√ Suara merdu & racun mematikan

143 43 7
                                    

Wonjin bersenandung pelan namun masih bisa didengar tamunya, suaranya lembut asli bikin adem. Yedam ikutan nimbrung, makin syahdu sanha, heejin sama minju menikmati alunan lembut itu. Bikin hati damai.

Suara itu seolah menghipnotis siapapun, air mata mereka jatuh tiba-tiba dan mereka pun terisak pelan.

Suara rimbun daun yang jatuh dan bergoyang jadi musik dan nyanyiannya udah berhenti karena wonjin dan yedam udah nangis sesegukan.

Mereka terduduk di rumput yang rasanya halus banget macem sutra, serius itu rumput asli kok bukan buatan.

"Hiks hiks kak" Yedam ngesod ke wonjin dan meluk dia kaya ada semacem ikatan batin.

Sanha juga ikutan pelukan bareng yedam dan wonjin, sementara heejin sama minju pelukan berdua. Bukan muhrim.

"Udah jangan nangis ah" Kata sanha yang udah berhenti nangis tapi masih segukan dan matanya masih berair.

Yedam sama wonjin berhenti nangis, hidung yedam yang memerah bikin wonjin gemes dan nyubit pelan.

"Ishhh gemessss" Wonjin ngusap air mata yedam.

"Hehehe, gue emang gemesin" Kata yedam.

🍁🍁🍁

Wonjin ngajak yedam dan sanha keliling dulu buat nyari udara. Minju sama heejin udah dibawa sama doyeon dan seunghun.

"Suara kalian bagus" Puji wonjin.

Sanha tersenyum, "makasih, suara kamu gak kalah bagus kok" Katanya.

"Ohhh iya, kenalin aku wonjin. Fairy yang jaga hutan ini"

Wonjin ngulurin tangannya yang langsung dibalas sama sanha.

"Gue sanha" Katanya.

Wonjin beralih ke yedam.

"Yedam kak" Ucapnya.

"Ehhh, iya kalian ada keperluan apa datang kesini?" Tanya wonjin.

"Kita mau nyari serpihan permata" Jawab sanha.

Wonjin agak kaget, tapi berusaha buat biasa aja.

"Ahhh itu yaaa" Katanya agak gugup.

"Kenapa kak?" Tanya yedam.

Wonjin gak tau mau jawab apa, bingung diatuhhhh.

"Ehmmmm, gimana yaaa??? Emang permatanya buat apa?" Wonjin malah balik nanya.

Sanha jelasin semuanya ke wonjin yang bikin dia kaget.

"Zean sama junkyu????" Wonjin gak percaya.

"Iya, mereka berdua"

Wonjin hela napasnya, bingung mau gimana ngomong. Yeuuu tinggal ngomong aja ribet yaaa gelas akuah.

"Ikut aku yuk ke kak seunghun" Wonjin narik tangan yedam dan juga sanha.

🍁🍁🍁

Minju sama heejin lagi diajak jalan-jalan sama doyeon di pinggiran danau yang airnya jernih banget.

"Gilaaa, airnya jernihhh bangetttt" Heejin dengan mata berbinarnya mencelupkan kakinya ke air danau. Dingin dan sejuk menjalar ke kakinya.

"Coba deh kalian minum airnya" Ucap doyeon.

Minju sama heejin nurut dan minum air dari danau itu. Dan uhhhhh rasanya seger bangetttt membasahi kerongkongan dan haus mereka langsung hilang dengan meminumnya sedikit.

"Wahhhh seger banget airnya kak" Kata minju kagum.

Doyeon senyum, "iyalah, kalian kan sekarang ada di hutan yang dijaga sama fairy"

"Ohhh iya, ini kan satu-satunya hutan yang dijaga sama fairy kan?" Tanya heejin.

Doyeon menganggukkan kepalanya.

"HEIIII KALIAAANNNN AYOOO SINIIIII" Itu suara teriakkan seunghun dari kejauhan.

Ketiganya lalu beranjak dari sana.

Dan disana udah ada seunghun bareng sama wonjin, sanha dan yedam lengkap sama makanan yang disiapkan seunghun.

"Ayo kita makan" Ajak wonjin.

Mereka pun makan bersama dengan khidmat.

🍁🍁🍁

Abis makan heejin, minju, sanha sama yedam istirahat disalah satu rumah pohon.

Mereka tertidur dengan perut yang udah kenyang, dan gak lama wonjin sama seunghun datang dan mengusap wajah keempatnya satu persatu.

"Semoga kalian berhasil, maaf kita ngelakuin hal ini" Gumam seunghun.

"Hati-hati, semoga kalian selamat" Ucap wonjin.

Lalu setelah itu mereka pergi dari sana.


🍁🍁🍁



Dahyun dengan langkah angkuh dan seringai tajamnya berjalan menuju ruangan 129 dimana junkyu dan zean di rawat.

Ia membuka pintu dan langsung menguncinya, tak ada yang tahu ia kesini karena suasana disana yang sepi.

Sebelah tangannya mengambil sesuatu dari balik jubahnya yang ia sembunyikan sedari tadi.

Sebuah suntikan kecil yang berisi sebuah cairan mematikan yang apabila disuntikkan pada orang akan mengalami hal yang fatal.

"Dari pada kalian menderita mending gue kasih kalian kebebasan" Katanya dingin sambil berjalan kearah infusan junkyu.

Meanwhile, doyoung, seongmin dan yuna lagi jalan kearah ruang rawat junkyu dan zean bersama ruby dan owl.

Baru aja sampe di lantai 4 tiba-tiba ruby mengeong seolah ada sesuatu yang terjadi.

Meong meong

"Kenapa ruby?" Tanya yuna yang gendong si kucing gemuk dan menggemaskan itu.

Owl matanya makin tajam, tapi gak bersuara dia tenang banget nangkring di pundak doyoung.

"Kayanya ada sesuatu yang terjadi deh" Kata seongmin.

Mereka saling pandang dan langsung lari ke kamar 129 yang ada di lantai tujuh. Dengan menaiki tangga.

Napas ketiganya terengah-engah didepan pintu, ruby udah turun dari gendongan yuna dan nyakar pintu.

"Cepet buka" Titah yuna.

Dikunci, doyoung berusaha membukanya dengan bantuan seongmin. Sementara yuna berinisiatif memanggil dokter.

Didalam sana dahyun sudah menyuntikkan cairan itu ke selang infus junkyu dan setelah itu ia berjalan kearah zean.

Dan saat pintu terbuka lebar, suntikan yang sudah menancap diselang infus zean jatuh bersamaan dengan wajah kaget doyoung serta seongmin.

Dahyun tersenyum sinis dan diam di tempatnya, tak lama yuna datang bersama daniel, minhyun dan roa.



To be continue

Zahra Zafan

𝙿𝚊𝚜𝚒𝚏𝚒𝚔 [✔]Where stories live. Discover now