua ngapain kesini?" Tanya Junkyu.

"Enggak boleh? Kita mau nanya ke Pak Jongdae"

"Mau nanya apaan?" Tanya Jongdae.

"Gini pak, emang bener kalo saya dijodohin sama Junkyu?"

"Sini tangan kalian berdua" Jongdae menarik tangan Junkyu dan Zean.

Lalu menggenggam tangan mereka dan sebuah cahaya bersinar.

"Nahhh buka tangan kalian" Titah Jongdae.

Sebuah kalung berliontin berlian indah dan cantik ada di genggaman tangan keduanya.

"Waoooowwww" Junkyu, Zean dan Jeno kagum.

"Itu kalung dari orangtua kalian, jangan ilang. Kalau ilang yaaa kalian harus nanggung resikonya" Jelas Jongdae.

Junkyu dan Zean memakai kalung itu, sangat cocok dipakai keduanya.

"Cocok anjir kalian berdua" Ucap Jeno.

"Jen, jagain anak dua ini. Jangan sampe mereka kepisah atau ada yang misahin" Ucap Jongdae.

"Siap pak" Jeno hormat pada Jongdae.

To be continue

Zahra Zafan

𝙿𝚊𝚜𝚒𝚏𝚒𝚔 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang