√ Dingin dan bekunya hati

128 39 4
                                    

Chanyeol mendesah lelah, tak ada cara lain untuk mengambil permata.

Ia dengan hati yang dag dig dug, menghampiri keempat tamunya yang berada di ruang makan.

"Maaf menunggu lama" Ucapnya.

"Tidak apa yang mulia" Sahut sunwoo.

Mereka duduk, chanyeol tengah menyiapkan kata-kata yang pas untuk disampaikan pada para tamunya ini.

"Sebelumnya saya minta maaf," Chanyeol menundukkan kepalanya.

"Saya tidak bisa menemukan cara lain, hanya itu jalan satu-satunya kalau kalian ingin mengambil permata itu" Lanjut sang raja.

Shuhua sudah menduganya, ia hanya tersenyum tipis.

"Tak apa yang mulia, mungkin zeus sudah merencanakan semuanya" Ucap shuhua.

Sunwoo natap shuhua gak percaya.

"Akan saya antarkan kalian sampai ke bibir gua" Kata chanyeol.

🍁🍁🍁

Gua itu sangat dingin, itu yang dirasakan kelimanya. Chanyeol berada didepan dan meletakkan telapak tangannya didepan gua.

Tak lama ratu penguin dan raja beruang keluar, lalu mereka berubah menjadi manusia.

"Salam hormat yang mulia raja chanyeol" Keduanya membungkuk hormat.

"Ada apa gerangan baginda datang kemari?" Tanya doyoung si raja beruang.

"Aku hanya mengantarkan mereka, yang ingin membawa permata utara" Jawab chanyeol sembari menunjuk keempat tamunya.

Doyoung dan sejeong menatap keempatnya dan menghela napas.

"Mari masuk" Ajak sejeong.

"Aku tidak bisa ikut kalian, semoga berhasil" Chanyeol menepuk bahu sunwoo.

Sunwoo jalan terlebih dahulu, setetes salju jatuh ke bahunya dan membeku disana.

"Ahhhh" Sunwoo kaget.

Doyoung menatap sunwoo.

"Maafkan kami" Ucapnya.

"Maksud anda apa?" Tanya chaerin.

Ketika memasuki gua, permata utara yang berwarna hijau zamrud itu berada diatas sebuah batu bersinar sangat indah dan terang.

"Zeus sudah membuat satu peraturan, yang bahkan fairy ataupun raja dan ratu tak bisa mengelaknya" Jawab sejeong.

"Aturan apa?" Tanya seonho pelan, ia kedinginan.

"Berkorban atau dikorbankan" Jawab doyoung.

Keempat anak itu terdiam membisu.

"Kalian bercanda kan?" Tanya shuhua gak percaya.

"Maafkan kami" Doyoung sama sejeong nunduk dalam. Gak berani natap keempat demigod di depannya.

🍁🍁🍁

Yujin masih nangis dibahu eunsang, dia masih segukan. Gak percaya sama apa yang terjadi.

"Sa, kak lia" Yujin gak sanggup buat ngomong panjang.

Eunsang cuman bisa ngelus rambut yujin lembut.

"Udah jin, ini udah takdir" Kata eunsang lembut.

Mau tau apa yang terjadi sama mereka?

Flashback: on

Wendy nunjukkin permata selatan yang berwarna hitam di ruangan khusus.

Keempat demigod ini kagum saat melihatnya, wendy cuman bisa senyum tipis.

"Ini permatanya ratu?" Tanya yeonjun masih dalam mode kagum.

"Iya, kalian bisa bawa permatanya" Jawab wendy.

Namun ada janggal dari ucapan wendy, itu yang dirasakan eunsang.

"Tunggu, sebelum kalian ngambil permata itu saya cuman mau bilang kalau misi ini harus ada salah seorang dari kalian yang mengorbankannya nyawanya" Kata wendy.

Deg

Keempatnya saling berpandangan.

Wendy meninggalkan keempatnya dan kembali masuk kedalam ruangannya.

"Mungkin ini waktunya kita buat pisah" Ucap yeonjun.

"Hussh, jangan ngomong gitu" Sahut lia.

"Kak" Panggil yujin lemah.

Lia meluk yujin.

"Gak apa, kita pasti balik dengan selamat kok" Bisiknya.

Yujin gak percaya ucapan lia, dia menggeleng kuat.

"Enggak kak" Katanya.

Lia lepasin pelukannya.

"Kakak jangan ninggalin kita" Ucap yujin.

"Enggak akan" Sahut lia.

"Gue tau lo khawatir" Kata yeonjun pada eunsang.

"Lo gak ada niat buat berkorban kan kak?" Tanya eunsang.

Yeonjun cuman senyum tipis.

"Abis ini, bilangin sama yeji kalau gue sayang banget sama dia. Bilang juga, jangan mainin hatinnya mark" Yeonjun meluk eunsang.

Eunsang cuman angguk aja, gak paham dia.

Yeonjun jalan kearah permatanya, dia megang permatanya dan perlahan dia mulai membeku.

"Yeonjunnnnn" Lia nyamperin yeonjun.

Dan akhirnya, kedua orang itu membeku bersamaan dengan lia yang megang tangan yeonjun, dan yeonjun yang udah berhasil ngambil permatanya.

Yujin langsung jatuh dan nangis keras banget. Dia gak percaya apa yang terjadi didepan matanya itu.





To be continue

Zahra Zafan

𝙿𝚊𝚜𝚒𝚏𝚒𝚔 [✔]Where stories live. Discover now