2. Giliran sandiwara

8K 1.4K 981
                                    

Tadi sore sebelum Rose pulang dari segala keperluannya, Rose meminta Johnny untuk menemaninya minum di salah satu bar kecil yang sepi tetapi nyaman untuk berlama-lama disana. Sebuah bar kecil yang biasanya hanya di kunjungi oleh mereka yang ingin sendirian. Letaknya di dalam sebuah perumahan di daerah Kemang. Johnny yang pertama kali mengenalkan bar tersebut kepada ketiga sahabatnya karena tidak jauh dari tempat percetakan buku Johnny.

"Setau gue sesama zodiak masih nggak apa-apa. Kecuali Gemini dan Gemini, bahaya." Ucap Rose yang sedang melihat-lihat horoskop.

"Iya ngerti. Tapi lo tau Aquarius itu identik mudah bergaul. Apalagi Jeffrey, orangnya supel abis. Kalo ada cewek yang bisa nyingkirin posisi lo dari Jeffrey, Jeffrey bisa aja kepincut sama cewek itu." Jelas Johnny.

"Jadi intinya gue nggak bisa sama Jeffrey kan John?" Tanya Rose dengan sarkas lalu meminum segelas bir sampai habis.

"Bukan begitu sih... Buat cari aman aja."

"Cari aman? Gue selama 13 tahun udah cari aman banget cuy. Tapi dia susah banget nyari cewek bahkan gue yang selalu di samping dia aja nggak pernah di lirik." Rose mengucap dengan tangannya yang memukul-mukul dadanya.

"Mas! Tambah!" Rose meninggikan gelasnya ke arah Mas-mas bar tersebut.

"Gajadi Mas. Rose, lo udah mabuk banget." Ucap Johnny yang menaruh kembali gelas Rose.

Lonceng pintu bar berbunyi tanda seseorang masuk. Johnny melihat Jeffrey dan Jennie masuk ke dalam bersamaan. Johnny menggaruk tulang hidungnya. Bagaimana Jeffrey dan Jennie tahu bahwa mereka ada disini.

"Loh?! Kalian disini juga?! Nggak ngajak kita?! Jahat lo!" Jeffrey pura-pura menarik kerah baju Johnny.

"Lo kenapa bisa berduaan kesini? Kebetulan banget. Gue sama Jeffrey abis belanja loh. Nanti kita masak-masak di rumah oke!" Ucap Jennie dengan antusias.

"BM aja kesini." Balas Johnny.

Jeffrey melirik Rose yang sempoyongan menatap gelasnya yang sudah habis. "Dia mabuk ya?" Tanya Jeffrey yang di angguki Johnny.

"Duh John kenapa lo biarin Rose minum sih. Udah tau dia lemah banget." Omel Jennie seraya melepas ikat rambutnya lalu diikatkan pada rambut Rose yang tampak berantakan. Johnny menghela nafasnya "Gapapa. Kasian dia lagi kusut."

Jeffrey menepuk-nepuk pundak Rose sehingga Rose menengok. Rose tersenyum manis dan membuka tangannya lebar-lebar. "Eh! Sayangnya Rose!"

"Iya! Sayangnya Rose disini!" Balas Jeffrey dengan gemas lalu sedikit menundukkan tubuhnya agar Rose bisa memeluknya dengan erat. Melihat Jeffrey dengan mudah mengucapkan kalimat itu, Johnny rasanya pengen nojok, jadi cowok kok nggak peka-peka.

Ini Jeffrey kelewat polos atau emang bego? Ini sih kata batinnya Johnny.

"Kita pulang aja ya? Kasian Rose udah mabuk banget." Semuanya menyutujui usulan Johnny. Johnny memilih untuk membeli beberapa botol bir untuk mereka minum di rumah.

Johnny dan Jennie berjalan lebih dahulu. Sedangkan Rose masih enggan melepas pelukannya. Johnny benar, Rose terlihat sangat kusut. Jeffrey pun perlahan mengubah posisi Rose agar bisa ia rangkul dan di tuntunnya keluar dari bar.

"Rose?" Jeffrey menepuk pelan pipi Rose. Johnny masih menunggu Jeffrey karena Jeffrey yang membawa mobil. "Jeff, buka mobilnya." Ujar Jennie.

"Gabisa. Ini Rosenya gamau lepas." Balas Jeffrey.

"Yaudah mana kunci mobilnya?"

"Di kantong celana."

Johnny pun menarik kunci mobil dari saku celana samping jeans yang di kenakan Jeffrey. Jeffrey pun memasukkan Rose ke dalam mobil bagian tengah di susul olehnya. Johnny mengemudi dan Jennie duduk di sebelah Johnny.

Zodiac mateOù les histoires vivent. Découvrez maintenant