√ Walking in the time

121 38 3
                                    

Senyum jihoon gak pernah pudar sedari tadi, sanha sama yedam jalan dibelakang dia.

"Jeongwoo apa kabar?" Tanya jihoon tanpa menatap kedua tamunya.

"Dia baik," Jawab sanha.

"Minju sama heejin kemana kak?" Tanya yedam.

"Astaga, kita lupa sama mereka. Duhhh gimana ini?" Sanha jadi panik sendiri.

"Kalian kesini berempat?" Tanya jihoon.

Sanha mengangguk.

"Udah tenang aja, mereka pasti baik-baik aja. Gue jamin" Kata jihoon menenangkan.

"Bener ya kak?" Ucap yedam.

Jihoon menganggukkan kepalanya.

"Kak, kita kok bisa disini?" Yedam nanya lagi. Kok dia jadi bawel ya.

"Mana gue tau dam" Jawab sanha.

"Yuk ikut gue" Jihoon berjalan mendahului sanha dan yedam.

🍁🍁🍁

"Ppp-errr-maa-tta" Sanha dengan terbata-bata menunjuk sebuah permata berwarna merah yang ada diatas batu.

"Iya, kalian berdua bisa ngambil permata itu" Kata jihoon.

"Kakak serius?" Tanya yedam tak percaya.

"Huum, gue kan fairy yang ngejaga permata ini"

"Kak jihoon?" Suara dari belakang membuat ketiganya berbalik.

Disana minju sama heejin datang.

"Lohhh kalian darimana aja?" Tanya sanha khawatir.

"Kita tadi kesasar, abis itu ketemu sama fairy dan dianterin kesini" Jawab heejin.

"Yaudah sini" Yedam melambaikan tangannya.

"Ini serius kak ji mau ngasih permatanya?" Tanya minju.

"Iyalah, masa gue bohong" Jawab jihoon yakin.

🍁🍁🍁

"Waktu kalian dikit lagi" Kata jihoon.

"Makasih kak" Ucap yedam.

Jihoon natap keempat temen dan adiknya itu dengan tatapan sendu.

"Kalian hati-hati yaaa abis ini" Ucap jihoon.

"Kakak ikut kita kan?" Tanya minju.

Jihoon menggelengkan kepalanya pelan dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

"Kenapa ji?" Tanya heejin.

"Tempat gue udah disini, gak akan bisa balik ke tempat kalian. Gue udah jadi fairy dunia gue disini" Jawab jihoon.

"Kak ji serius?" Mata yedam udah berkaca-kaca.

Jihoon nunduk, gak berani buat natap mereka berempat.

Sanha nepuk bahu jihoon dengan air mata yang udah basah di pipinya.

"Gue gak maksa lo, semoga abis ini kita bisa ketemu lagi ya" Ucapnya.

"Sampein salam gue buat jeongwoo, junkyu, zean sama bang uncuk kalau mereka selamat" Kata jihoon.

"Satu hal yang pasti san, gak ada yang abadi di dunia ini. Jadi, selamat kalian bisa pulang dengan aman" Ucap jihoon.

"Maksud lo apa ji?" Heejin tak paham.

"Misi ini, harus ada salah seorang yang berkorban atau dikorbankan" Jawab jihoon.

"Kakak bercanda kan?" Yedam gak percaya.

"Maafin gue, ini aturan zeus dan harus dipatuhi. Tapi untungnya kalian kelompok yang beruntung"

Sanha meluk jihoon.

"Gue gak mau adik, kakak atau temen gue pulang dengan keadaan gak baik" Bisik sanha.

Jihoon nepuk punggung sanha.

"Mereka pasti baik-baik aja, lo gak usah khawatir. Zeus punya rencananya sendiri" Balas jihoon.

Yedam, minju dan heejin ikutan pelukan, ini saatnya mereka balik.

"Jaga diri kalian yaa, gue nitip jeongwoo" Kata jihoon sebelum keempatnya menghilang bersama cahaya yang bersinar terang.

🍁🍁🍁

Sanha bangun pertama kalinya dan disambut dengan senyuman wonjin yang manis.

Wonjin meluk sanha, sanha nangis. Gak bisa nahan air matanya, "jinnn"

"Nangis aja kak" Kata wonjin sambil ngusap lembut punggung sanha.

Gak lama yedam, minju dan heejin bangun dan langsung dikasih minum sama seunghun dan doyeon. Ketiganya natap sanha yang nangis dengan pandagan bingung.

"San, lo kenapa?" Tanya heejin.

Seunghun natap wonjin.

"Dia gapapa, cuman syok aja. Kalian istirahat aja" Kata seunghun.

🍁🍁🍁

Sanha lagi ngobrol sama seunghun dan wonjin di pinggir danau.

"Mereka gak inget apa-apa?" Tanya sanha.

"Iya, karena zeus cuman mau satu orang aja buat nanggungnya. Biar dia tahu kenapa harus orang itu yang mengingatnya" Jawab seunghun.

"Kalau kakak mikir zeus jahat, jawabannya iya. Tapi dari itu semua kakak bisa ngambil hikmahnya" Ucap wonjin yang seolah tau apa yang ada dipikiran sanha.

"Lo bener, gue bisa ngambil hikmah dari semua kejadian yang gue alamin" Kata sanha dengan senyumnya.

"Tiga hari lagi kalian pulang, junkyu sama zean gak bisa lama-lama dalam keadaan kaya gitu" Ucap seunghun.

"Iya kak" Sahut sanha.






To be continue

Zahra Zafan

𝙿𝚊𝚜𝚒𝚏𝚒𝚔 [✔]Where stories live. Discover now