√ Dead or not

174 48 4
                                    

Eunha masih belom mau ngomong, dia gak mau makan dan ngurung diri di kamarnya.

Chan sama bambam udah cape bujuk dia, dan sekarang mereka minus eunha, junkyu, zean, hyunsuk dan mina lagi ngumpul di aula. Lagi diskusi.

"Udah kumpul semua?" Tanya chan sambil natap satu persatu.

"Udah kak" Jawab mereka.

"Pertama-tama gue disini ngumpulin kalian semua buat diskusi tentang eunha, hyunsuk, mina, junkyu dan zean" Ucap bambam.

"Kalian pasti udah taukan? Kalo hyunsuk sama mina belom ketemu? Kita niat buat nyari mereka" Jelas chan.

"Tenang aja, kita bakal bagi tugas plus dapet bantuan dari yang lain buat nyari hyunsuk sama mina" Sambung chan.

"Nahhh sekarang kita mau ngomongin soal junkyu sama zean" Ucap bambam.

"Emak sama bapaknya udah tau kak?" Tanya lia.

"Udah, mereka bakal dateng bentar lagi" Jawab chan.

Dan yap, gak lama ada sebuah cahaya yang membentuk seseorang itu dewi hecate yang datang, cantik banget walaupun masih cantikan aphrodite. Senyumnya bikin semua natap sendu dan mereka berdiri buat nyambut.

"Selamat datang dewi" Mereka membungkukkan badannya, hormat.

"Terima kasih" Dewi hecate lalu duduk di kursinya. Gak usah nanya gimana kursinya bisa ada.

Dan gak lama, sebuah tetesan air muncul membasahi lantai dan datanglah sang dewa laut dengan gagahnya.

"Selamat datang dewa"

Poseidon senyum tipis dan duduk di kursi sebelah hecate.

"Terima kasih sudah datang kemari" Bambam menunduk dihadapan keduanya.

"Mari kita bicarakan masalahnya" Ucap poseidon.

🍁🍁🍁

Chan sama bambam lagi ngobrol sama pak mark, sedangkan yang lainnya masih di aula kecuali jongho yang balik ke ruangan dimana sakura dirawat.

Beralih ke ruang rawat junkyu dan zean, kedua raga itu terbaring lemah diatas ranjang berbeda namun diruangan yang sama.

Selang masker menutupi wajah keduanya infusan pun menancap di punggung tangan, jangan lupakan monitor detak jantung yang menampilkan garis zig-zag yang teratur.

Kepala yang terbalut perban dan juga luka yang ditutupi kapas di sekujur tubuh.

Daniel dan minhyun masuk kedalam ruangan dan memeriksa kondisi mereka. Daniel meriksa junkyu dan minhyun meriksa zean.

"Gak ada perkembangan" Ucap daniel.

"Makin buruk, dan kemungkinan mereka hidup cuman 20 persen" Sahut minhyun, ia menyampirkan stetoskopnya di leher.

Daniel menghela napasnya pelan, menatap kedua tubuh yang seakan mati tak mati itu.

"Cuman keajaiban yang bisa nyelametin mereka sekarang" Ucap daniel.

Minhyun senyum tipis dan natap daniel.

"Doa aja semoga mereka cepet sembuh" Kata minhyun.

🍁🍁🍁

Han, San sama siyeon lagi didepan kamar eunha, siyeon bawa makanan sementara Han ngetuk pintu.

"Kak eun, makan dulu yuk" Katanya.

Gak ada jawaban, san mencoba buat buka pintunya.

"Dikunci"

Siyeon natap pintu itu.

"Dobrak aja deh, perasaan gue gak enak" Ucap siyeon.

Han sama san angguk dan ngambil ancang-ancang buat dobrak pintu kamar eunha.

Brak

Brak

Brak

Dalam dobrakan ketiga pintu itu terbuka lebar dan menampakkan kamar eunha yang berantakan.

Kaca dan vas pecah berserakkan, selimut dan beberapa baju berserakkan di lantai.

Dan eunha terbaring di ranjangnya dengan tangan kanan menjuntai kebawah yang pergelangan tangannya sudah dihiasi darah kering. Dan jangan lupakan sprei kasurnya yang sudah berubah warna menjadi merah darah.

"KAAKKKKKKKKKK EUNHAAAAAAAAAAAAAAA" Tiga orang itu kaget dan berteriak sampai siyeon menjatuhkan nampan makanannya.

🍁🍁🍁

Suara detik jarum jam itu terdengar jelas di indra pendengaran. Eunha terbaring lemah dengan wajah damainya, dan di sampingnya wooseok setia menemani.

"Maafin aku yaaa eun" Kata wooseok sambil genggam tangan eunha lembut.

Gak lama daniel masuk ke ruangan dan nepuk bahu wooseok.

"Kita butuh donor darah secepatnya" Kata daniel.

"Bisa kan gue donorin darah?" Tanya wooseok.

"Gak, golongan darah eunha itu langka gak sembarangan darah bisa di donorkan buat dia" Jawab daniel.

Wooseok menghela napas berat.

"Doain aja ya" Daniel menyemangati wooseok.

To be continue

Zahra Zafan

𝙿𝚊𝚜𝚒𝚏𝚒𝚔 [✔]Where stories live. Discover now