19. Pisah

6.6K 1.1K 1.9K
                                    

Rose beneran nggak keluar dari kamar sejak semalam. Dia melewatkan makan malam, terus bergadang dan melewatkan sarapan. Semalaman ia habiskan waktunya untuk bermain PUBG di komputernya. Kalian bertanya apakah Rose sudah mengeluarkan air matanya? Belum. Sama sekali belum. Rose sudah mencoba menangis tetapi tidak keluar. Makanya Rose milih untuk main PUBG biar pikirannya lebih jernih. Tapi karena mainnya diiringi emosi, lumayan chicken dinner 7 kali.

Sesekali Rose melirik ke arah kasur Jennie yang tidak berpenghuni, soalnya penghuninya tidur di kamar pacarnya. Ck, kelamaan suka sampai akhirnya ketikung. Rose benci dengan Jeffrey, juga dirinya sendiri.

Paginya Rose masih sama sekali enggan keluar dari kamar. Meskipun Johnny sudah memaksanya, Rose tetap tidak mau.

Akhirnya Rose memaksakan dirinya untuk bangun dan langsung menelepon seseorang. Sampai suara orang tersebut membuat Rose langsung mengerjapkan matanya, "halo, Rehan?"

"Iya dok kenapa?" Tanya Rehan dari seberang sana.

"Punya kenalan supir mobil pick up nggak?"

"Hah? Tiba-tiba banget dok? Abang saya bukan supir sih tapi bisa bawa mobil pick up. Kenapa dok?"

"Mas Obi? Bisa nggak ya dia bawain mobil pick up kesini? Sekalian sama tenaga yang lain deh soalnya banyak yang dibawa dan berat. Feenya terserah Mas Obi."

"Bisa deh entar saya bilang Bang Obi. Emangnya kenapa dok?"

"Saya mau pindahan."

❥ 𝚣𝚘𝚍𝚒𝚊𝚌 𝚖𝚊𝚝𝚎

Johnny masih di meja makan bersama Jeffrey yang hanya diam menatap entah ke arah mana dengan tatapan kosong. Johnny tahu pasti apa yang sedang Jeffrey pikirkan.

"John, Rose belum mau keluar dari kamarnya?" Tanya Jeffrey. Johnny mengangguk.

"Gue aja deh—" Jeffrey yang hendak bangun ditahan oleh Johnny, "kalo lo yang nyuruh, yang ada dia semakin nggak mau keluar. Biarin aja. Entah kalo lapar juga keluar sendiri."

Jeffrey kembali duduk dan kembali bengong.

Suara kunci pintu kamar Rose akhirnya terbuka. Jeffrey dan Johnny serempak menoleh ke arah Rose yang keluar dari kamarnya dengan pakaian rapih berjalan ke luar rumah. Kedua teman lelakinya ini langsung menghampiri Rose yang berjalan setelah membuka pintu masuk lebar-lebar. Tiga lelaki yang tidak dikenal dipersilahkan masuk ke dalam rumah dan ditunjukkan dimana kamar Rose.

"Mas Obi hatur nuhun. Punten tos ngarerepotin... " Ucap Rose menghampiri Obi, Abangnya Rehan. Obi hanya tertawa dan menjawabnya. [Mas Obi terima kasih. Maaf ngerepotin.]

"Santai atuh. Kalaresan nuju teu aya pagawean, dok." Balas Obi. [Kebetulan saya lagi nggak ada kerjaan.]

Lalu di belakang Rehan menghampiri Obi dan sedikit membungkukkan badannya ketika ia sampai di depan Rose. "EMANG cuma gue doang orang Sunda tapi nggak bisa bahasa Sunda." Kata Rehan menghampiri Obi.

"Yeu kan lo lahir dan besar di Jakarta." Kata Obi yang juga pandai berbahasa selayaknya Jakartan.

"Dok, putus sama pacarnya ya? Sampe pindahan?" Tanya Rehan ngasal. Obi menoyor kepala Rehan, "Abang!"

"Gitu deh Reh panjang ceritanya."

Sedangkan di lain tempat Johnny dan Jeffrey saling lihat-lihatan. Sampai tiga lelaki tidak dikenal itu menggotong lemari Rose bersamaan. "Loh loh? Apaan nih?!" Jeffrey menggerutu. Begitu pula Johnny yang sudah menduga, ia hanya menghela nafasnya.

Zodiac mateWhere stories live. Discover now